8. Delapan.

467 113 87
                                    


Banyak orang yang terpuruk oleh sebaris kata, ucapan memang tidak terlihat, tetapi teringat.
-Cakrawala Sadena
__________

"Dari mana lo?" tanya Cakra dengan seribu rasa penasarannya.

Chandra mengangkat sebelah alisnya. Menepuk pundak Cakra dan menatap mata cokelatnya sehingga pandangan mereka bertemu. "Sejak kapan lo pengen tau urusan gue?"

Cakra terkekeh. "Sejak lo kasih pernyataan tentang Hira." jawabnya dengan serius.

"Hira? Emangnya kenapa? Bukan masalah lo." tegas Chandra, mengambil langkah untuk melewati Cakra dengan mata masih menatap ke arahnya.

"Jangan deketin dia."

__________

Aroma rokok mendominasi kamar putih Cakra. Kondisinya sudah seperti kapal pecah. Guling berada di lantai akibat perkelahian Andre, Ezra, dan Rian. Layar TV yang menyala tetapi tidak ada penontonnya.

Cakra dan ke-empat temannya kini sedang bermain uno. Sengaja mengajak teman-temannya untuk berkumpul dikediamannya. Pasalnya ia sangat bosan dan tidak tahu harus melakukan kegiatan apa.

"Gue ada tebak-tebakan. Yang bisa jawab gue kasih duit." ucap Andre, melihatkan uang sepuluh ribu yang dipegangnya.

"Sok lah, gampang." sahut Ezra.

Andre tampak berpikir, mencari pertanyaan yang menjebak mereka. "Apa yang jauh di mata tapi dekat di hati?"

"Jawabannya, Nadin!" jawab Ezra. Nadin adalah kekasihnya, sudah satu tahun. Bisa dibilang Ezra ini si paling bucin diantara mereka. Panggil aja Bumal. Bucin Maksimal.

Teman-temannya melempari bantal ke arahnya. Sudah tahu mereka jomblo. Selalu membuat iri.

"Salah cin! Bucin!" seru Andre tepat ditelinga Ezra.

Satria menunjuk atap. Menandakan ia bisa menjawab pertanyaan Andre. "Usus."

"Ohh iya." Cakra, Ezra, dan Rian mengeluh pada saat yang sama ketika mereka mendengar jawabannya.

Jawabannya benar. Mengapresiasi Satria dengan memberi tepuk tangan dan sorakan kemenangan.

"Nih duit buat lo." Andre memberikan uang itu dan Satria dengan senang hati menerimanya.

"Thanks bro."

"Bagi lah Sat." kata Rian.

"Cuma sepuluh rebu, lo bilang mau patungan? Nggak." jawab Satria dan menjitak kepala Rian.

"Sakit bege!"

"Yaudah. Sekarang giliran gue, mau kasih tebak-tebakan juga." pecah Ezra.

"Apa tuh?"

"Denger ya! Kenapa zombie kalau nyerang musti bareng-bareng?" pertanyaan Ezra.

"Ya kalo sendiri mah zomblo, kayak Cakra!" jawab Andre lantang diiringi dengan cengiran jahilnya.

Menyikut lengan Cakra yang sedari tadi hanya diam mengikuti candaan temannya. "Ya gak bro?"

Cakra mendengus kesal. Sekarang dirinya menjadi korban bullying mereka. "Gue lagi, sinting lo."

Mereka tertawa terbahak-bahak melihat respon Cakra dengan wajah kesalnya.

"Eh tunggu-tunggu kayaknya Cakra udah ga jomblo nih." kata Ezra, menjadi kompor pembicaraan.

Mata mereka membulat sempurna. Dan bertanya. Benarkah yang dikatakan Ezra? Terkenal dengan orang yang suka bercanda, bahkan ketika berbicara serius mereka ragu untuk mempercayainya.

CAKRAWALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang