Dipagi harinya..
Shani kesulitan untuk berjalan karna bekas pukulan sabuk di kakinya mulai terlihat memarnya, kakinya di seret menuruni tangga.Pelayan hanya melihat iba nyonya itu, mereka tidak bisa membantu nyonya itu karna jika mereka sampai menolong sang nyonya, tuan mereka akan memecat mereka tampa pesangon.
Setiap pijakan rasanya sakit sekali, belum lagi badannya masih terasa linu setelah abimanyu menyentuhnya hingga pagi menjelang.
Langkah shani tiba-tiba terhenti melihat ibu mertuanya "shani! "
"Mamah, mamah ada disini? Sejak kapan? Awwss"shani ingin mendekati ibu mertuanya tapi kakinya sangat sakit jika dilangkahkan dengan cepat
Ibu mertuanya yang khawatir mulai mendekat dan melihat luka memar di kaki shani"abi dimana? "
"Mas abi masih di kamar mah.. "
"Dia itu keterlaluan! Sejak kapan luka itu ada dikaki kamu? "Tanya ibu mertua
"Semalam mah! Eh ini semalam shani terjatuh di kamar mandi, shani kurang hati-hati sedikit"bohong shani
Ibu mertua shani hanya menghela nafas panjang, kelakuan anaknya sungguh keterlaluan. Walaupun benci tindakan kdrt tidak pernah dibenarkan.
"Eh mamah.. Sejak kapan mamah datang? "Abimanyu muncul dari arah belakang shani
"Baru saja nak"
"Shan buatkan teh ya.. "Perintah abimanyu
"Iya mas"shani ingin melangkah kedapur namun tubuhnya ditahan
"Mamah perlu bicara pada kalian berdua! Ikut mamah"ibu dari abimanyu mengarahkan anak menantunya kesebuah ruangan yang cukup pribadi, diruangan itu hanya ada satu set sofa dan buku-buku tersusun rapih disisi kanan kiri tapi bukan perpustakaan.
Mereka berdua didudukan di sofa yang sama"abi! Shani! Selama mamah hidup berumah tangga.. Papah kalian itu tidak pernah menyakiti mamah sedikit pun bahkan dia tidak membiarkan mamah mengerjakan pekerjaan rumah ketika hamil.. Abi! "
Mata abimanyu langsung mengarah ke arah ibunya"iya mah"
"Mamah kecewa sama kamu.. Mamah ini tidak bodoh sampai dibohongi oleh shani soal lukanya.. Ada perbedaan dimana luka yang ditimbulkan karna jatuh dan dicambuk"
Shani menunduk ketika ibu mertuanya melihat kearahnya "istrimu.. Melindungi nama baikmu dengan menyembunyikan fakta ini, bi mamah hanya ingatkan kamu.. Shani sedang hamil! Anakmu.. Adik azizi! Kamu tega menyiksanya seperti itu"
"Rasa sakit itu tidak sebanding dengan dosa ayahnya yang melenyapkan istriku mah.. Dia anak pembunuh itu mah! "Jawab abimanyu penuh penekanan
"Ya rabb.. Ampuni dosaku yang telah gagal mendidik anakku sendiri. Mamah kecewa abi! Mamah kecewa! Dengan sikap kamu sekarang.. "
"Bagi abi dia bukan siapa-siapa.. Mati pun abi tidak peduli! "Bagaikan tersambar petir di pagi hari ketika mendengar ucapan abimanyu
"Astagfirullahaladzim.. Abimanyu! Istighfar kamu nak.. Dia istrimu! Ya Allah.. "Ibunya sangat kecewa
"Apa yang abi bisa pedulikan? Ayahnya sudah mengambil nyawa ibunya azizi mah.. Jadi untuk apa abi peduli padanya, toh mau dia mati atau hidup abi tidak peduli! "
Air mata shani mulai jatuh, hatinya sakit sekali.. Rasanya dia sudah dibuat mati oleh suaminya sendiri. Ibu mertuanya tidak tega melihat menantunya yang baik terus disakiti.
"Mami! "Panggil azizi dari luar
"Iya sayang sebentar"shani mengusap air matanya
"Shani izin pamit temui zee dahulu mah, mas.. "