[CERITA KEDUA DARI MY UNCLE IS MY HUSBAND.]
[JANGAN LUPA FOLLOW TERLEBIH DULU BARU BACA.]
[ON GOING]
⚠️ Konfliknya ringan dan santai
⚠️ Mengandung unsur dewasa dan kekerasan.
⚠️ Di larang mengkopi paste cerita ini!!
Bercerita tentang:
Ketika seorang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jam 07:45 di rumah Duka Lia Aprillia, banyak yang datang melayat di kediaman Lia mulai dari teman semasa SMA, kuliah dan bahkan para pelanggan Lia dan tentunya Ibu dan Ayah Lia yang baru saja tiba dari Jerman malam tadi.
Achel masih mengurung diri di kamar Lia perempuan itu tidak ingin bergabung ke bawah karena dia tidak sanggup melihat wajah Lia bahkan Jeno sudah memberi tahu bahwa dia harus melihat wajah Lia untuk yang terakhir kali agar Achel tidak menyesal namun Achel menolak.
Achel menangis dalam diam duduk di tepi kasur Lia memandangi foto dia dan Lia dalam bingkai foto, hatinya begitu sakit seperti di tusuk ribuan jarum kepergian Lia sangat membuat dia terluka.
"Kenapa lo ninggalin gue Li....."
"Padahal lo udah janji mau nemenin gue pas lahiran tapi sekarang lo malah ninggalin gue."
"Gue merasa bersalah Li....." tangisan Achel pecah dia tidak sanggup lagi berkata apa-apa selain menangis kepergian Lia sangat membuat luka di hatinya.
Bagaimana tidak Lia adalah sahabatnya sejak SMP dan Achel adalah orang yang selalu tau dan mengerti dengan perempuan itu dimulai dari kisah hidup keluarganya dan kisah cintanya bersama Bima.
Mengingat lelaki itu membuat Achel marah dan emosi ini semua pasti ulah lelaki itu dia yang sudah membuat Lia sampai bertindak sejauh ini, "brengsek dasar laki-laki tidak tahu malu!!!." Teriak Achel.
"BIMA BAJINGAN!!!!!!!!!" Achel berteriak kencang bahkan suaranya terdengar sampai ke bawah.
Jeno yang berada di bawah langsung bergegas naik ke atas menghampiri istrinya sedang kedua anak-anaknya dan kerabat hanya terdiam.
"Sayang.." Jeno memanggil kala dia masuk ke dalam kamar.
"Mas......" lirih Achel, Jeno menghampiri istrinya dan memeluk istrinya erat sembari mengelus pucuk kepala Achel.
"Sabar yah sayang ini udah jadi takdir Lia, kita doakan semoga amal ibadah beliau di terima di sisi Allah." Kata Jeno menenangkan. "Ini semua salah Bima! Dia yang berhak salah atas semua ini!." Kata Achel geram giginya menggertak.
Jeno mengelus pundak istrinya dan berkata, "gak boleh ngomong kayak gitu. Aku tau ini berawal dari sana tetapi kita manusia biasa gak bole nuduh orang lain atas ini," Achel hanya diam dan memeluk tubuh Jeno dia benar-benar kehilangan. "Tenangin diri kamu yahh kita turun ke bawah, kamu harus liat Lia untuk yang terakhir kalinya." Bujuk Jeno dan Achel mengangguk pelan.
