Pagi seperti biasanya Reres mengawali hari libur dengan membersihkan diri, sarapan, lalu bersiap untuk membantu Saga menyiapkan keperluan hari ini. Setelah selesai dengan kebutuhannya, Reres melangkahkan kaki menuju kamar sahabatnya. Segera membangunkan pemilik kulit putih itu yang masih terlelap.
"Ga, bangun sarapan yuk."
Perlahan Saga membuka matanya yang masih berat. Ia duduk sambil berusaha mendapatkan kesadaran, tatapannya menatap Reres yang usaha terlihat rapi. Dengan mengenakan t-shirt putih yang dipadukan dengan jaket denim, celana jeans panjang, rambut yang di biarkan tergerai dengan bando mutiara putih kekinian, saat Reres menoleh, gadis itu juga memoles wajahnya dengan cantik.
"Mau ke mana Lo?" tanya Saga.
Reres berjalan mendekat lalu meletakkan pakaian Saga di dekat pria itu. "Panti asuhan kan gue udah jadwal rutin? Masa Lo lupa?"
"Sejak kapan Lo suka dandan gitu?"
"Sejak lama, biasanya gue dandan setelah gue ngurusin Lo. Tapi, hari ini gue mau buru-buru pergi."
"Kenapa harus buru-buru?" Saga terus bertanya mengintrogasi sahabatnya. Bahkan ia bisa mencium kalau gadis itu memakai parfum yang berbeda.
"Karena Mas Haris mau sekalian ajak gue sarapan. Kapan lagi kan sarapan di luar gratis?" Reres menjawab kemudian tersenyum.
Baru kali ini ia melihat Reres berdandan, mengenakan pakaian dengan apik, bahkan rambutnya ia tata dengan cantik. Jujur, Saga akui Reres cantik, dengan tatapan sayu senyum dari bibir tipisnya yang ia poles dengan lip tint peach.
"Pake eyeliner segala, perona pipi. Harus banget?"
Reres menatap Saga dengan kesal. "Kok Lo bawel sih?"
Saga terdiam, entah kenapa ia jadi begitu kesal karena Reres pagi ini. "iya-ya aneh aja lihat Lo begini."
Reres berjalan menuju meja rias, menatap cermin memerhatikan dirinya, melihat eyeliner yang ia kenakan. "Rapi kok, apa yang salah?" tanya Reres pada dirinya sendiri. Sementara Saga memilih meninggalkan kamar dan menuju kamar mandi.
"Gue mandi dulu," pamit Saga.
"Jangan lama-lama," titah Reres.
Langkah Saga terhenti ia menatap Reres. "Bosnya Anda atau saya?" tanya Saga sambil menunjuk dirinya saat mengatakan saya.
"Saya," jawab Reres sambil menunjuk Saga.
Jawaban Reres buat Saga berdecak kesal. "Heh!"
"Hehehe, Anda." Reres meralat lalu tersenyum dan menjulurkan lidah. "Ini hari libur, gue enggak mau tau. Kalau Lo mandinya lama, gue bakal pergi tanpa ijin."
Saga kesal, lalu melangkah cepat masuk ke dalam kamar mandi. Sampai di kamar mandi ia menatap pada kaca wastafel, mengacak rambutnya entah kenapa ia terus merasa kesal belakangan.
"Kayanya gue harus cari pacar baru." Ia bernarasi. "Res siapin baju pergi gue! Gue mau pergi hari ini! Chat Vinny gue mau ketemu dia!"
"Oke!" Sahut Reres dari luar. "CD nya sama celana pendek gue taro di depan pintu."
"Oke!" Saga kemudian berjalan menuju pintu dan mengambil celana miliknya
Saga kemudian segera bergegas mandi sesuai apa yang dikatakan Reres kalau ia tak boleh berlama-lama. Saga juga tak mau terkena ocehan dari Reres. Setelah selesai mandi ia berjalan ke luar mengenakan kimono miliknya. Reres berdiri di hadapannya memakaikan Saga kemeja. Sementara tatapannya seolah tak mau berpaling, Saga telan saliva aroma tubuh Reres begitu memikatnya pagi ini. Tatapannya juga tertuju pada bibir Reres yang sedikit terbuka karena begitu serius merapikan pakaiannya. Saga berdeham beberapa kali seolah ada sesuatu yang mencekat tenggorokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My CEO (END)💜
Roman d'amour🪻 TAMAT DI KARYAKARSA 🪻 Tak percaya pada pernikahan tapi, Restu Kanaya Putri gadis bertubuh tambun itu ingin sekali memiliki anak. Bekerja sebagai penjaga bayi besar Alvian Saga Majendra sahabat yang juga atasannya. Buat ia memberanikan diri untuk...