17. Tujuh Belas

189 28 6
                                    

Cakra membeli satu persatu barang yang sudah ia list di note handphonenya. Sedikit kebingungan karena ia sama sekali tidak pernah berpikiran untuk melakukan hal ini untuk perempuan yang akhir-akhir ini menghantui pikirannya.

"Snack udah."

"Paper bag udah."

"Oke, done. Tinggal kasih."

Ia membayar belanjaannya di kasir. Mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah tersebut. Cakra melangkah keluar, duduk disamping toko yang sudah disiapkan bangku panjang.

Tangannya sibuk menulis diatas kertas. Menuliskan beberapa kata yang ia siapkan. Semburat senyuman terpancar diwajahnya.

Lima belas menit Cakra menembus kota Jakarta, dan berakhir di perumahan yang pernah ia datangi. Perumahan Pandawa. Memarkirkan motornya jauh dari rumah putih sederhana itu. Menenteng paper bag yang sudah ia siapkan, berjalan hati-hati dan meletakkannya di depan meja rumah itu.

"Paket." cakra berteriak, dan secepat kilat ia berlari meninggalkan. Memantau dari jauh.

Gadis dengan piyama pink keluar dengan raut wajah bingung. Mana ada malam-malam begini orang antar paket? Kurir juga butuh istirahat kali.

Tidak menunggu lama ia mengambil sebuah paper bag, segera kembali ke dalam rumahnya. Cakra tertawa dibalik tembok besar rumah tetangganya. Ekspresi Hira sangat menggemaskan.

Cakra kembali ke rumah dengan motornya. Mengendarai dengan kecepatan normal. Hatinya berbunga setelah melihat Hira yang sangat cantik malam itu.

Hira memandangi paper bag putih yang sedang ia genggam. Ia berpikir untuk kesekian kalinya bahwa ia akhir-akhir ini tidak memesan paket apapun.

Pikiran-pikiran itu segera ia tepis, rasa penasaran lebih mendominasi. Hira membuka paper bag tersebut. Matanya membulat melihat banyak makanan favoritnya. Hira mengeluarkan satu persatu. Ada lima belas lebih Snack didalamnya. Siapa yang mengirimkan ia Snack sebanyak ini?

"Buset, ini mah. Gue aja ga pernah jajan sebanyak ini. Gila-gila."

"Tuh, makanan kesukaan gue semua."

"Gila."

Hira terus-terusan mengumpat. Pasalnya memang ia tidak pernah memanjakan perutnya sebanyak ini. Pasti orang iseng.

Matanya tertuju pada surat kecil dipaling bawah. Ia mengambil dengan cekat.

Mungkin lo gatau siapa yang kasih lo ini. Makanan favorit lo semua kan? Gue tau. Ga perlu cari tau siapa gue. Makan aja, ga gue racunin kok. Selamat malam Hira.

Tanpa sadar senyumnya terbentuk seperti bulan sabit. Pipinya memerah. Sungguh, ini pertama kalinya ia mendapatkan hal romantis.

"Buat siapapun lo, makasih banyak."

Knop pintu terbuka. Mami Hira masuk ke dalam kamarnya. Melihat tingkah anaknya yang seperti orang gila. Salting, ya.

"Hira, tadi Mami denger ada kurir yang neriakin paket deh. Udah kamu cek?" tanyanya, Mami menyusul duduk didekatnya.

Hira mengangguk. "Udah Mi, nih. Tapi Hira bingung, perasaan Hira ga pesen apa-apa. Kok datang sendiri?"

"Dari pacarmu kali?" Mami kali ini menggoda anak gadisnya.

"Apaan sih, Mi. Orang Hira ga punya pacar."

Mami membenarkan rambut Hira yang berantakan. Lalu mengusap lembut pipinya yang masih merah merona.

"Iya kah? Anak secantik ini ga punya pacar?"

Hira mengalihkan pandangannya malu. "Iya emang ga punya pacar, Mami."

"Tapi ada cowok yang Hira suka sih." lanjutnya, Hira merendahkan volumenya ketika mengatakan kalimat itu.

Mami tertawa, rupanya anaknya ini sedang kasmaran. Pantas saja, bisa dilihat dari kelakuannya yang berbeda dari sebelumnya.

"Ohh, rupanya anak gadis Mami lagi falling in love, ya?" sarkasnya.

"Mami tau bahasa falling in love darimana?" Hira mengernyit heran.

"Kepo deh, udah ah tidur. Besok lagi saltingnya." ejeknya, Mami bergegas meninggalkan kamar Hira.

"Ga salting, Mi. Good night."

Malam ini adalah malam paling misterius bagi Hira. Entah ia harus berlaku senang atau harus waspada. Takutnya sender misterius ini besok akan kembali ke rumahnya, dan mengirimkan bom. Apa tidak lucu jika kejadian itu terjadi? Tapi tidak mungkin juga sang pengirim berani mengirimkan bom. Dan yang membuatnya kesal adalah CCTV rumahnya yang sudah beberapa hari ini rusak. Jika tidak rusak pasti saja ia mengetahui pengirim paper bag pink itu siapa.

CAKRAWALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang