15. Lima Belas

250 35 2
                                    

Aroma khas ramen menusuk penciuman mereka. Ditemani dengan layar laptop yang sedari tadi menyala.

Tangannya sibuk menghitung angka-angka.

"Ini gimana? Ga ketemu." celetuk Hira, melihatkan soal kepada Chandra.

"Yakin gabisa? Coba dulu Ra."

Hira merengek, menyerah dengan soal itu. "Gue gabisa."

Mengambil alih soal dari Hira. Tangannya dengan mahir menuliskan rumus-rumus matematika.

"Gini aja Ra, gampang nyerah sih." kekehnya.

Ia mencoba memahami. Namun, otaknya sudah tidak bisa  bekerja.

"Serius gue pusing."

"Pusing? Mau gue pijit?" godanya.

"Yeuu."

Mata Chandra tertuju pada sticky note pink, tepat disamping buku.

Dengan cepat ia mengambil satu lembar, lalu mengamati dengan teliti.

"Ini buat apa ra?"

Hira mendengus. "Buat tandain yang penting, gitu aja gatau."

Pluk

Kertas pink itu menempel pada hidung mancung Hira.

"Lo penting buat gue."

Sontak melotot dengan perlakuan Chandra. Hira dengan cepat melepas kertas itu. Menempelkannya pada bill yang tertera dimeja.

"Ini jauh lebih penting."

"Iya, yakali lu yang gue suruh bayar." Chandra tertawa lepas.
__________

Di lain tempat, Cakra dan Najwa tengah sibuk meracik bumbu bakso. Bakso dengan kuah merah dan bentuknya yang super jumbo. Sangat menggiurkan lidah.

"Jadi, gimana kak rencana lo kedepannya?" celetuk Najwa sembari diiringi sesuap bakso.

"Dia ga punya cowo kan?" tanya Cakra memastikan.

Najwa menggeleng antusias. "Kalo punya juga terobos ae lah."

"Terobos terobos."

"Tapi beneran kak, Hira ga punya cowo."

"Tapi banyak yang deketin." lanjutnya.

"Tapi lagi, ga pernah Hira respon. Ga ada yang menarik katanya. Padahal juga gue lihat-lihat banyak yang ganteng loh. Gue aja mau satu." tawa Najwa terpecah.

"Ganteng nomer satu?"

Najwa meletakkan sendok dan garpunya dengan kesal. Ia menggeram. "Ah capek ngomong sama lo kak, udah gue jelasin juga p kali l lu ga paham-paham. Seterah lo ah."

"Berani sama gue?"

Mata yang mulanya melotot kini tertunduk. Najwa baru saja ingat, dirinya sedang berbicara dengan orang paling galak seperti macan.

"Jangan gitu, kayak tikus ketemu kucing aja. Ga punya nyali."

"Kak? Lo bisa ngelawak juga ya."

"Ssst, udah buruan kasih tau gue info tentang Hira."

"IYA KAK SIAP!"

_________

hi, chapter kali ini segini dulu ya. belum punya mood buat nulis panjang-panjang wkwkwk. thank u all!

CAKRAWALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang