20. Marahnya titisan Dugong

61 30 2
                                    

Follow IG_Amiixyyyyy.

              ***

Satria!" Panggil Bu Lusi dengan muka merah dan ekspresi yang sangat-sangat sangar.

"Mampus! Ketahuan deh gue"  batin Satria menepok jidat lalu menengok ke arah Laras yang mulai cemas.

****

"Kalau kamu mau ibu bisa siapin mikrofon sama loud speaker buat kamu dan Laras mungut sumbangan."

"hufftt... kirain apa, boleh dong bu!" bacot Satria semangat 45.

Dan jadilah Satria joged seperti monyet kesetrum sedangkan Laras memungut uang sumbangan, niat mereka memang untuk meminta uang sumbangan karena Laras sering melihat Satria menangis menonton korban gempa dan tsunami di tiktok, atau di tivi-tivi, atau di berbagai daerah lainnya. 20 kali nonton dan dia tetap nangis bombay kalau nonton begituan.

Dia melakukan hal ini, karena mereka juga peduli. Yahh meskipun berandal.

Satria dan Laras berandal, nakal, nyeleneh namun mereka juga punya hati. Geri bahkan menjuluki mereka

'Bajingan Berkelas'

****

Setelah puas joged-joged macam monyet kesetrum, dengan keringat bercucuran Satria menilih untuk istirahat, Laras menyodorkan minuman gratis membuat ia heran, tumben ni anak baik.

"Idih tumben baik, kesambet jin mane lo?.." Satria meneguk minuman itu dengan tidak sabaran macam orang balas dendam.

"Hahaha orang gue di traktir tadi sama adek kelas" Jawab Laras meneguk minuman soda-nya.

"Siapa? pacar baru? idih selera lo berondong" tuduh selatan bergidik tak suka.

"Ck gue gak kenal tuh anak siapa, tapi dia anak culun kayaknya. Walaupun Lumayan ganteng sih tapi tetep aja gue gak suka" Kata Laras duduk di sebelah selatan.

"La? Lo... normal kan?" Tanya Satria was-was.

"Bacot. Lo meragukan kenormalan gue? dasar kutu kupret!" Gertak Laras memutar botol minumnya tadi hingga tutup botol terlempar mengenai mata Satria.

"SETAN! Laras sini lo gue halalin" Satria nenutup sebelah matanya lalu mengejar Laras yang sudah lari duluan. Sampai di kantin bi E'en ia mencomot 4 gehu lalu kemudian berteriak.

"Bi, yang rambutnya kayak Jambul jagung itu yang bayar ya, Makasih!" Ia berlari dengan seribu kaki dan menghilang di antara gedung sekolah yang berjejer.

Sedangkan Satria, dia di paksa berhenti dan membayar gehu yang di rampok Laras, baru lanjut ngejar.

"Patah tulang kaki gue ngejar tuh anak, Lari kayak pamvir di tagih hutang" decaknya lalu bahunya di dorong oleh cowok tengil tadi pagi.

Yap, Regi. Salah satu musuhnya sekarang. Dan pastinya kalau berurusan dengannya sampai kucing bertelur pun masalahnya gak bakal selesai.

"Paan sih lo? naksir lo sama gue eaaa?" celoteh Satria.

Bughh!

Sebuah tinjuan mendarat sempurna di pipi Satria membuat lelaki terjatuh lalu memegang pipinya dan meringis merasakan perih.

"Gue gak suka lihat lo di sekolah ini, balik sana ke sekolah asal lo!!!" ucap Regi lalu menarik kerah baju Satria.

"Hehh emang lo siapa gue?!! Sekolah ini punya lo juga kah? Terserah gue dong mau di sini kek bukan urusan lo!!!" Ucapnya sok berani.

"Anj*ng lo harus pindah dari sekolah ini atau temen cewek lo yang kena imbasnya?!" ucap Regi di iringi dengan tersenyum Seringai.

Kali ini emosi Satria tidak bisa di kendalikan, ia memukul rahang dan wajah Regi dengan brutal membuat para siswi yang melihatnya berteriak menjerit dan memanggil guru BK.

Badgirl Vs Ketos(ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang