Aku dobel up nih..
Janji ya jangan pada nangis!
°
°
°Pertunjukan pentas disekolah achara pun dilaksanakan untuk memperingati hari ibu, anak itu sungguh bahagia dari pementasan.
Dengan di dampingi azizi, omah opah maka achara tidak pernah merasa kesepian.Pentas seni pun dimulai, persembahan demi persembahan diberikan oleh anak-anak di setiap kelasnya. Azizi maupun omah opah sudah antusias melihat achara tampil.
"Cucu kita sebentar lagi tampil pah" omah begitu menunggu penampilan achara
"Iya.. "
"Yee achara! "Teriak azizi ketika team kelas achara tampil
Dengan lucunya anak-anak tampil bernyanyi di hadapan para orang tua, achara terlihat happy sekali ketika bernyanyi apa lagi ketika matanya melihat ada kakak juga omah opah yang hadir.
Lagu-lagu anak-anak dinyanyikan setelah itu semua anak berkumpul menjadi satu dan menyanyikan lagu kasih ibu.. Disaat itu senyuman azizi turun melihat achara yang berdiri membawa bunga Mawar, azizi tau kelanjutan dari acara itu.
Ketika anak-anak selesai menyanyikan lagu kasih ibu, guru mereka meminta anak-anak menemui ibu mereka untuk memberikan bunga dan memeluknya.
Semua anak berlari menuju ibu mereka sedangkan achara diam mematung di atas panggung, sambil melihat kearah azizi juga omah opahnya.
Semua anak sudah memeluk ibu mereka dan tinggallah achara seorang diri diatas panggung, anak itu tidak menangis tapi semua mata tertuju padanya.
Ibu guru menghampiri achara "anak pintar harus selalu tersenyum "
"Iya miss.. Rara tidak sedih karna rara yakin mami lihat dari surga"ucapan itu sukses membuat air mata gurunya jatuh
Azizi pun berlari kearah panggung dan memeluk adiknya "rara! "Air mata azizi jatuh saat itu juga
Dari jauh terlihat abimanyu berdiri melihat adegan penuh air mata itu, abimanyu melangkah mendekati putrinya. Omah opah melihat abimanyu yang terus maju ke depan.
Sampai di depan panggung, abimanyu menyetarakan tubuhnya dengan achara dengan berlutut "daddy! " achara terkejut begitu pun dengan azizi
"Mami adalah ibu yang luar biasa hebat.. Rara lahir dari ibu yang sangat hebat. Daddy yakin mami happy lihat rara kuat, hebat sepertinya.. Anak mami shani tidak cengeng dan harus selalu tersenyum.. Berjanjilah rara tidak boleh sedih klau rara sendiri mami disurga pun ikut sedih.. "
"Rara janji daddy! "Achara memeluk abimanyu
Shan.. Aku tidak sekuat anak kita, aku tidak bisa tersenyum selebar rara. Aku terlalu cemen menghadapi dunia, maafkan aku..
Di Jepang shani menangis ketika menerima rekaman dari pesuruh danu untuk diam-diam merekam achara dari jauh..Hati seorang ibu hancur melihat semua itu, rasanya shani ingin berlari memeluk Putri kecilnya namun apa daya dirinya saat ini, dia hanya bisa menangis menyaksikan semua itu dari layar hp..
"Shani ibu yang buruk bun hiks hiks.. Shani biarkan mereka menangis hiks hiks"risa merangkul putrinya
"Tidak sayang.. Kamu bukan ibu yang buruk.. Kamu pergi untuk keselamatanmu, untuk kesehatanmu dan untuk mengajarkan kepada abimanyu untuk tidak menyepelekan keberadaan seorang ibu untuk anak-anak nya.. Yang sabar nak nanti ada waktunya kamu bisa memeluk achara lagi"risa mengusap-usap punggung putrinya
Tangisan shani membuat kenan pergi dari apartemen, disaat itu danu mengikuti kenan dari belakang hingga sampailah di balkon apartemen..
"Secara hukum.. Saya sudah urus perceraian mereka, saya tau kamu mencintai anak saya tapi sabarlah shani perlu waktu untuk memulihkan kondisinya "jelas danu
"Entah om.. Kenan merasa kenan tidak akan pernah memiliki indira sepenuhnya, kenan merasa bahwa Cinta indara itu sudah bersama pria itu"
"Tidak mungkin! Mereka menikah karna terpaksa.. Jadi tidak mungkin shani mencintai abimanyu "jawab tegas danu
"Kita tidak tau perasaan manusia om.. Begitu pun kita tidak akan pernah tau perasaan indira seperti apa.. Dia boleh mengatakan tidak tapi kita tidak tau hatinya seperti apa.. "Ucap kenan
Danu melangkah maju mendekati balkon dan menatap lurus tokyo tower "tapi saya akan pastikan.. Shani tidak akan pernah kembali ke pelukan pria jahat itu.. Apa pun caranya saya akan lakukan untuk memisahkan mereka "
Rasa sakit di hati danu sudah sangat dalam sehingga sulit baginya berdamai dengan masa lalu.
Bersambung
Hayo ngaku siapa yang nangis?