Haii, udah siap kejang-kejang belum?
Bismillah dulu ya, semoga hatinya kuat xixixi
Absen dulu yuk, berdasarkan panggilan dari mantan kalian!
Kalo aku Acan, kalo kalian apa?***
16. BUNDA LYDIA
"Semakin lo menjauh, semakin gencar takdir bekerja." -Elang Dewanata
Cewek dengan bandana putih beraksen babyblue dan babypink itu segera merapikan buku-bukunya. Bel pulang telah berdering, dan ia harus buru-buru melarikan diri. Hari ini ia harus menjadi guru les Elang, jadi ya kalian tahu sendiri kan seperti apa malasnya Elina.
Gadis bertubuh jenjang itu segera melangkahkan kakinya keluar dari kelas. Ia memilih untuk lewat jalur belakang, sengaja, untuk menghindari Elang tentunya.
Elina terus berjalan sambil melihat kebelakang. Mengawasi apakah ada orang yang melihatnya atau tidak. Sampai bunyi klakson mobil mengejutkan Elina. Ia memegang dadanya, gadis itu begitu terkejut.
Bayangkan saja kalian dalam situasi menegangkan lalu tiba-tiba ada bunyi klakson tepat di depan kalian.
Elina dihadapkan pada sebuah mobil abu-abu berjenis civic type-R. Gadis itu semakin dibuat frustasi ketika melihat pemiliknya keluar. Ayo, mari kita mulai sesi tebak-tebakannya.
"El, semakin lo menjauh, semakin gencar takdir bekerja." Ujarnya sambil tersenyum miring.
Kedua tangannya memegang bahu Elina. "Lo lari ke ujung dunia pun, pasti bakal gue temuin, El. Jadi mending lo nyerah aja."
Elina mendongak, menatap Elang dengan sorot jengah. Gadis itu kesal, tapi tidak tahu harus marah pada siapa. Semakin ia menjauh, takdir semakin mendekatkannya pada Elang. Akhirnya, ia menghela napas. Sepertinya mulai saat ini ia harus mengikuti alurnya.
Elang membukakan pintu mobilnya untuk Elina, "Yuk, tuan putri. Bunda udah penasaran, pengen ketemu Elina katanya."
Elina berjalan lesu. Tapi tunggu dulu, apa katanya tadi? Bunda pengen ketemu? Bundanya Elang tahu tentang dirinya?
Elina langsung menoleh pada Elang yang sedang menghidupkan mobilnya. Ia memberikan tatapan curiganya. Membuat sebelah alis Elang terangkat.
"Apa?"
"Bunda lo kenal gue?"
Elang tersenyum, "Iya, lo siap-siap aja. Kayaknya lo bakal jadi kesayangannya Bunda."
Haduh, Mas Elang ini kenapa suka banget senyum sih, ngga tau apa anak orang bisa diabetes.***
Setelah menempuh beberapa waktu mereka akhirnya sampai di kediaman Elang. Elina sempat terpukau dengan desain dan tatanan rumah Elang. Tampak mewah dan modern, namun bukan mewah yang seperti kerajaan. Semuanya bertemakan putih. Rumah ini terlihat begitu nyaman.
Sampai masuk ke dalam rumah pun Elina masih kagum. Tatanannya begitu rapi dan indah. Tidak heran lagi, Keluarga Dewanata adalah pemilik perusahaan furniture yang sangat terkenal di Indonesia, bahkan ke luar negeri.
“Assalamualaikum, El pulang.” Ucap Elang.
Saat Elina sibuk memandangi sekitar, terlihat seorang wanita cantik yang sedang menuruni tangga. Elina yakin, ia adalah bundanya Elang. Wanita tersebut sangat cantik dan anggun, wajahnya sangat keibuan. Jika kalian sering melihat kartun ibu peri, seperti itulah bundanya Elang. Tidak heran jika Elang sangat tampan, pabriknya saja seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL VENENO
Teen FictionTak ada angin, tak ada badai sosok yang paling digilai dan disegani di SMA Cahaya Pelita, Elang Dewanata meminta Elina untuk menjadi pacarnya. Padahal saat itu Elang sedang dekat dengan Karin, perempuan yang juga menjadi incaran semua orang dan tak...