Mobil Haris berhenti tepat di depan rumah Saga. Hari ini adalah hari yang menyenangkan baginya. Reres senang karena pada akhirnya tak menjalani liburan dengan tetap berada di rumah dan terpaksa harus mengurusi Saga lagi dan Saga lagi.
"Makasih banyak ya Mas," ucapnya.
"Aku yang makasih karena kamu mau temenin aku," sahut Haris yang jelas merasa senang karena bisa menghabiskan waktu bersama gadis yang ia sukai.
Reres tersenyum dalam hati merasa tersanjung karena Haris ucapkan itu padanya. "Aku juga seneng karena hari ini bisa ditraktir sama Mas."
Haris tersenyum, ia lalu bergerak untuk melepaskan sabuk pengaman, ia menunjukkan jari telunjuknya seraya menatap Reres seolah meminta untuk tak keluar dulu dari dalam mobil. Haris kemudian beralih segera berjalan ke luar dan membukakan pintu untuk Reres. Gadis itu berjalan ke luar mobil kemudian menekuk lutut seraya kedua tangannya memegang ujung gaun layaknya seroang putri kerajaan. hal itu lagi-lagi membuat Haris terkekeh geli. Andai ia bisa mencubit pipi reres pasti sudah ia lakukan hanya saja ia belum berani melakukannya. Baginya Reres begitu berharga hingga menyentuh pun ia butuh persetujuan.
"Makasih, Mas." Reres ucapkan atas perhatian yang tadi Haris berikan padanya.
"Sama-sama." Haris terdiam sejenak. Rasanya enggan mengakhiri malam ini. Ia ingin tetap bersama Reres. Seharian tadi sepertinya buat Haris jadi sedikit jadi ketergantungan dengan kehadiran gadis itu.
"Mas," sapa Reres seraya mengayunkan tangan di depan wajah Haris.
Haris terkesiap, sadarkan diri setelah lamunan sesaat. "Masuk sana udah malam, istirahat ya?"
Reres menganggukan kepala. "Mas Haris juga ya, istirahat. kalau udah sampai rumah kabarin aku ya?''
haris tahan senyum atas perkataan Reres barusan. ia kemudian anggukan kepalany. "MAsuk sana, udaranya dingin. Aku nanti langsung pulang kalau kamu udah masuk ke dalam."
"Okay," jawab Reres seraya menunjukkan ibu jarinya. Setelahnya ia berjalan cepat masuk ke dalam.
Reres belum benar-benar masuk pagar saat langkah gadis itu terhenti, kemudian melambaikan tangannya pada Haris. Reres lalu menggerakkan tangannya seraya meminta Haris pulang. Haris anggukan kepala kini ia tengah berdiri bersandar pada mobil sambil melipat tangannya ke dada. Pria itu hanya menggerakkan kepalanya meminta untuk Reres masuk terlebih dulu. Reres segera mengangguk kemudian berjalan masuk sesekali ia menoleh dan tersenyum pada Haris. Jelas itu membuat Haris gemas sendiri. Lalu setelah Reres benar-benar masuk ke dalam rumah. Pria itu segera masuk ke dalam mobil dan segera melaju untuk pulang dan beristirahat.
Reres segera berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Hari ini cukup menyenangkan baginya meski Saga bertingkah menyebalkan. Setidaknya, kegiatan liburannya tak rusak berantakan.
Setelah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian, gadis itu segera berjalan menuju kamar Saga. Ia tetap harus mempersiapkan kebutuhan pria itu sebelum tidur. Saga belum tiba, dan Reres kini memilihkan piyama untuk Saga. Juga merapikan pakaian yang berantakan. Saga tak memperbolehkan siapapun masuk ke kamarnya keculai Reres. Dan kini gadis itu yang harus merapikan kelakuan barbar Saga pagi tadi saat memilih outfit miliknya. Sejujurnya ia kesal, tapi mau bagaimana lagi Saga memang seperti itu. Tak sabaran dan sering kesal karena ulahnya sendiri.
Kegiatan Reres terhenti saat pintu terbuka. Menunjukan sosok Saga yang berjalan tanpa senyum. Ia hanya melirik Reres kemudian memilih berjalan ke kamar mandi. Meskipun sedikit heran, tapi Reres tetap memilih untuk melanjutkan pekerjaannya, merapikan pakaian lalu mengganti seprai kamar Saga, membersihkan lantai dan juga mengganti air pelembab udara. Reres lalu berjalan mendekati kamar mandi membawakan piyama yang akan digunakan Saga. tepat saat itu Saga berjala ke luar dari kamar mandi dengan kimono handuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My CEO (END)💜
Romance🪻 TAMAT DI KARYAKARSA 🪻 Tak percaya pada pernikahan tapi, Restu Kanaya Putri gadis bertubuh tambun itu ingin sekali memiliki anak. Bekerja sebagai penjaga bayi besar Alvian Saga Majendra sahabat yang juga atasannya. Buat ia memberanikan diri untuk...