25

291 9 3
                                    

Karena saya lagi seneng jadi saya mau update, baca sampe akhir yaa soalnya saya mau kasih tau sesuatu.

5. Ada yang berbeda
Songs: baby come home 2 - The Neighbourhood
              Sodus -Cemiteries

Selamat membaca

Hari esoknya Lia masih sama, perempuan itu di selimuti rasa sedih dan setiap saat selalu menangis. Bohong jika Lia sudah melupakan Bima sepenuhnya justru sebaliknya sangat sulit bagi perempuan itu untuk melupakan kenangan manis bersama Bima, hubungan ini bukanlah hubungan yang singkat Lia sudah menghabiskan waktu yang sangat lama bersama Bima.

Mau berapa kalipun dan sekuat apapun Lia mencoba untuk melupakan Bima tapi tetap saja wajah lelaki itu dan momen indah bersama Bima selalu terlintas dan berputar di kepala Lia.

Salahkan Lia selama ini? Atau Lia yang terlalu berharap lebih pada Bima?, jawabanya tidak, Bima yang sudah mempermainkan hubungan ini dan mempermainkan perasaan Lia.

"Udah Lia, lo gak perlu kayak begini. Lo udah lima jam nangis itu mata lo udah bengkak banget." Ujar Seila sembari menepuk pundak Lia. Pagi-pagi sekali Seila sudah datang bertamu ke rumah Lia karena dia sangat khawatir pada keadaan Lia. Seila ingin menghubungi Achel memberi tahu keadaan Lia saat ini tapi dia masih mengingt jelas keinginan Lia untuk tidak memberi tahu Achel masalah ini karena Achel sedang hamil. Akan sangat berbahaya dan akan sangat merepotkan jika perempuan itu tau masalah ini.

"Seila gue harus gimana? Jujur gue cinta dan sayang banget sama Bima, rasanya gue pengen gila!." Ucap Lia dengan bibir bergetar, Seila menghela nafas melihat Lia dia tau betul perasaan Lia saat ini tapi kesehatan Lia lebih penting dari apapun.

"Gue tau Lia, tanpa lo kasih tau juga gue udah tau. Tapi mau bagaimanapun lo harus tetap jaga kesehatan lo, gue perhatiin dari kemaren lo gak makan." Kata Seila.

Lia menggeleng kecil dan meremas rambutnya frustasi, "gue mau gila rasanya La, wajah Bima selalu melintas di kepala gue. Apalagi wajah Ilona, gue gak nyangka La ini kayak mimpi!." Ujarnya.

"Gue gak nyangka Bima se brengsek ini! Gue gak nyangka cowok kayak Bima bisa begini, gue mau gila rasanya La! Gue gak kuat!." Teriak Lia dan menendorong kursi di hadapannya dengan sangat kencang membuat Seila terkejut.

Lia menarik nafas dan tertawa miris, "gue sih yang bego, mau aja di mainin sama cowok itu. Mending gue ikut orang tua gue ke Jerman!." Kata Lia mengingat kembali ucapan kedua orang tuanya sembilan tahun lalu.

"Udah Lia cukup, lo gak boleh ngomong begitu. Kendaliin diri lo Lia." Ujar Seila menyentuh lengan perempuan itu.

"Gue harus gimana La? Sakit banget La, lo tau gak apa yang gue rasain? Bima bukan nyakitin perasaan gue aja tapi batin gue juga La!." Lia berteriak di hadapan Seila tanpa sadar.

"Apa yang bakalan gue bilang ke orang tua gue? Bulan lalu gue udah bilang kalau Bima bakalan lamar gue, dan lo tau mereka udah seneng banget dan gak sabar lihat gue di atas pelaminan make gaun pengantin. Tapi, apa yang terjadi sekarang? Gue harus ngomong apa ke mereka La?." Air mata Lia kembali menetes entah sudah yang keberapa kalinya perempuan itu meneteskan air mata.

"Dada gue sesak banget La, sakit!."

Hati Seila pedih mendengar itu jujur saja melihat keadaan Lia sekarang membuat dia takut dan khawatir dengan keadaan Lia.

"Gue minta maaf, tapi tetap aja Lia lo harua sehat dan kendaliin diri lo Lia." Lia hanya mengangguk lesuh, dia bangkit membuat Seila menatap dia lekat.

"Seila, tolong hubungi Achel." Kata Lia sebelum dia naik ke lanti atas meninggalkan Seila di sana. Seila hanya mengangguk membiarkan Lia beristirahat di dalam kamarnya.

My Uncle Is My Husband 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang