Selamat pagi, gaes! Di bab 1 belum ada revisi/perubahan ya. Happy reading!😍
Dan buat pembaca baru, selamat datang! Latar cerita ini diambil saat masa Pandemi Covid-19.
***
Salam penutup dari dosenku mengakhiri kegiatan kuliah online siang ini. Aku mematikan laptop lantas meregangkan tangan. Senangnya, kuliah hari ini berakhir lebih cepat dari seharusnya. Melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul satu siang, aku buru-buru merebahkan tubuh ke atas kasur. Saatnya tidur siang!
Baru saja mataku terpejam selama dua detik, terdengar suara beberapa motor memasuki halaman rumah lantas terparkir di garasi. Apakah itu tamu?
Berusaha masa bodoh, aku kembali memejamkan mata. Namun, suara ketukan di pintu kamarku terdengar. Sialan, mau tidur siang saja banyak gangguan.
"Apa?" sewotku, menatap ke arah Rizky-adik lelakiku-yang masih mengenakan seragam SMA.
"Beliin minuman sama makanan," perintah adikku. Tak ada angin, tak ada hujan.
"Lo kira gue babu?!"
Rizky berdecak. "Temen-temen gue dateng tuh, mereka belum makan."
"Terus?"
"Lo beliin lah makanan sama minuman. Mama kan lagi nggak di rumah."
Aku mendengkus kesal. Ingin menolak, tetapi setelah kupikir-pikir tidak sopan juga menganggurkan tamu tanpa diberi suguhan makanan atau minuman. Lagi pula, ini pertama kalinya Rizky membawa teman-teman SMA-nya ke rumah.
"Ya udah. Mau beli berapa?"
"Lima."
"Eh, buset! Banyak amat?!" protesku dengan mata melotot.
"Temen gue ada empat, sama gue satu, jadi lima deh."
Aku kembali mendengkus. Namun, karena aku kakak yang baik hati dan tidak sombong serta rajin menabung, maka aku menuruti permintaan adikku. Masuk kembali ke dalam kamar untuk mengambil dompet, kemudian melangkah keluar kamar.
Saat aku tiba di ruang tamu, terlihat seluruh pasang mata tertuju ke arahku. Empat teman Rizky ternyata cowok semua. Tiga orang sudah melepas masker, sedangkan satu orang masih memakai masker.
"Itu kakak gue, namanya Mbak Ayana, panggil Aya aja," ujar Rizky, menjawab rasa ingin tahu di wajah teman-temannya.
Aku mengulas senyum demi sopan santun. "Halo, salam kenal, ya."
"Salam kenal, Mbak!" sahut seorang cowok berkacamata. Ia mengulurkan tangannya padaku. "Namaku Indra, Mbak."
Aku menjabat uluran tangannya masih dengan memasang senyum. Setelahnya, terlihat lelaki yang mirip dengan Indra-tetapi tak berkacamata-berdiri lalu menyalamiku. "Aku Andre, Mbak, kembarannya Indra. Kita beda lima menit doang, kayak Upin-Ipin, tapi versi punya rambut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped by Berondong (On Hold)
Romance(Jangan dibaca dulu. Proses revisi ditunda. Dilanjut setelah cerita "Stuck with You" selesai). "Aku mau kamu, Mbak!" Satu kalimat itulah yang menjadi awal dari kisah baru Ayana. Ayana Maharani (22 tahun), mahasiswi semester 6 yang tengah disibukkan...