🍄5. Masih Aira🍄

2.4K 158 25
                                    

Aira berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Perasaannya menjadi buruk setelah Saga menolaknya tadi. Aira anak tunggal dengan segala kemewahan yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Namun, meski semua kebutuhan terpenuhi ia tetap senang melakukan banyak hal sendiri. Termasuk tadi, ia lebih kesal karena saga yang menolak tawarannya dibandingkan sikap dingin saga padanya.

Kini Tuan Hartanto tengah duduk di ruang tengah seraya membaca artikel dari ponsel miliknya. Saat itu Aira berjalan mendekat lalu duduk di sofa yang berada di samping sang ayah. Sang ayah memerhatikan anak gadisnya yang nampak kesal. Ia lalu meletakan kacamata dan ponsel miliknya di meja.

"Kenapa muka kamu gitu?" tanya Tuan Har pada anak gadisnya.

"Hmm, lagi kesel Dad." Aira menjawab cepat lalu menyandarkan tubuhnya pada kepala sofa.

"Iya kesal kenapa?"

"Aku tadi ke Candramawa sama Tante Nindi."

Pria paruh baya itu menatap dengan serius pada gadis cantik bermata sendu di hadapannya. "Terus ketemu Saga dong?"

Gadis itu mengangguk, "Aku tertarik sama tawaran Tante Nindi tentang resort itu. Tapi dia tolak mentah-mentah bahkan dia enggak tanya proyek apa yang udah aku kerjain. Emang sih proyek yang aku tanganin sebelumnya proyek kecil-kecil tapi 'kan harusnya dia berusaha lihat dulu atau apa gitu."

"Hahaha, Saga emang agak susah orangnya. Bahkan kalau Dady yang minta belum tentu dia mau turutin. Kamu sendiri yang harus tunjukkan result berdasarkan pencapaian kamu sendiri. Jujur, dady sih salut dan menghargai keputusan-keputusan Saga yang memang unik dan selalu berhasil."

Aira menatap kesal pada sang ayah. Sementara hatinya berkata lain, melihat sang ayah yang memuji Saga buat ia semakin penasaran pada pria itu. Pesona Saga memang tak bisa dielak meski dingin dan ketus tadi, tapi ketampanan dan tatapan tajam Saga buat hatinya berdebar.

"Hmm, Dad besok jadi 'kan kita makan malam di rumah tante Nindi?" Aira bertanya berusaha tak terlihat antusias.

Tuan Har mengangguk, "jadi dong.* Ia lalu mendekatkan wajahnya pada sang putri. "Gimana Saga menurut kamu?" tanyanya.

Pertanyaan sang ayah buat Aira gugup, tentu saja ia terpikat sejak lama. Banyak pertemuan yang membuatnya bisa melihat pria itu dan kini ketika ia memiliki kesempatan untuk dekat dengan Saga tentu saja Aira tak akan menolaknya. Aira sudah jatuh cinta dan bahkan bertemu Saga tadi buat jantungnya berdebar sampai saat ini. Pesona si pemilik kulit putih itu sulit di tolak meski sikapnya dingin dan ketus.

"Dady, kenapa tanya kaya gitu sih? Aku ke kamar dulu ah." Aira gugup kemudian segera berjalan ke kamarnya.

Yang Aira lalukan jelas sekali terbaca oleh sang ayah yang sudah menduga kalau ada benih-benih cita di hati Aira. Dan tentu saja dengan begitu akan lebih mudah baginya untuk menjodohkan sang buah hati dengan Saga seperti kesepakatan yang ia lakukan dengan Nindi beberapa waktu lalu.

***

Haris, Saga dan Reres kini berada di ruangan sang atasan. Reres sejak tadi masih merasa tak enak badan karena kelelahan. Setelah pulang dari Bali ia tak bisa langsung beristirahat. Pulang dari memproses bayi, Reres harus segera mengikuti Saga dengan segala aktifitasnya dan itu buat tenaganya cukup terkuras.

Haris duduk berhadapan dengan Saga dan laptop kerjanya. "Saya merasa planning kita sebelumnya masih bagus banget Pak dan enggak perlu ada perubahan."

Oh My CEO (END)💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang