🍄33. Pengakuan Haris🍄

624 80 17
                                    

Sejak tadi Reres kesal dengan tingkah Saga yang terus melarangnya ini dan itu. Hal itu membuat Reres merasa tak enak pada Haris dan Aira. Rasanya malu sekali dan ingin menangis karena tingkah dan polah Saga yang makin diluar nalar. Sejujurnya, Reres jadi agak menyesal karena membantu Bu Nindi dalam usahanya mendekatkan Aira dan juga Saga.

Berkali-kali ia meminta maaf pada Haris dan juga meminta agar Aira tak salah paham. Sementara Saga dengan sengaja menunjukan semua perhatian pada Reres, Aira dan Haris agar keduanya jaga jarak.

Kini mereka berempat telah menonton, Saga memerhatikan Reres yang sibuk gigiti ujung kukunya. Reres tahan kesal dan ia jelas sedang sedih, Saga sedikit merasa bersalah dan ia tak ingin melakukan hal seperti ini pada Reres, sebenarnya. Hanya saja, ia juga tak bisa mengontrol emosinya sendiri. Haris juga sesekali menoleh, mendapati Reres yang gigiti ujung jarinya dan ia juga bisa melihat Saga memerhatikan.

Haris menggenggam tangan Reres, meletakkan pada sisi kursi dan mengusap-usapnya. Reres menoleh dan tersenyum. Haris menatap kemudian mendekati telinga Reres.

"Jangan digigit kukunya nanti jarinya kegigit habis." Haris berbisik coba menghibur gadis yang ia sukai itu.

Tentu saja, interaksi itu membuat Saga memilih mengalihkan pandangannya. Ia menatap pada film yang tengah diputar di hadapannya. Di samping Saga, Aira juga kini coba memahami situasi. Jelas gadis itu bisa menangkap kalau Saga kesal dengan apa yang dilakukan oleh Haris dan juga Reres. Hanya saja ia masih ingin berbaik sangka. Kalau hal itu Saga lakukan karena mereka berdua bersahabat sejak kecil. Seperti apa yang dikatakan oleh Nindi padanya saat mereka bertemu.

Film telah selesai diputar, tapi agaknya keempat orang tersebut sama sekali tak tau apa yang tengah mereka tonton. Tentu itu saja karena saling sibuk memerhatikan satu sama lain. Keempatnya kemudian berjalan ke luar dari studio. Aira berjalan bersama Saga di depan Haris dan Reres.

Haris masih terus mengamati Reres yang sejak tadi terdiam. Seharusnya hari ini gadis di sampingnya itu bisa merasakan bebas dari pekerjaan dan tak terkekang oleh segala hal yang dilakukan oleh Saga.

"Res," sapa Haris.

"Iya Mas?" Reres menoleh ke arah Haris.

"Habis ini kamu mau ke mana lagi?" tanya pria itu pada Reres.

Gadis yang ia sukai terdiam sejenak memikirkan ingin pergi kemana lagi. Namun sepertinya Reres menjadi malas sekali, karena ia harus bersama Saga.

"Mas maunya ke mana?" tanya Reres jadi bingung dengan kegiatan yang ingin ia lakukan karena pasti akan berakhir dengan menyebalkan.

Tentu saja Saga mendengar percakapan di antara keduanya. Pria berkulit putih itu kemudian menoleh ke belakang. "Lo tuh lagi sakit, dari tadi di dalam studio juga batuk-batuk terus. Mau ke mana lagi? Mendingan pulang."

Reres hela nafas, perasaannya jadi buruk sekali karena mendengar ucapan Saga barusan. "Kita makan dulu ya Mas. Abis itu aku mau beli atk di toko buku," ajak Reres.

Lagi mendengar ucapan Reres membuat Saga menoleh ke belakang. "Habis makan mendingan pulang. Biasanya juga lo belinya online. Lo tetap harus ingat gue di sini atasan lo."

Seperti biasa ancaman yang diberikan Saga adalah mengingatkan Reres bahwa dia adalah atasannya. Tentu saja hal itu membuat Reres merasa kesal dan juga malu karena Saga mengucapkan itu di depan Haris dan Aira.

"Tapi kan, hari ini Reres lagi libur Pak. Saya rasa semua orang itu berhak dapat jatah libur yang benar. Reres juga butuh hiburan dan istirahat dari semua penat yang dirasakan sama bekerja dari Senin sampai Jumat," kata Haris mencoba memberanikan diri mengatakan hal itu kepada Saga.

Oh My CEO (END)💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang