10. Sepuluh

376 71 36
                                    

Hira : gue udh siap.
Hira : ayoo
Hira : udh sore keburu ga mood.
Hira : CHANDRA AYO!

Tidak ada balasan dari Chandra. Dirinya sudah menunggu sekitar tiga puluh menit. Bahkan Chandra sudah berjanji akan datang lebih awal.

Menjatuhkan keras badannya di kasur. Menggigit gulingnya untuk melampiaskan kekesalannya. Bagaimana tidak kesal? Hira sudah melewatkan streaming film demi Chandra.

Memejamkan mata. Belum ada beberapa menit dirinya sudah berada di alam mimpinya.

Ponsel yang berada didekatnya bergetar. Mengganggunya. Matanya sedikit terpejam, menetralkan cahaya yang ia tangkap.

'Halo Hira.'

Terdengar suara serak seorang laki-laki. Mata yang sebelumnya terpejam kini membulat sempurna. Melihat nama yang tertera di ponselnya.

Terkejut.

'Chandra. Sorry gue malah ketiduran. Gimana nih? Lo udah nungguin gue dari tadi? Sorry ya sorry banget.'

Ia merasa tidak enak hati.

'Enggak. Sorry gue gabisa hari ini. Gue dirawat di rumah sakit.'

'Hah?! Rumah sakit mana?'

Terkejut dengan jawaban Chandra. Hari terakhir mereka bertemu Chandra terlihat sangat baik-baik saja.

'RS Citra Lestari.'

Belum sempat Chandra melanjutkan pembicaraannya, Hira terlebih dahulu menekan tombol merah. Mengakhiri teleponnya.

Sejurus kemudian, Hira meminta Ayahnya untuk mengantar dirinya ke Rumah Sakit tersebut. Menunggu ojek online terlalu lama baginya.

"Hira jenguk siapa?" tanya ayahnya, tetap fokus mengendarai mobil.

"Temen pi, ga enak aja kalau ga dijengukin."

Ayahnya melihat dirinya. Seperti sedang mencari sesuatu didekatnya.

Menggelengkan kepala. Tersenyum. "Nggak dibawain apa-apa?"

"Hah? Emang mau dibawain apa?"

"Coba bawain buah-buahan atau roti. Ga baik kalau jenguk orang dengan tangan kosong."

Hira mengangguk. Mencoba memikirkan apa yang cocok untuk ia bawakan.

"Parcel buah aja ya pi?"

"Boleh, ayo cari dulu."

__________

"Mama kemana Cak?" tanya Chandra yang masih terbaring di brankar Rumah Sakit.

"Pulang sebentar, sementara gue yang jagain lo." jawabnya diselipi senyuman tipis.

"Sorry Chan."

Chandra memalingkan wajahnya ke arah lain. Tidak mau menatap wajah Cakra.

"Jangan bahas ini dulu Cak, it's oke."

CAKRAWALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang