lima | makan malam

42.4K 5K 172
                                    

Hay maaf telat up... Banget malah 😁

Maaf ya ide untuk cerita ini seketika mampet. Udah gitu author lagi pulang kampung jadinya jaringan ga bagus.

Selamat membaca..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Malam itu, Varel datang lagi ke rumah Alaskar untuk makan malam. Tidak ada yang aneh dan ganjal semuanya berjalan lancar karna hal seperti ini sudah biasa.

Namun, wajah Alaskar terlihat dingin. Yah, dia memang dingin, tapi seperti lebih dingin. Alaskar duduk makan dengan diam. Biasanya jika dia akan menatap sinis Varel kini dia hanya menatap makanannya saja.

"Al udah kenyang" selepas berkata begitu, Alaskar langsung pergi meninggalkan mereka dan masuk ke kamarnya.

Tea menatap anaknya sendu. Padahal niatnya hanya agar mereka berdua berhenti memberikan tatapan permusuhan setiap ketemu dan kembali menjadi sahabat seperti dulu.

Varel tetap memakan makanan nya. Dia terlihat tidak peduli walaupun sempat melirik ke arah Alaskar yang tengah makan sedikit.

Setelah selesai makan, Varel lalu membantu Tea mencuci piring kotor.

"Kamu mau kemana Al?" Tanya Tea saat melihat Alaskar keluar dari kamarnya menggunakan jaket.

"Pergi, sama Bulan Asep" ujar Alaskar langsung pergi meninggalkan Tea dan Varel yang melihatnya.

"Dasar anak itu" ujar Tea melihat Alaskar pergi.

Tak lama, Varel juga lalu pamit pulang ke rumah. Sesampainya di depan, ternyata Alaskar juga baru akan masuk ke mobilnya.

Varel berjalan melewati Alaskar yang akan memasuki mobilnya.

"Ga tau malu" gumam Alaskar pelan yang bisa di dengar Varel. Selepas itu, Alaskar langsung masuk ke dalam mobil meninggalkan Varel yang berdiri mematung mengepal kuat kedua tangannya.

Setelah lama menatap mobil Alaskar yang sudah pergi, Varel lalu masuk ke dalam rumahnya.



"Lama Lo" ujar Asep. Mereka sekarang berada di cafe dekat rumah Bulan. Alasannya, biar nanti ga di cariin ortu.

Tadi sore awalnya mau pergi, tapi di tunda jadi malam ini.

"Sorry"

Selepas itu, Alaskar lalu duduk. Asep dan bulan sudah mengeluarkan buku dan sudah mencoba mengerjakan beberapa soal.

Alaskar juga segera menyelesaikan tugasnya. Cafe itu sangat cocok untuk remaja sepeti mereka. Bisa makan, dan memiliki tempat belajar, sepeti sebuah ruangan kecil.

Jadinya, mereka bisa menikmati minuman dan juga kue serta belajar dengan santai. Di tambah juga ada satu rak yang berisi novel.

Wajar saja jika cafe itu sangat laris.

Setelah sekian lama, akhirnya tugas mereka selesai juga.

"Al" panggil Bulan

"Kenapa?"

"Bagaimana caranya agar seorang pria tertarik dengan kita?" Tanya Bulan yang langsung membuat Asep hampir menyumburkan kopi dari mulutnya.

"Jangan tanya dia Lan, emang dia pernah pacaran? Pdkt sama cewe aja kaga pernah" ujar Asep yang di beri tatapan datar oleh Alaskar.

"Ye, daripada Lo" sindir Bulan yang membuat Asep melorotkan matanya.

"Heh! Gue gini-gini udah punya cewe. Noh Nia anak SMA sebelah" ujar Asep sambil tersenyum bangga.

AlVa [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang