44.

83 6 1
                                    

"Arrrgh!!!" Elang mengerang frustasi, mengacak-acak rambut sambil duduk disebuah kursi putih yang berada di taman. Sudah 1 tahun. 1 tahun sudah ia mencari gadis itu, tidak ada jejak sedikit pun yang ia temui. Sial

Kemarin ia dapat kabar, kalau Laras pernah menjadi mahasiswi di universitas ternama di Paris. Tapi semuanya hilang, gadis itu berhenti kuliah dan pupus sudah harapannya untuk menemui gadis itu.

"Arrgghh, kemana sih lo Laras?" Umpat Elang hampir putus asa. Cewek-cewek bule yang lewat menatap Elang aneh dan ada juga yang peduli memberi air putih karena di pikirnya mungkin cowok itu butuh minum.

______

Elang's POV

Setelah gue marah-marah gak jelas, gue pergi ke sebuah restoran Indonesia yang ada di negara ini, gue memesan beberapa makanan, marah-marah gini juga gue butuh tenaga. Melupakan dulu sejenak masalah sebelumnya, sekarang fokus gue makanan dahulu.

Setelah kenyang makan, gue membayar total makanan gue dan lanjut keluar berjalan-jalan di pinggir jalan berharap dapat menemukan gadis itu.

Bahkan beberapa bulan lalu gue pernah bertemu ayahnya di sebuah minimarket, tapi gue hilang jejak. Pria itu terlihat seperti sedang terburu-buru.

Angin dingin membuat gue semakin kalut, apa perjuangan gue untuk mencari gadis itu selama ini sia-sia?

Arrrgghhh!!

Gue inget pernah berjanji, gak akan pernah menapak di Indonesia kecuali dengan dia. Apa dia tenggelam di bumi ini?! sampai-sampai gue cari kemanapun tidak terlihat batang  hidungnya?! Atau dia sudah reinkarnasi ke pluto??

"Apa perjuangan gue sia-sia?? Gue berjuang buat seseorang yang gak menginginkan kehadiran gue?"

Buku hitam itu jadi pelarian, memang isinya udah gue baca semua dan itu bikin gue menyesal menyia-nyiakannya. Gue gak mau munafik lagi, gue rindu dan pengen dia balik.

Ya, gue percaya semua hal asing di dunia ini termasuk cinta, rindu dan perasaan. Meskipun jagad tercipta dari kepingan kecemasan namun tetap saja, cinta akan menjadi perihal yang paling gue cemaskan.

Aku melihatnya, dan tak bisa memeluknya, kamu dan aku tahu, ada hal di dunia ini yang tidak di pisahkan jauh.

Taman sekolah menjadi saksi, ia tidak beranjak kemana-mana El. Kita pernah saling membenci, memaki dan bahkan meninggalkan karena tak pernah sejalan.

Kita seperti reruntuhan masa lampau yang tak di kenal waktu, yang tak dikenal waktu yang berkelana. Mungkin ini hanya antara kita dan tuhan, percaya saja semesta akan merindukan waktu kita bersama.

Aku dan kamu, seperti untaian kata indah yang terpaksa berpisah. Terenggut bersama indahnya deretan puisi yang mengarahkanku pada sebuah manisnya kata cinta. Aku tahu, hidup ini adalah jalan kematian, kamu paham kan? Atau pura-pura tidak mati dan tidak mendengar?

Aku ingin pergi, El. Menyakitkan memang pergi tanpa memberi kabar padamu.

El...

Aku ingin kamu pergi dari Paris, berhenti mencari ku. Aku tahu kamu di sana. Tolong pulang dan cari kebahagiaan mu.

El, Untuk kali ini aku minta tolong ya berdamai dengan masalalu, berdamai dengan orang tua kamu. Aku tahu kamu datang ke sana dengan keadaan tidak baik bukan, tolong El maafin papah kamu dan terima mama Diana. Jangan buat mereka kecewa, El dan jangan membuat kamu menyesal nantinya. Ikhlasin yang udah pergi, aku tahu semuanya berat buat kamu.

El...

Datangnya kamu membuat aku semakin sakit, aku bersalah atas semua hal yang menyakitkan.

Bagaimana? Sudah ingin pulang, atau masih ingin menyia-nyiakan waktu? Kamu sudah berjuang El dan sayangnya untuk manusia yang hidup tapi mati.

Sekali lagi, El. Lupakan apapun tentang ku. Aku tidak menginginkan mu. Bahagia sudah cukup untuk sisa umur ku. Pergi, dan bahagialah dan itu adalah keputusan yang terbaik.

Ah iya, sayangnya tidak ada ruang untuk menulis lagi di sini, aku harap kamu mau mencairkan es kutubmu itu untuk perempuan lain, oke? Hehe.

See you.

***

Sekuat tenaga gue mengumpulkan oksigen, nafas gue tercekat setelah membaca tulisan ini berkali-kali, tapi gue masih ingin berjuang.

Kok gue jadi cengeng sih? Si*l

Tanpa sadar langit mulai menghitam. Mungkin yang di tulis Ayya benar gue harus pulang meminta maaf kepada papa dan akan mulai menerima mama.

Mama?

Ahh...rasanya sulit buat manggil panggilan itu kembali.

Dan tentang Ayya mungkin gue akan melupakan dia, atau gue akan mencari Ayya yang baru. Gue gak perlu pulang dengan Ayya lama. Mungkin dengan Ayya baru gue bisa melupakan semua tentang dia.

Tapi...

Sakit.

Laras lo dimana sih??!

Oke gue nyerah, lo berhasil membuat gue tunduk dan lo orang pertama yang berhasil mengobrak-abrik hati gue.

______



Holllaaaaaaa selamat berlibur dan selamat rebahan panjang wahaiii para remaja jompo whahaaa canda.

Btw banyak typo sorry gaess nanti setelah tamat semua aku bakal revisi.

Love buat kalian yang setia baca cerita ini 💗


Badgirl Vs Ketos(ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang