Seorang cowok dengan tinggi badan setengah pendek, memakai jaket hitam bergambar tengkorak di belakang punggungnya senada dengan sepatu hitam bermerk 'V*n's. Ia menapakkan kakinya pada tempat tujuannya, 11 IPA 1.
Kelas yang sangat rapi dan juga bau harum stella yang menggantung di atas papan tulis, dengan deretan karya seni seperti lukisan-lukisan para rakyat kelas 11 IPA 1 dan lukisan abstrak yang mengisi ruangan putih tersebut.
Lelaki itu mengernyit, apa hari ini hari Minggu? kenapa semua rakyat SMA Harapan Bangsa pada isdhet semua?
Ia menaruh tas di meja lalu memutuskan untuk mengelilingi sekolah. Namun baru beberapa meter ia berjalan, suara alunan lagu jaman alay mengganggu indra pendengarannya, karena penasaran ia menuju ke sana, 11 mipa 2.
"Ternyata...kamu selingkuh, selingkuh di belakangku lalu apa kau memanggilku wuoooo..." Satria dengan nada sumbang penuh penghayatan di sertai dengan ekspresi wajah sedihnya, yang bisa bikin oppa-oppa joget ajeb-ajeb sekalipun muntah darah mendengarnya.
"Tuyulll!!!" pekik Gilang menunjuk Satria
Satria yang terkejut refleks berlari ke arah Gilang lalu memeluknya dengan erat karena takut tuyul si bocal berkepala botak di pagi buta, tadi malam aja dia susah tidur karena takut mbak kun belum lagi setan di pagi hari.
"Loo!!" Gilang menggaplok kepala belakang Satria dengan kasar membuat si empu meringis.
"Eh maemunah, Lo masih idup?" tanya Satria sambil berfikir dan mencoba mengingat nama cowok di hadapannya.
Gilang menahan kekesalannya, kalau marah
jangankan muka tuh anak, tubuhnya pun akan dia tendang ke sungai Amazon."Gilang!!" panggil Laras melepas earphonenya.
"Ras...Dih lo masuk mipa? gege banget lo!" jawab Gilang seraya duduk di sebelah Laras.
"Oi! biarpun otak gue rada-rada lemot gini, sekalinya diisi, kekuatannya bisa sampai 1000 Watt, jangan macem-macem lo" ucap Laras memakan kripik jagung rasa barbeque dengan khidmat.
"Lo sendiri, kemaren bilang kagak ikutan pindah" Sahut Satria.
"Karena disana ceweknya buluk semua, disini gue lagi nyari mangsa buat tahun baru"
"Heh, Ulet bulu lo jangan gatel sama cewek gue ye" Ucap Satria dengan nada persis cewek kang labrak.
"Kalau bukan temen, udah gue tendang sampai ke sungai Amazon biar di terkam piranha" batin gilang.
"Dahlah gue mau tidur nyantuy gini kan enak" ucap Satria membenarkan posisi duduknya lalu telentang di atas bangku yang sudah di susun rapi.
Apa kabar dengan Gilang dan Laras? Laras menyumpal kembali telinganya dengan earphone sedangkan Gilang sibuk ngitung cicak di atap-atap kelas.
"Yang nyebarin berita buruk malah yang datang" ucap seseorang menyenderkan bahu di pintu dengan tangan kanan di dalam saku dan tangan kiri memegang buku ensiklopedia.
"Kita datang karena kita gak takut, salah mereka sendiri di bohongin doang langsung nyungsep di kasur, ck ck ck!" ucap Satria dengan sok menggelengkan kepala.
"Lo...bakal dapat balasannya nanti" Elang beranjak meninggalkan kelas.
"Sat lo gak pernah insyaf ya, capek gue puasa senin-kamis biar lo cepet di cabut nyawa" dengus Gilang.
Tap
Tap
Tap
Tap
Terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru mendekati kelas mipa, lalu menggebrak pintu kelas hingga terbanting sangat keras, pak bos marah!!! kepala sekolah Harapan Bangsa sudah pada tingkat paling tinggi kesabarannya.
"Kalian berdua silahkan pindah dari sekolah ini!" bentak Mars. Bagaimana bisa murid-muridnya yang ia banggakan dan selalu tertib selama ini bisa menghilang dengan cepat hanya karena dua human di hadapannya. Lebih parah lagi hari ini hari ini ada Ketua Dinas pendidikan untuk melihat-lihat sekolah. Malu, satu kata namun begitu besar dampaknya bagi lelaki terhormat yang memiliki mata hitam pekat ini, apalagi ia kepala sekolah di sini.
Sedangkan dua curut yang ada di hadapannya ini malah cengo, mereka melihat Mars dengan tampang tidak merasa bersalah.
"SEKALI LAGI! SILAHKAN. PERGI. DARI. SEKOLAH SAYA!" ucap Mars dengan wajah gusar dan penuh penekanan di setiap katanya.
Tak tahu lagi bagaimana cara menghadapi dua manusia tidak berakal ini, Mars membalikan badannya dan melangkah menuju kantor, tetapi sebelum pergi ia berkata "Saya akan urus surat pindah kalian!"
"Kan bener kata gue, jurus no jutsu gue berhasil setelah bertapa di gurun sahara" ucap Satria membusungkan dada sombong.
"Iye iye serah lo, kuyy balik" ajak Laras dan Satria mengiyakan.
"Astaga...gini amat gue punya teman kagak ada yang waras perasaan, untung gue gak tertular" Gumam Gilang heran dengan kelakuan dua sahabatnya ini.
"Halahh sok waras lo, kemarin gue lihat lo di perempatan bojong gede lagi cosplay jadi orgil"
Gilang menahan nafas, Curut satu ini kayaknya minta di sumbangin ke palestina, pake segala fitnah.
Kesabaran Gilang sudah di ubun-ubun lalu dengan sengaja dia melempar tupperware yang ada di sebelahnya ke arah Satria lalu pecah berserakan di lantai.
"Makk... Tupperware gue alamahoyy siap-siap nih gue pasti di amuk emak... oiii kera ganti rugi!!" Satria mengejar Gilang yang sudah lari pontang-panting.
***
Hollllaaa gaeeeyss welcome back!!!😍
⚠️inget guys yang begini cuman ada di dunia halu! jangan ditiru ya takut nanti ada hal yang tidak di inginkan 😁😁
Vote and komen ya biar aku makin semangat nulisnya 😘😘
Terimakasih
Oh iya Selamat berpuasa bagi yang menjalankan semoga puasanya lancar😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Vs Ketos(ongoing)
Novela JuvenilSebelum membaca ada baiknya untuk memfolow akun Author terlebih dahulu (◕દ◕) Tekan (+) Masukan kedalam reading list perpustakaan kalian!! Seorang cowok yang merupakan ketua Osis SMA Harapan Bangsa, Di pertemukan dengan badgirl petakilan dan super na...