5. hukuman bersama?

144 52 7
                                    

Elang mengepalkan tangannya geram saat ini ia harus mengikuti madam Anna ke kantor. Dalam hati ia terus mengutuk Laras karena ulahnya ia harus mendapat hukuman dari madam Anna, dan biasanya guru killer tersebut selalu berhasil membuat murid jera dengan hukuman yang dia berikan seperti membersihkan seluruh lingkungan sekolah serta semua wc siswa dan guru, dan sebagai hukuman tambahannya murid harus membelikannya baju, sepatu, bahkan tas bermerek yang membuat korbannya kanker alias..kantong kering.

Elang mengikuti langkah guru killer tersebut yang sesekali memarahi murid yang melanggar aturan bahkan badboy akan lari maraton kalau melihat cikgu killer marah-marah.

Namun Elang tak memikirkan itu, pikirannya fokus pada Anaconda busuk yang berhasil membuat ia dihukum seperti ini, yang tak lain adalah; Larasati surya anaconda busuk.

mengusap wajahnya dengan kasar, dengan malas Elang menatap para siswa yang berdiri di koridor sekolah, mengucilkannya karena kejadian tadi pagi.

Sesampainya di ruang BK seorang pria dengan rahang tegas dan wajah dingin menatap lurus ke depan.

"Memalukan." ucap Mars melewati Elang tanpa sedikitpun menatapnya.

Sekarang kebencian pada Laras semakin memuncak karena semua masalah itu bukan kesalahan Elang.

Laras yang melakukannya.

Ingin membela diri pun ayahnya tidak akan peduli dan pilihan terbaik adalah diam. Jika tidak ayahnya akan mengurungnya di rumah atau menampar pipinya hingga memerah.

"Elang! Masuk!!" bentak Madam Anna yang sudah menunggunya dari tadi di ruangan sedangkan Elang hanya melamun menatap punggung lelaki tadi, Ayahnya.

Saat sudah duduk di sofa seseorang lewat di depan pintu memeletkan lidah lalu tertawa menggelegar, Laras.

Elang mengepalkan tangannya menatap penuh benci pada perempuan sialan itu yang sudah menghilang dari pandangan.

"Elang! dari tadi saya ngomong yah," sahut madam anna marah karena omongannya tidak di dengar.

"Maaf." kata Elang. Lebih baik mengalah daripada di sembur omongannya.

Madam Anna bangkit dari sofa membuat tengkuk Elang dingin, bisa saja guru killer tersebut memakannya karena makanan yang ada di atas meja habis.

Menuju ke lemari Madam Anna mengeluarkan gunting, kertas putih, tali dan spidol membuat Elang memasang tampang curiga.

"Brengsek. Gara-gara Anaconda gue malah dihukum kayak gini." batinnya kesal.

"Tulis saya menyesal sudah membuat madam Anna marah, sekarang." perintah madam Anna lalu kembali ke kelas.

"Saya tunggu kamu di lapangan!" tambahnya lagi.

"Sial!."geram Elang.

----------

Sekarang Elang sudah tidak peduli dengan cibiran orang karena yang terpenting adalah bagaimana menjatuhkan 'rival' barunya itu.

"Tunggu aja gue bakal buat lo nangis."

Melewati koridor mata tajamnya tertuju pada satu titik yaitu kantin. Di sana Laras duduk dengan tumpang kaki senyumnya semakin merekah saat melihat kertas putih di dada Elang.

"BTW... itu salah, masa 'saya menyesal sudah membuat madam Anna marah.' seharusnya 'saya bangga sudah membuat gajah marah' wkwkwk!" Laras tertawa terpingkal-pingkal setelah mengatakan itu.

Lalu Elang mencoret tulisannya dan menggantinya dengan apa yang Laras katakan barusan.

"Lah ini bocah nurut amat? kek ada hawa-hawa gak enak di sini....gue cabut ajalah." Tanpa pikir panjang Laras ngacir karena madam Anna sedang otw menuju kelas di tambah lagi ia malas kalau harus terkena masalah dengan ketos songong tapi penurut macam Elang.

"penurut tapi gue punya alasan." batin Elang menyeringai.

-----

"HAHAHAHA!!!!!" tawa seluruh siswa saat melihat tulisan di kertas yang Elang sangkutkan di leher putihnya.

'saya bangga sudah buat 'GAJAH' marah!'

madam Anna yang sedang mengajar kembali dibuat risih dengan tertawaan murid-murid di lapangan.

Tanpa pikir panjang, ia langsung pergi melihat Elang yang berdiri di lapangan yang di tertawakan para siswa.

"Elang ngapain sih? malah dihukum begituan gak banget deh."

"Elang yaampun kamu keringetan"

"Elang ganteng banget deh"

"Ih udah jijik gue sama dia..."

begitulah ucapan yang terlontar dari para murid disana mencaci, memuji dan menjelekkan. Bagi Elang semua hal itu tidak ada artinya. Terserah mereka mau bilang apa ini kehidupannya tidak boleh di ganggu gugat.

sama si Anaconda sekalipun.

"Elang!!!!" teriak madam Anna wajahnya merah padam.

"Saya di suruh Laras." ucap Elang santai.

"APAAA??? LARAS!!!!!" teriaknya mengalahkan toa masjid hingga terdengar di setiap penjuru koridor.

Semua pasang mata tertuju pada seorang cewek yang sedang memakan cireng dekat taman.

"Saya?" Laras menatap semuanya dan menunjuk dirinya sendiri.

"IYA! kamu, kesini!!" Madam Anna semakin murka membuat Laras semakin senang.

"Kamu yang suruh Elang nulis ini?"

"Enggak, dia ngarang kali ah!" sanggah Laras cepat.

"Pak Dayat saksinya, yang jaga kantin" Elang menyahut tak mau kalah.

"KALIAN BERDUA SAYA HUKUM!!!!"

-------

Sudah hampir 2 jam namun hukuman mereka belum selesai juga. Laras membersihkan gudang sekolah yang katanya angker dan Elang membersihkan wc yang kotor dan baunya uhhhh!! luar biasa.

dan selama 2 jam mereka tidak mengeluarkan suara. Hingga Elang mengeluarkan suaranya.

"Apa maksud lo cari masalah sama gue?" ucapnya tanpa melirik.

"......"

krikkrikkrkikk♪♪

tiba-tiba ponsel Laras berdering membuat Elang panas. bisa-bisanya bunyi jangkrik dijadikan nada dering ponsel, dasar orang aneh.

Laras mengecek ponselnya yang rupanya hanya SMS dari Indosat, nasib jadi jomblo.

"Gue udah selesai, lo kerjain sisanya," ucap laras tanpa menengok ke arah Elang.

"Seenak cungur lo aja, kerjain!!!" Elang melempar pembersih kloset ke arah laras. Dengan refleks ia lari kocar-kacir takut kena 'bubur' yang menempel di sana.

karena Laras sudah balik ke kelas, Elang memutuskan untuk berhenti mengingat hari ini akan masuk pelajaran B. Inggris yang sudah aturannya jika membolos nilai tidak tuntas.

Ketika melewati ruang guru, tengkuknya dingin, seseorang memanggilnya dari belakang.

"Elang..."





waduhhh serem nihh ada apa ya sama Elang kira-kira?! 🤔

Jangan lupa VOTE yaaa gaess yaa😔

Badgirl Vs Ketos(ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang