Bab 31 - Debat

47.7K 4.4K 143
                                    

Tarik napas dulu😌

"Mbak? Lo ngapain di situ?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mbak? Lo ngapain di situ?"

Aku benar-benar gemetar sekarang, apalagi Rizky, Farhan, dan si kembar menatapku penuh tanya. Tentu saja mereka penasaran, sedang apa aku di sini? Cepat pikirkan alasan!

"G-gue ... a-anu ..." suaraku tercekat. Ketika melihat Dipta berjalan mendekat, aku langsung berlari ke arahnya. "Dek Dipta! Temen-temen kamu dateng nih!"

Dipta mengerjap, ia menatap ke arah empat temannya. Setelahnya, kulihat dia terbelalak kaget, namun hanya sesaat, karena tak lama Dipta tampak tenang.

"Oh, kalian, ayo duduk," ajak Dipta, kemudian berjalan menuju ke sofa, menyuruh teman-temannya duduk di sana.

Tadinya aku hendak kabur, tetapi Rizky menatapku tajam, kemudian berujar, "Ikut gue."

Aku menelan ludah dengan susah payah, berjalan mengikuti Rizky lalu bergabung bersama dengan Dipta dan kawan-kawannya.

"Jadi, lo ngapain di sini?" tanya Rizky, suaranya terdengar tajam, setajam tatapan matanya, hingga aku nyaris gemetar lagi.

Aku terdiam sejenak, berpikir, mencari-cari alasan yang sekiranya masuk akal. Teringat sesuatu, aku langsung berujar,

"Lo tahu nggak kalau unit apartemennya Irfan persis di depan unit apartemennya Dipta?"

Rizky menggeleng. "Enggak. Apa lo dari unit apartemennya Mas Irfan?"

Aku mengangguk-angguk dengan semangat. Akhirnya! Kuharap Rizky percaya. Aku menghela napas panjang, agak tenang, baru kusadari kalau tadi sampai nyaris lupa bernapas.

"Irfan siapa?" tanya Farhan.

"Temen Mbak Aya," sahut Rizky.

Andre terbelalak. "Anjir, cowok?"

"Hm," gumam Rizky.

Kali ini giliran Indra yang terlihat kaget. "Mbak Aya nginep di apartemen cowok?!"

"Mereka cuma temen," ujar Rizky.

Aku terdiam, menyimak perbincangan mereka dengan rasa waswas. Bisa saja aku ditanya hal yang lain. Saat aku melirik ke arah Dipta, ayangku itu malah terlihat santai, bahkan menatapku dengan pandangan mengejek, karena aku tahu kalau dia tidak masalah jika hubungan kami ketahuan. Ah, melihat wajahnya yang seperti itu membuatku ingin memukulnya.

"Ngapain lo ke apartemen Mas Irfan?"

Rupanya interogasi dari Rizky belum selesai.

"Uhm ... bantuin milih judul skripsi," ucapku, asal.

"Milih judul skripsi kenapa sampai nginep?"

Aku kembali waswas. Adikku itu! Menyebalkan! Kenapa harus kepo?!

"Ya ... anu ... semalem sampai debat, terus lihat udah jam dua belas malam, jadi nginep sekalian deh." Bagus! Lancar sekali diriku berbohong.

Ternyata Rizky belum puas dengan jawabanku, dia terlihat akan kembali bertanya. "Kalau nginep di tempat Mas Irfan, kenapa lo bisa ada di sini?"

Trapped by Berondong (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang