Cakra menuliskan hal-hal yang dirinya dan Najwa bicarakan. Mulai dari makanan favorit Hira, hobinya, sampai dengan warna favoritnya. Senyuman terulum disudut bibirnya.
"Satu tahap selesai." Cakra menutup kembali bolpoin, merebahkan dirinya di atas kasur.
Mengecek ponselnya yang sedari tadi bergetar. Tentu saja banyak notif dari kawan-kawannya. Grup WhatsApp yang mereka namai Perkumpulan Lelaki Ganteng itu.
Mulai menscroll beberapa bubble chat, hanya percakapan tidak jelas.
Andre: dapet info ga cak ttg kekasih lo?
Detak jantungnya tiba-tiba terhenti. Mengapa saat ada yang membahas soal Hira dirinya merasakan perasaan yang berbeda?
Cakra: aman
Satria: yok sat set cak!
Teman-temannya sangat mendukung Cakra bersama Hira. Entah ini akan menjadi awal yang baik atau tidak.
__________
Bugh!!
Tendangan tepat mengenai dada seorang lelaki tua yang mencekal tangannya. Serangan balik mengenai pelipis, yang membuat Chandra mengerang kesakitan.
Chandra mencoba untuk berdiri. Menatap dua orang laki-laki yang tidak ia kenal. "Siapa kalian?? Mau apa lo?!"
Mobil hitam terhenti didepan perkelahian mereka. Seorang laki-laki berkacamata hitam turun dari mobil itu. Tidak asing bagi Chandra.
"Tono?"
Tono melepas kacamatanya. Memberi sebuah senyuman pada Chandra. "Halo."
Chandra mendekat, mencengkeram baju yang Tono kenakan. Menatap lekat-lekat. Ia sudah tidak mampu menahan emosinya. "Mau apa hah?"
"Mau saya kembali ke rumah majikan mu itu?"
"Jangan harap!" bentaknya seraya melepas cengkeraman tangannya.
"Saya mohon, bapak sedang sakit parah." jelasnya.
Tidak percaya begitu saja dengan omongan Tono. Chandra sudah membuat keputusan bulat untuk tidak kembali bersama ayahnya.
Dilain tempat, pria paruh baya sedang mengamati perbincangan mereka. Didalam mobil, seraya menyeruput kopi kaleng. "Bujuk Chandra Tono."
"Jangan membodohi saya." Chandra melenggang pergi dengan motornya setelah ia mengucapkan itu.
Untuk kesekian kalinya, didalam hatinya bertambah rasa benci terhadap ayahnya. Bukankah ia sudah memilih kehidupannya sendiri? Dengan keluarga barunya? Mengapa ayahnya selalu menggangu dirinya?
Chandra memasuki rumahnya. Memegangi pelipisnya yang terluka akibat serangan anak buah ayahnya.
"Chandra, kamu kenapa?" teriak mamanya setelah melihat ada sesuatu yang berubah diwajah anaknya.
"Jatuh ma."
"Engga engga...ga mungkin jatuh cuma bagian pelipis aja yang kena."
"Chandra berantem?" Khawatir, mama langsung menuntun Chandra untuk duduk.
Mengambil wadah berisikan air, untuk membersihkan luka. Seperti luka hasil tonjokan.
"Kenapa begini nak?"
"Iya tadi Chandra berantem sama temen Chandra. Ga sengaja ketonjok ma."
Memang sengaja berbohong, ia tidak ingin mamanya banyak pikiran tentang masalah ini. Apalagi mamanya sudah terlihat bahagia tanpa kehadiran lelaki yang menemaninya.
"Ada ada saja kamu, udah sana mandi."
"Nih lihat nih, baju kamu kotor begini." titahnya, seraya membersihkan sisa kotoran yang menempel pada bajunya.
"Iya ma, mama bawel." Chandra mencium pipi mamanya tiba-tiba.
"Heh! Dasar ya anak cowo mama!"
Chandra berlari terbirit-birit, menertawakan ekspresi mamanya yang terlihat kesal akibat perbuatannya.
__________
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRAWALA
Teen FictionHidupnya kini telah berubah 180° setelah kepergian sang kekasih. Keluarga yang tidak harmonis semakin membuatnya jengah. Hubungan baik antara dirinya dan saudara kembarnya berubah setelah mengenal seorang perempuan yang sedikit berhasil mengubah hid...