Bab 18 - Cium, Cara Ampuh

74K 5.7K 301
                                    

Happy reading sayy⭐

Kayak bab sebelumnya, di bab ini juga ada revisi dari versi yang dulu.

Kayak bab sebelumnya, di bab ini juga ada revisi dari versi yang dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ditinggal berdua dengan Rina, sedangkan Dipta baru saja ke wc. Kami terdiam, tidak ada obrolan yang menyelingi. Aku sesekali melirik ke arah Rina sambil memakan makanan yang telah tersaji di meja.

“Maaf, saya boleh tanya sesuatu?”

Rina yang tengah fokus pada ponselnya kini mendongak. Dia tersenyum, menatapku. “Silakan, tanya aja. Nggak perlu sungkan sama saya.”

Aku hendak bertanya sesuatu yang tak boleh didengar orang lain. Jadi, aku memajukan duduk, berbisik kepada Rina,

“Mbak Rina ini ... mantan sugar mommy-nya Irfan?”

“Uhuk!” Dia terbatuk-batuk, tersedak ludahnya sendiri, terlihat kaget dengan pertanyaanku. “Kamu mengenal Irfan?”

“Iya. Saya sahabatnya Irfan.”

Dapat kutangkap raut panik di wajahnya.

“Apa Irfan sering bercerita tentang saya ke kamu?"

Aku mengangguk dengan jujur.

"Dia juga pernah nunjukin fotonya Mbak Rina, makanya saya tahu. Irfan bilang dia gagal move on dari Mbak Rina, katanya udah jatuh cinta."

"Fan, gue bantu lo nih. Ntar lo harus berterima kasih," batinku.

"Astaga ... dia sampai cerita begitu ke kamu?"

"Iya. Kalau Mbak Rina, apa nggak jatuh cinta juga sama Irfan?"

"Kamu pasti tahu 'kan? Hubungan saya dan Irfan nggak seharusnya melibatkan perasaan."

"Tapi, nggak ada salahnya kalau saling cinta." Aku terdiam sejenak, mengamati Rina yang juga hanya diam. "Irfan bilang, dia mau nembak Mbak Rina. Tolong terima sahabat saya kalau anda ada rasa juga sama dia."

"A-apa katamu? Nembak?!"

Rina terlihat syok. Dia sampai tak lanjut berkata-kata. Namun, tak lama setelahnya, dia kembali tenang.

"Tolong beri tahu Irfan, saya nggak bisa nerima dia. Jadi, dia nggak perlu nembak saya."

Oh, tidak. Irfan belum mencoba, tetapi sudah ditolak duluan. Kalau begini, aku tak tega padanya.

"Boleh saya tahu alasannya apa? Kalau karena Irfan pernah jadi sugar baby, itu masa lalunya. Sejak ketemu anda, dia udah berhenti, terakhir sama anda."

Rina tak menjawab pertanyaanku, mulai aku lihat dia gelisah.

"Atau karena umur? Nggak masalah beda sembilan tahun. Karena uang? Irfan pintar nyimpan uang, dan setelah lulus kuliah dia pasti akan langsung kerja nerusin Papanya yang punya usaha. Atau ... anda nggak percaya diri karena janda?"

Trapped by Berondong (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang