18. Masalah baru

71 29 2
                                    

Brughhhh!

Bel masuk berbunyi. Namun Satria murid baru yang pindah ke SMA Harapan Bangsa sudah mebuat masalah hanya karena Regi menyandung kakinya ketika lewat.

"Sialan. Mata itu dipake! kaki buat jalan bukan buat nyandung orang!!!" Teriak Satria emosi.

Sebuah pukulan melayang tepat di perut Satria, Regi tidak tinggal diam saja setelah wajahnya kena bogem cap tapak badak dari Satria.

"Anak baru mau keliatan jagoan ya" Cibir Regi menyunggingkan senyum sinis ketika melihat Satria kesakitan memegang perutnya.

Bughhh

Laras tidak terima atas perlakuan Regi pada temannya, hingga ia menyenggol lengan Regi membuat pantat cowok itu mendarat sempurna di lantai lalu memelototinya.

"Apaan sih lo?" tanya nya sambil berusaha berdiri dari jatuhnya.

"Lo yang apaan? berdiri di tengah jalan, orang mau lewat" geramnya dengan berkacak pinggang.

Baru aja datang ke sekolah ada aja masalah. Sekarang dia menarik tangan Satria dengan kasar membawanya menjauh dari preman sekolah itu.

"Woyyy maen kabur aja lo, pengecut!" ketus Regi di sisi lapangan, Satria yang mendengarnya membalik dan mengacungkan jari tengah lalu berbalik dan berjalan lagi mengikuti langkah Laras.

"Lo mau ngefak sama itu bocah?" Tanya Laras sambil memperhatikan jari tengah Satria dan ekspresinya seperti bocil, mau kelihatan sangar tapi jatuhnya malah kayak setan onlen, si momo.

"Ih jijik" Jawab Satria bergidik ngeri.

"Lo kelas mana?"

"Emm....kelas apa ya?" dengus Satria sambil berfikir.

"Sumpah ni anak kalau bukan temen udah gue jadiin santapan si Meldi, Harimau peliharaan tetangga gue" Batin Laras gemes sama kelakuan si Satria yang mirip kuntil.

"Kelas yang mana paijo hhhhh gemes gue sama lo kelamaan mikir padahal punya otak juga kagak" Laras semakin gak sabaran, bukan penasaran tapi muka tuh anak minta di cakar.

"Masih gue pantau belum gue santet" Lagi-lagi Laras membatin.

"Ganteng ih"

"Siapa sih tu cewek gatel banget sama cowok ganteng"

"Liat aja pasti jadi bahan bulyyan dia ckckck"

Begitu ucapan adik kelas yang berdiri tepat di samping mereka tanpa malu dan sopan sedikit pun. Bodoamat lagian yang diomongin juga gak peduli, dia berjalan dengan cepat tanpa menoleh.

"emm...Ras tangan lo, gue cape dari tadi lo tarik mulu kayak anak monyet" ujar Satria diakhiri dengan kata ngenes. Dengan cepat Laras melepaskan pergelangan tangan Satria yang dari tadi di peganginya.

"Lupa! Pantesan tadi di omongin" pikir Laras berjalan semakin cepat.

"Sebelas IPA 1" Ucap Satria tiba-tiba membuat Laras hampir menggelinding di koridor.

"What the hack?!!" Gimana bocah tengik macam lo masuk situ? Sekelas pula? Astagadragonball" Cerocos Laras menepuk jidat.

"Jadi lo ngeremehin gue? Gini-gini gue kalau belajar sehari aja bisa di terima kerja di NASA, Lah lo apa kabar?" Ucap Satria Nusuk Pake banget.

"Masuk NASA dalam mimpi lo?"

"Lagian usaha lo buat masuk sini buat ngerecokin gue ya?" Lanjut Laras menatap sinis pada Satria yang sedang nyengir kambing.

Kini mereka sudah sampai di kelas, 11 IPA 1. Sedikit Rasa tak nyaman menyerang Laras saat memperhatikan Satria yang benar-benar akan jadi santapan Elang. Lihat saja penampilannya, memakai jaket, Sepatu warna hijau lumut, Rambut yang acak acakan sedikit panjang dan di cat, tidak memakai dasi. Tentu sangat menyalahi aturan sekolah.

Elang berdiri di depan pintu sambil menyenderkan bahunya seraya memperhatikan Satria dari bawah sampai atas dengan wajah datar.

Satria menatap Laras seolah bertanya.

"Ni anak kenapa? suka sama gue?"

Tanpa banyak kata basa-basi yang emang selalu basi. Elang mengucapkan kata yang sangat menjatuhkan harga diri Satria dalam sekejap. "Berandal macam lo masih jamannya sekolah? Pulang aja sana jualan es dawet bareng pedagang di depan sekolah,"
ujarnya datar lalu mengahalangi pintu agar dua orang di hadapannya tidak bisa masuk.

"Lo mau ngajak gelud? lapangan luas tuh, kuyyy!" Satria mulai naik darah dan sukses membuat si pemilik mata Elang mengangkat sudut bibirnya.

"Gue bisa buat lo keluar dari sini, so lo harus patuh sama aturan"

"Aturan kalau gak di langgar gak seru, jadi buat apa di buat kalau semuanya bakal patuh gitu? Hallo bro, jangan ngimpi!" Satria mempraktekkan gaya emak-emak membuat Laras senang.

"Gak rugi juga nih anak pindah, bisa ada temen gue buat ngerecokin si tiang" Batin Laras tersenyum misterius dan di balas pelototan oleh Elang.

"Si monyong monyet, semangat banget sekolah lo ya?" sapa Geri dan Gigin yang tasnya kembaran sama-sama warna biru membuat mereka semakin unyu dimata cewek-cewek yang melihat mereka.

Kecuali yang matanya kebanyakan belek macam Laras. Cogan mah lewat sama dia yang ganteng cuman ayam peliharaannya doang. Yap, dia cinta mati sama ayam.

Gigin merangkul Satria masuk ke kelas sembari memperkenalkannya pada para murid IPA 1 walaupun guru belum masuk, Laras apa kabar?

Dia masih cengo berdiri di depan Elang yang sedang membaca buku motivasi. Covernya kak Seto yang tukang sleding itu, eh.

Saat melangkahkan kaki memasuki kelas, Elang berbisik pelan, mumpung telinga Laras masih bersahabat dia bisa mendengar dengan jelas ucapan cowok itu.

"Ngajak temen? mau gue lempar lagi teman lo ke sekolah asalnya hm?"

"Idih siapa yang ngajak, lo aja yang di takdirin buat ketemu anak curut. Gue gak pernah ngajak dia" Balas Laras tanpa sedikitpun berbohong.

"Hmm" Elang menutup buku bacannya dan kembali ke mejanya karena guru Seni budaya sedang otewe.

"Siap-siap lo hari ini ketua geng udah datang!" ancam Laras pada Elang yang acuh.

Lihat saja apa yang akan di perbuat Satria, bahkan kepala sekolah SMA Taruna sampai merukyah Satria karena tingkahnya yang hampir mirip kayak setan.

Bapak Arif, guru Seni budaya masuk dengan langkah pelan. Ia berwajah lumayan tampan kalau yang ngeliatnya emak-emak, dengan postur tubuh tinggi dan kulit sawo matang. Membuat semua murid takut padanya, pasalnya ekspresi pak Arif benar-benar sangar.

Satria mulai berulah. Dia melempar cicak mainannya ke kepala guru tersebut membuat pak arif kaget dan berteriak nyaring.

"Kurang ajar!"

Satria tertawa puas, dan pak Arif masih sibuk dengan cicak sialan yang masih nempel di kepalanya.

"habis ini apa ya?" batin Satria sembari tersenyum lebar.

***

Dua story sekaligus!! fyuhhh gess rasanya pengen ganti otak aja bener kata si Laras.

Jangan lupa voten komen dan sharenya ya yang baik. Bentar lagi bulan puasa banyak banyakin tolong menolong biar dosanya berkurang iye gak? iye dong pasti..😀

Badgirl Vs Ketos(ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang