6. Kesialan

140 50 7
                                    

Tengkuknya dingin ketika berjalan di depan kantor, seseorang memanggilnya dari belakang.

"Elang......"

**********

Langkahnya terhenti sesaat tiba-tiba telinganya di tarik hingga memerah.

Elang memegangi telinganya yang terasa sakit seperti terpisah dari tulang-tulang sambil mengusap-usapnya.

"Siapa yang suruh kamu pergi hah?!! Wc nya masih kotor!!!!" teriak mada Anna murka.

Elang yang berada di sampingnya sampai menutup kuping, karena teriakannya yang memekakkan, berasa hancur gendang telinga.

"Laras udah pergi duluan.... gak adil lah kalau saya sendiri!"

"Berani sekali kamu melawan gurumu Elang?"

"Cepat kerjakan!!!! sekalian kantor kamu sapu, pel, sama lap juga semua meja yang ada di kantor!!!!!." tambah madam Anna melenggang pergi meninggalkan Elang yang membeku di tempat.

"Ingin ku membabi-buta..." Gumam Elang pelan.

"APAAA??!" sahut madam Anna kembali marah.

Tanpa banyak cincong Elang mengerjakan semua perintah madam Anna karena malas kalau nanti di adukan pada Ayahnya.

Tetapi sesaat dia harus melihat rencana yang ia lakukan saat itu.

Laras pasti menangis.

--------

Plakkkk!!!!

tamparan keras membuatnya jatuh tersungkur di dinding kamar mandi.

Di sana tidak ada orang lain kecuali Laras dan sekelompok geng cewek, menatap sarkastik padanya.

Nadia memukul pipi Laras hingga memar dan sedikit lecet di pipinya sedangkan Citra, Dara dan Lala menjambak rambutnya sampai rontok.

Namun dia hanya diam tidak ada balasan untuk membela diri.

Laras ingat hari terakhirnya berkelahi dengan kelas sebelahnya hingga ia di keluarkan.

"Kamu perempuan. Nggak baik terus berkelahi seperti itu, jangan bikin papa marah dan malu dengan kelakuan kamu ya."

Kata itu terus membayangi pikirannya. Kalau bukan karena ibunya sudah pasti Laras akan mematahkan tulang manusia di hadapannya saat itu. Namun dia tidak bisa melakukan hal tersebut karena sudah kesekian kalinya dia pindah sekolah. Dia juga tidak mau terus terlalu membebani ibunya karena kesalahan dirinya.

Seorang cewe yang memakai baju seragam dan sengaja di buat sempit menghisap sebatang rokok menatapnya tajam.

Citra Laurenia Amaya.

Ya. Dia adalah ketua geng paling famous di sekolah dan kerjaannya melabrak cewek yang mendekati Elang termasuk Laras.

Menarik kerah baju Laras dengan kasar sampai robek di bagian ujung kerahnya dan sukses membuat Laras melotot.

"Kenapa? Lo takut? bilang aja gak usah melotot segala," sahut Dara dari belakang.

"Atau lo mau di guyur? HAHAHA!!!" Nadia membawa air sisa pel membuat Laras mengernyit.

Bodoamat kek mau dimarahin, gue harus lawan balik. Pikirnya.

Namun Laras berubah pikiran ketika terdengar langkah kaki dari luar, Entah itu guru atau pelajar. Sebuah keberuntungan jika mungkin itu guru ia bisa meminta tolong.

"TOLONG!! DISINI ADA YANG LAGI NARKOBA!!" teriak Laras dengan suara serak.

Dan benar dugaan Laras. Pak Muh masuk dan menatap mereka satu persatu.

Pak muh menggelengkan kepala tentu ia sudah kenal dengan geng siswi ini yang memang Langganan masuk BK.

Pak Muh memicingkan mata menelisik dan menatap mereka dengan intimidasi, dari gerak-gerik mereka sudah diketahui ada sesuatu yang di sembunyikan.

Citra melempar sesuatu dari saku roknya ke tong sampah, dan dengan jelas Laras melihat serbuk tersebut.

"Aishh, dugaan gue bener,mereka make obat-obatan," batin Laras, menurutnya kebaikan sedang berpihak padanya ia tidak pernah seberuntung ini. pulang sekolah aja dia sering nabrak tiang listrik.

Nadia mundur ketika pak Muh mendekatinya dan dengan cepat mengambil tasnya lalu mengobrak-abrik tasnya, sebut saja beliau tidak sopan tapi memang begitu aturannya, guru harus tegas demi murid-muridnya juga.

"Ini apa?" kata Pak muh tajam memegang pelastik berisi serbuk. Mereka menunduk takut.

"Kalian semua ikut saya!!!!!" lanjutnya begitu lantang dan Laras mengekor dari belakang.

"Kamu kenapa ikut?" tanya Pak Muh Amarahnya masih membara.

"Tadi kata bapak semuanya harus ikut?" balas Laras dengan tampang sok polos minta di kerokin.

"Balik sana."

"Ke home pak?"

"KE KELAS!!!!!" dengan nada tinggi dia berteriak mukanya merah padam membuat Laras terkaget-kaget.

"Njir kek Singa!" gumam Laras

"APA!?!!" Pak Muh kembali berteriak.

"Ampun pak," seru Laras mundur perlahan lalu ngacir ke kelas.

Kini dia menjadi pusat perhatian dengan muka lebam dan berdarah, belum lagi seragam kusam dan robek karena tarikan para geng monster tadi membuat ia terlihat seperti  'gembel nyasar' .

"whaw...ada preman baru di sekolah kita!" kata seseorang yang sedang duduk di meja depan kelas Mipa.

Regi Argelio seniornya para badboy. Baju dikurung sebelah, rambut di warna dan sedikit acak-acakan memiliki wajah dingin tetapi tampan.

Banyak yang menyukainya tetapi tidak berani mendekati apalagi menyatakan perasaan pada si badboy kelas kakap itu. karena hal itu sama saja seperti mendekam di kulkas rumah hantu.

Dingin sekaligus horor!.

Regi adalah orang yang paling di takuti adik kelas maupun senior karena kalau berkelahi dengannya nyawanya bisa hilang atau paling tidak dirawat di rumah sakit selama 1 tahun atau lebih yang bisa juga di bilang 'koma'.

Laras berusaha menghiraukan omongan tak penting Regi. Namun cowok itu berjalan mengikuti langkah kaki Laras yang terlihat sangat cepat, sedikit menyunggingkan senyumnya mungkin gadis di sampingnya itu sudah mengenal dirinya hingga terlihat menghindar begitu.

si Regi ke ge-eran.

"Gak usah takut, gue gak makan orang...Ga selera juga gue sama badan kurang asupan kayak lo." sahutnya memasukkan kedua tangan kedalam saku celana. 'Cowok cool'

"....."

Laras berbelok memasuki kelas membuat Regi diam beribu tanya di benaknya.

"Pernah sakit... tapi tak pernah sesakit ini... whahahaaa," Sahut segerombolan temannya mengejek.

Karena emosi Regi langsung memangsa para cecunguk itu.

------

Laras memasuki ruangan putih yang terisi oleh murid-murid teladan Xl Ipa 1.

Semua mata menatap tajam karena penampilannya sama sekali tidak mencerminkan kriteria anak Ipa 1 yang terpelajar dan bermoral.

"Astaghfirullah..." Bu Maya guru Biologi mereka yang memakai hijab itu tersentak melihat keadaan Laras yang begitu parah.

Dan Laras segera dibawa ke UKS bersama Bu Maya dan Salsa yang ikutan panik melihat Laras. Namun, sebelum meninggalkan kelas ia melihat tatapan puas dari si pemilik mata Elang, sama dengan namanya.

Elang Geraldy Alviando.

Badgirl Vs Ketos(ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang