43. HAPPIEST BIRTHDAY, EL

194 18 3
                                    

Notes!!
Di part ini bakal banyak banget adegan uwu, jadi kalian siap-siap yaaa karena love tidak menyediakan tiket keberangkatan ke mars:(((
Oh iyaa, jangan lupa buat yang belum baca chapter 39 dibaca yaa, karena chapter itu nggak kalah uwu dari chapter iniii;)))
Happy reading!!

43. HAPPIEST BIRTHDAY, EL

"Even the sky full of stars', he always choose to look at her."

Sejak sore Elina diculik oleh Lily. Ia dibawa ke Mal untuk membeli pakaian, sepatu, perhiasan, ini dan itu. Kemudian Lily juga mengajaknya ke salon. Di sana Elina mendapatkan treatment dari ujung kaki sampai ujung rambut. Ia juga di make up sedemikian rupa.

Ketika hari menjelang malam, Elina tiba-tiba dipakaikan penutup mata oleh karyawan salon tersebut atas perintah Lily katanya. Ia kemudian dibawa ke ruang ganti. Elina sedikit risau, karena ia merasa pakaiannya dibuka satu per satu. Sampai akhirnya Lily mengatakan, "Aman, Kak. Ini Lily."

Setelah selesai, Elina digandeng lalu dibawa berjalan entah kemana. Cukup jauh rasanya sampai Elina sedikit pusing karena matanya masih ditutup.

Elina juga sempat mendengar, Lily bercakap-cakap dengan seorang lelaki lewat telfon. Orang itu mengatakan, "Mas masih ada urusan jadi nggak bisa jemput. Maaf, ya."

Sampai Elina berhenti berjalan, ia bisa merasakan kehadiran Elang. Cowok itu sempat mencium puncak kepalanya. Lalu berkata,  "Hitungan ketiga aku buka ya, El."

Dan betapa terkejutnya Elina ketika indra penglihatannya telah berfungsi kembali. Di hadapannya berdiri lautan manusia. Ia menatap sekeliling dan mendapati ia berada di sebuah tempat yang begitu luas dan penuh gemerlap. Di hadapannya juga banyak dekorasi sedemikian rupa lengkap dengan deretan kue tart yang amat cantik.

Sebelum otak Elina sempat memproses, konfetti meledak diseluruh penjuru ruangan dan mereka semua berteriak 'Happy Birthday, Elina!'

Elina speechless, ia benar-benar kehilangan kemampuannya untuk berbicara. Kemudian ia menghadap Elang dan menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Tapi laki-laki itu hanya merentangkan tangannya dan mengundang Elina ke dalam pelukannya. Tentu saja Elina menyambutnya. Air matanya menetes begitu saja. Ia tidak percaya, bagaimana bisa ada laki-laki semanis Elang di dunia ini.

"Selamat hari lahir, hidupku."

Elang mencium keningnya lembut dan lama. Membuat Elina tersadar kembali, Elina begitu mencintai Elang. Lebih dari apapun di dunia. Bahkan jika diminta hidupnya, Elina akan menyerahkannya demi Elang. Entah apa jadinya Elina jika tanpa laki-laki itu.

Suara musik mulai berdentum menyuruh Elina untuk meniup lilin di kue-kue ulang tahunnya. Kemudian tiba-tiba layar besar di seberang sana menampilkan sosok dirinya. Astaga, Elina malu, pasti mukanya sudah semerah tomat.

Elina bisa melihat di layar itu dirinya dipoles dengan make up yang cukup bold dengan pewarna bibir mencolok. Ia dipakaikan mini dress tali spaghetti berwarna marun yang membentuk tubuh semampainya sempurna. Elina pangling sendiri, ia terlihat bukan seperti seorang Elina Shaletta Gardner.

"Make a wish." suruh Elang sambil membetulkan anak rambut Elina.

Elina memejamkan matanya dihadapan Elang. Gadis itu tersenyum sambil merapalkan doa yang hanya dirinya dan sang Pencipta yang mengetahuinya. Lalu ketika membuka mata, ia mendapati Elang menatapnya dengan mata berbinar, seolah ia adalah keajaiban paling cantik di dunia. Walau Elang memang selalu menatapnya seperti itu, tak lekang membuat Elina merasa haru.

"What are you asking for?"

"It's a secret, sir." Elina mengerling. Setelah itu Elina meniup api pada angka-angka itu dan tepuk tangan riuh terdengar untuknya. Elina tak bisa menahan air matanya untuk tidak mengalir. Ia masih tidak percaya jika semua ini nyata.

EL VENENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang