32. DIE A LITTLE MORE

192 24 8
                                    

Hai halo halo haii semuanyaa!!
Yeayy, kita berjumpa di part 32, are u readyy gaiss???
Siapin tissue ya jangan lupaa:(
Tapi siap juga kann buat votee dan komen yang banyakkk, love maksaa yaa:**

32. DIE A LITTLE MORE

Elina baru saja pulang dan melangkahkan kakinya melewati pintu rumah. Tetapi, ia sudah mendengar keributan dari dalam. Menghela napas jengah, apalagi kali ini. Sesungguhnya Elina sudah lelah hidup seperti ini. Ia ingin kehidupan yang normal, seperti orang-orang pada umumnya. Ia lelah menghadapi situasi serupa setiap saat.

Pemandangan yang langsung tertangkap mata Elina adalah Mamanya yang tengah menangis di pundak sang Papa. Bahkan, Deo turut meneteskan air mata. Ada Alka juga disana, kakaknya itu tengah mencekal bahu Shila, wajahnya terlihat tengah menahan emosi yang begitu ingin pecah. Sementara Shila juga hanya menangis tanpa berani memandang Alka.

"Bilang sama gue siapa?!" tuntut Alka, suaranya begitu menggelegar.

Elina belum paham apa yang tengah terjadi, hingga netranya menangkap testpack yang tergeletak di meja. Segera Elina mengambil testpack tersebut, hatinya begitu mencelos ketika testpack tersebut menampilkan dua garis. Itu tandanya, Shila hamil.

"Kak Shila?" Elina bertanya tidak percaya.

Setiap menatap Elina, Shila selalu menyorotnya penuh kebencian. Seperti Elina adalah benalu yang patut dihilangkan dari hidupnya. Tak berbeda dengan saat ini, emosi Shila langsung meningkat begitu melihat Elina dihadapannya.

"Berhenti panggil gue kakak! Gue bukan kakak lo!" bentak Shila dengan penekanan di setiap kata yang ia ucapkan.

Elina menatap tidak mengerti. Ia melihat kepada Mama dan Papanya, bermaksud meminta jawaban.

"Shila!" tegur Deo.

"Gue udah muak sama keluarga ini!" ungkapnya.

"Cowok gue nggak mau tanggung jawab karena tahu latar belakang keluarga gue nggak bener," ucapan Shila itu jelas saja menyakiti hati mereka semua, terutama Deo dan Audi.

"Gue menderita karena kalian! Padahal sebenarnya gue bukan bagian dari keluarga sialan ini!"

"Shila diam kamu!"

"Cukup! Aku tahu semuanya, Pa! Kalian bukan orang tuaku, orang tuaku meninggal dalam kecelakaan pesawat sementara aku selamat. Mau sampai kapan kalian tutup semua fakta itu?!"

Seluruh manusia di dalam ruangan itu bermandikan air mata. Kecuali Alka, ia tenang seperti air yang menghanyutkan. Tapi tak bisa berbohong, matanya juga berkaca-kaca.

"Kalian sahabat orang tuaku. Kalian adopsi aku karena kasihan, karena nggak mau aku menderita hidup sebatang kara. Tapi nyatanya kalian bikin hidup aku makin menderita!" ujar Shila menggebu-gebu.

Elina tidak bisa percaya. Ini tidak mungkin benar, Shila pasti hanya berbohong karena ia sedang emosi. Elina tidak mau percaya kebenaran yang ada di hadapannya ini, tapi respon orang tuanya yang sama sekali tidak membantah membuat Elina hancur.

"Tapi kita benar-benar menyayangi kamu seperti anak kita sendiri, Nak." tutur Audi setengah memohon agar Shila luluh.

"Ma? Pa? Tolong bilang sama Elina itu bohong." cicit Elina.

Mustahil, kedua orangtuanya sama sekali tidak memberi sanggahan. Elina hancur, untuk kesekian kali. Hari itu, Elina merasa mati untuk yang kedua kali. Setelah mendapati fakta menyakitkan tentang Papanya, kini ia harus ditampar lagi dengan fakta bahwa Shila hamil diluar nikah tanpa pertanggung jawaban dari sang kekasih. Hari ini pula ia dikejutkan dengan kenyataan jika ternyata Shila bukan kakak kandungnya. Hari ini Elina seperti dihajar habis-habisan.

EL VENENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang