11. Duel

95 39 5
                                    

Bell istirahat telah berbunyi, beberapa murid ada yang ke kantin dan ada juga yang berkerumun di meja atau lebih tepatnya di sebelah meja Riski dan Rendi yang bersebelahan dengan meja Gigin dan Geri.

Mereka sibuk berkenalan, menyapa, dan merayu kedua murid tersebut.

Karena kesal mereka berlima pergi ke roftof untuk menikmati udara segar dan melihat keramaian dari atas sana.

Sunyi sejenak, tidak ada pembicaraan sibuk dengan masalah masing-masing terutama Arka yang sibuk memikirkan percintaannya.

Ola daniyati.

Dia masih ragu apakah dia harus menyatakan perasaannya kepada sekretaris OSIS itu.

Ola bukan cewek yang mudah terpesona, cuek dan butuh waktu berabad-abad untuk mendapatkan hatinya, lagipun Ola tidak mencintai Arka selama beberapa tahun ini, Dia hanya terjebak friendzone.

"Gue mau curhat niih...." kata Arka sembari menatap teman-temannya yang tidak menoleh sama sekali.

"Woyy dengerin kek kambing.....Gue mau nembak Ola..."

"OH!!" kata mereka serempak.

"Bangke punya teman gini amat." Ucap Arka dengan muka mendramatis.

"Lo yakin? si kapten basket juga noh si Andre suka sama tuh cewek. Lo yakin mau duel?"

"Yaa...gue suka sama Ol..."

"Bukan masalah itu bambank.....Lo yakin suka sama si Ola?" Potong Riski dengan suara melengking tepat di depan kupingnya membuat Arka bungkam.

Benar kata temannya, Ola tidak menyukainya, tapi mau bagaimana lagi? Arka sudah terlanjur cinta pada gadis berambut pendek sebahu itu.

"Lo sih, Ola gak cuma liat tampang doang tapi juga prestasi kayak si Andre..." sambung Rendi.

"Hmmm....."

"Andre mantannya Ola."

"Katanya sih udah balikan" tambah Aksa lagi.

Deggg!!.

Apa Arka harus menyerah?!.

"Gue gak akan menyerah kalau itu buat lo!" batin Arka lalu pergi dari atap untuk ke kelas Ola, 11 ips 1.

"Semangat bro moga berhasil!!!" teriak teman-temannya kecuali Elang.

"Iya" balasnya sambil menuruni tangga roftof.

------

"Olla.." gumamnya saat ia melihat Ola sedang berjalan di lorong kelas, Arka langsung mengejarnya.

"Hay..." sapa Arka menepuk pundak Ola namun di tepis oleh gadis tersebut.

Ola melihat dirinya sebentar lalu kembali berjalan dengan cepat, Arka di buat terpesona dengan kecantikannya. Rambutnya yang pendek dan pipinya yang terlihat gembul sangat imut, dia lah orang yang membuat Arka berhasil sampai segila ini.

"Lo ada waktu sebentar?" tanya Arka, gadis itu berpikir sebentar.

"Sekarang." jawabanya sambil melihat arloji yang melingkar di tangannya yang mulus.

"Di taman, boleh?" kata Arka dagdigdug takut gak di setujui si empunya dan gadis itu membalikkan badan lalu berjalan menuju taman yang lumayan sepi.

Mereka berdua duduk di kursi batu yang ada di taman, tidak ada obrolan sama sekali Arka yang gugup dagdigdug serr dan Ola yang pendiam hingga 14 menit.

"Emmm...Laa..." Arka tambah gugup saat kini manik mata itu menatapnya menunggu apa yang akan selanjutnya di ucapkan oleh pria di depannya ini.

Arka tampak menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan.

"Gue suka sama lo!"

"Tapi gak apa kok kalau lo gak suka balik, gue juga tau lo suka sama si Andre jadi gapapa juga lo gak menyukai gue bal...."

"Stop!!!" Ola mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Arka.

"Gue mau jadi pacar lo." Sambung Ola tiba-tiba membuat Arka kaget didalam hatinya bersorak-sorai.

"Asalkan lo bisa kalahin dia..." Ola menoleh pada cowo berambut hitam gondrong itu dengan serius.

"Tapi jangan ge-er dulu ya. Gue gak suka sama lo gue cuman mau lepas dari si bajingan itu dan lo harus bisa kalahin dia besok di lapangan basket." ujar gadis itu meninggalkan Arka yang masih melamun dan syok juga.

'Apakah ini ujiannya untuk mendapatkan gadis yang di sukainya'. Dalam hatinya berteriak kejer.

••••••

Baru sadar kalau dia akan jadi korban untuk di permalukan, tanpa pikir panjang segera di kejarnya Ola namun sayangnya Ola berada di depan tangga bersama Andre.

Andre menoleh padanya.Arka tahu pasti, Ola bilang pada si kapten basket itu kalau ia mengajaknya tanding.

Arka berkeringat dingin. Bagaimana bisa dia melawan pemain basket yang sudah senior di bidangnya,belum lagi nanti melawan teman-temannya yang sudah pasti pro semuanya.

Arka melangkahkan kakinya menuju Andre Resamana lirikan matanya memperhatikannya dengan benci.

"Gue tantang lo main basket di lapangan besok!!" Sungguh menyesal sudah berbicara seperti itu namun Arka ingin terlihat Gentelmen di hadapan Ola.

Andre memasukkan tangannya ke dalam saku seragam sekolah "Besok bawa temen lo 6 orang buat tanding, itupun kalau lo berani." ucap Andre ketus lalu menyenggol bahu Arka membuatnya oleng.

"PENGUMUMAN!!!!!!!BESOK SI ARKA BAKAL TANDING DENGAN GRUP HARAPAN BANGSA!" kata Andre membuat semua murid mengerubungi Andre,Ola, dan Arka.

"BESOK SIANG DI LAPANGAN OKE!!!" teriak Andre dan kali ini Arka benar-benar ciut karena semua orang berpihak pada Andre.

Perlahan dia pergi dari kerumunan. lalu duduk di kursi depan kelas Bahkan ia sama sekali tidak jago dalam bermain basket begitu juga temannya kecuali Elang.

Saat sedang larut dalam keputusasaan seseorang menyahut dari belakang.

"Kenapa bro kek sedih gitu rautnya perasaan?" tanya Geri

"Gara-gara duel tanding basket ya?" timpal Gigin antusias.

Arka menghembuskan nafas kasar, Apa-apaan dengan murid baru ini kemarin di kafe marah-marah sekarang berubah sok baik.

"Apaan sat, kalian gak usah ikut campur." Balas Arka datar.

"Kita jago main basket, gimana?"

"Gue ada rencana buat menangin lo di pertandingan besok, tapi gue punya syarat." ucap Geri dengan senyum miring.

Dan di sana di balik tembok Elang bersama Rendi menguping pembicaraan Arka yang menghilang daritadi.

ternyata dia bersama dua murid baru itu, dan tentu mereka curiga karena Gigin dan Geri adalah gengnya Laras.

"Syaratnya Apaan?" ucap Arka serius

Gigin dan Geri saling bertatapan lalu kemudian tersenyum.

--------

Jangan lupa vote, komen, and share yaawww para gaeskuh!!!😔😉

Badgirl Vs Ketos(ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang