chapter 17

13.5K 930 17
                                    

HAPPY READING YEOROBUN 💞
-----------

Pagi ini Aza berangkat sekolah lebih awal, bahkan Khanza dan Zayin masih memakan sarapannya. Aza sengaja berangkat awal kerena tidak ingin berurusan dengan guru piket.

Sungguh demi apapun saat ini penampilan Aza jauh dari kata anak baik. Tali sepatu yang tadinya warna hitam di ganti warna hijau muda, bajunya di keluarkan dengan sisi bawahnya yang terdapat tempelan berupa Emblem dengan tulisan upss. Dan lagi dia menggunakan skateboard, memiliki kesan mencolok.

Sesampainya di kelas hanya ada beberapa murid,  merasa bosan akhirnya Aza mengeluarkan jam tangan pemberian Rio beberapa hari Lalu. Saat mengetahui bahwa handphone Aza di sita, juga Rio yang akan pergi. Laki-laki itu meninggalkan jam tangan Android nya pada Aza.

"Halo kenapa Za"

"Gue bosen, Lo lagi enggak sibuk kan"

"Enggak kok, tumben berangkat pagi banget"

"Lagi pengen"

"Udah sarapan belum"

"Lagi makan nih" tunjuk Aza pada sari roti dan susuk kotak yang sedang di makanya.

"Kebiasaan banget sih sarapannya itu Mulu, beli bubur sana di kantin"

"Males, lagian enakan ini juga"

"Hadeh yaudah terserah Lo, jadinya mau oleh-oleh apa?"

"Enggak mau ah, Lo terlalu memanjakan gue tau"

"Hahahaha, emang kenapa. Selagi gue bisa kenapa enggak"

"Ishh, Lo mah"

"Santai aja, itu di habisin dulu makanannya"

"Iya ini juga lagi di makan, Lo juga jangan sarapan yah"

"Siyaap, udah dulu yah. Gue di panggil ayah, papay Aza"

"Papay Abang Rio, semangat kerja."

Tut

Selesai dengan sarapannya Aza tidur sebentar di kursi pojok kelas, sambil menunggu bel masuk berbunyi. Namun baru saja ia merasa sedikit tenang, seorang pengganggu datang.

"NYONYA AZA MANA NYONYA AZA, DI SINI PADUKA GAMBLE MEMBAWAKAN BUBUR ATAS PERINTAH YANG MULIA RIO" Teriak Gamble dari depan kelas, hingga semua pandangan teralihkan padanya dan Aza.

"Ouh sosweet banget sih mereka berdua,"

"Coba aja mereka gak beda agama bakalan gue shipin tuh"

Aza yang mendengar itu hanya melirik malas, ia menyuruh Gamble untuk menghampirinya di meja belakang. "Ouh makasih Gembel atas kerja kerasnya, mau-mau aja sih Lo di suruh Rio" ujar Aza mengambil bubur itu.

Gamble duduk di kursi depan Aza, dengan badan menghadap ke arah gadis itu. "Kalian bertiga tuh keluarga gue," ucap Gamble.

"Hmm, makasih kalian udah baik banget sama gue."

*****

Ngaji klasikal sore diliburkan, katanya Abah sedang pergi. Aza yang bingung mau ngapain, memutuskan ke ndalem untuk bantu-bantu.

Baru saja memasuki dapur pandanganya menangkap Gus Altha yang sedang berbincang dengan mbak Meisya dan Arvelin, entah apa yang mereka bicarakan sampai Arvelin juga ada di situ.

Tiba-tiba percakapannya dengan mbak Nurul tempo hari lalu mengganggu pikiran Aza. Gus Altha bahkan sempat tersenyum lebar dan terkekeh pelan pada mereka berdua.

Ijbar [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang