🍄22. Saling kesal🍄

1.5K 108 21
                                    

Reres kalah pertahanan, stimulus yang diberikan Saga buat gadis itu mengibarkan bendera putih. Keduanya sudah dalam keadaan polos. Ya, tak mengenakan apapun dan Saga kini dengan bebas mendapatkan apa yang ia inginkan sejak kemarin-kemarin. Pria itu telah berada di antara kedua kaki Reres dan sibuk memuaskan hasrat.

Reres tak menarik dulu Saga berpikir begitu, tapi di bawah tubuh Saga, sahabatnya terlihat begitu luar biasa. Ia kecup dan cium perlahan setiap kali desahan yang keluar sedikit keras. Atau ia sesekali terpaksa menutup bibir gadis itu dengan membiarkan jemarinya masuk ke dalam bibir Reres.

Saga coba tahan suara, sama halnya dengan Reres juga. Mereka tak bisa terlalu ribut, padahal biasanya Saga menyukai keributan. Pria itu terus bergerak hingga ia buat Reres dan dirinya puas. Kemudian merebahkan tubuh di samping Reres ketika sudah tuntas.

Saga menatap Reres yang memejamkan mata. Ia menaikkan selimutnya, hanya saja Reres menahan kemudian melilitkan ke tubuhnya, ia segera duduk di tepi tempat tidur.

"Lo mau ke mana?"

Tak menjawab Reres berdiri lalu melangkahkan kakinya seraya membawa pakaiannya ke kamar mandi. Gadis itu masuk ke dalam toilet kamar Saga, segera menutupnya. Ia mencuci wajahnya sambil menatap pada cermin meruntuki kebodohannya sendiri.  Harusnya ia menolak, tapi ia juga larut ketika Saga terus menggodanya. Ini salah, dan ia tau dengan jelas. Apalagi ini di rumah Saga, tuannya.

Pintu diketuk.

"Res are you okay?"

Reres menoleh lalu bedecih, ya bagaimanapun ini salahnya juga. Mau bagaimana lagi ia juga terlanjur menikmati. Dan benar apa yang ia takutkan berhubungan intim membuat seseorang merasa kecanduan. Jujur selama ini ia juga menahan hasratnya baik-baik setiap kali Saga menggoda. Dan malam ini ia hilang kendali dan akhirnya membiarkan pria itu lolos menggagahinya lagi. Reres kesal dan menyesal tapi jelas terkesan seperti omong kosong. Seperti nasi yang sudah menjadi bubur.

"Res?" sapaan Saga dari luar menyadarkan dirinya dari lamunan.

"Okay Ga," sahutnya.

Setelahnya ia memilih berpakaian, dan sedikit membersihkan diri. Lalu berjalan ke luar kamar mandi. Saga sudah memakai kimono dari piyama miliknya. Ia tersenyum saat melihat Reres ke luar dari dalam toilet. Pria itu kemudian menepuk-nepuk tempat tidur.

Reres berjalan mendekat ia lalu meletakan kembali selimut. "Tidur deh lo," kata Reres, tak ada senyum.

"Duduk sini."

Gadis itu gelengkan kepala. "Gue mau ke kamar."

Saga memerhatikan, ia tau Reres mungkin marah pada dirinya sendiri karena membiarkan dirinya mendapatkan malam menyenangkan. "Lo marah?"

"Tidur sana, gue ke kamar."

Saga menahan tangan Reres. "Temenin gue," pinta Saga.

"Apa lagi sih Ga?" kesal Reres.

Saga hela napas, sepertinya terkaannya benar. "Gue mau makan mi instan, masakin. Tunggu gue pakai baju dulu."

Saga kemudian berjalan ke toilet sambil membawa piyama miliknya, akan berganti pakaian. Reres masih terdiam di tempatnya. Kemudian ketika Saga menutup pintu, gadis itu memilih berjalan ke luar.

Saga dalam keadaan senang dan segar setelah pergumulan singkat. Biasanya ia suka berlama-lama dan berkali-kali buat lawannya takluk. Hanya saja lokasi kali ini buat ia tak bisa berbuat banyak.

Setelah selesai ia segera beralan ke luar kamar. Reres tak ada di sana, Saga segera berjalan ke luar. Ia melangkah melewati lorong, lalu menuruni tangga. Malam seperti ini rumah sudah sepi sekali. Sepertinya sang mami juga nenek sudah terlelap.

Oh My CEO (END)💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang