sembilan belas | ketahuan

38.3K 4.5K 132
                                    

Hallo, chapter sembilan belasss nih (つ✧ω✧)つ

Gimana sama chapter sebelumnya? Semoga kalian juga suka sama chapter kali ini

Selamat membaca






Varel turun ke bawah mencari makanan, namun karena malas memanasi makanan, Varel lalu memakan bubur yang dia duga di masak oleh Alaskar.

Emang dia yang masak_-

Bubur di tambah dengan telur ceplok. Beh, mantap bikin nagih pengen nambah lagi. Setelah selesai makan, Varel lalu mandi karena dia merasa gerah. Keringat nya sangat banyak walaupun dia sudah agak sehat, tapi Indra perasanya masih belum stabil. Tapi, bubur yang dibikin Alaskar emang enak.

Setelah selesai mandi, Varel lalu masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Alaskar sedang tertidur pulas jadinya dia tidak terganggu saat varel masuk ke kamar.

Sepertinya, Alaskar benar-benar tidak tidur dengan baik. Buktinya, dia sekarang sedang ngorok. Bukan ngorok kek bapak-bapak ye. Yakali cogan kek gitu.

Varel awalnya ingin membangunkan Alaskar supaya dia bisa kembali ke rumahnya. Namun saat mendekat ke wajah Alaskar, Varel menjadi tidak tega dan membiarkan Alaskar tidur saja dulu.

Varel lalu berjalan mengambil ponselnya. Saat melihatnya, rupanya baterai Ponselnya mati. Varel lalu mengambil cas dan mengisi ulang daya baterai Ponselnya.

Karna merasa bosan, Varel lalu turun ke bawah dan duduk di sofa sambil menonton tv, acara kesukaannya BOBOIBOY.


Dilain tempat, tepatnya diparkiran sekolah, tiga orang siswa laki-laki tengah berdiri.

"Lo harus nganterin kita ke rumah Varel" ujar Petra.

"Ke tempat lain aja, dia kan lagi sakit, nanti malah bikin dia tambah sakit" ujar Bima berusaha menyakinkan Petra.

Petra menatap bingung Bima, kenapa seperti ada yang di sembunyikan darinya.

"Kenapa Lo kekeh banget sih, Lo sembunyiin apa dari gue Bima?" Ujar Petra dengan nada sedikit tinggi.

"Gue ga sembunyiin apa-apa suer" bantah Bima lagi. Kenzio hanya mencoba menenangkan mereka berdua yang terus berdebat.

"Gue rasa Lo emang tau sesuatu tentang Varel! Dan Lo sembunyiin itu dari gue sama Kenzio. Kenapa Lo berdua? Lo pacarnya Varel sampe-sampe takut banget kita tau rumahnya?" Ujar Petra sedikit emosi.

Bima mengerutkan keningnya, kok dia jadi kaya lagi di introgasi pacar gini sih. Lagian ya, dia itu sukanya PETRA! Varel mah, emang bener-bener sahabat dia.

"Cemburu Lo?" Ujar Bima lagi. Kenzio menepuk jidatnya capek. Yang sabar ya Ken.

"Idih, najis!" Kesal Petra dia lalu membuang wajahnya ke samping.

"Ya udah, dari pada ke rumah Varel mending kita nongkrong" ujar Bima lagi.

Petra membalikan wajahnya menatap tajam Bima. "Kalo Lo ga mau kasih tau alamat Varel, biar gue cari sendiri" ujar petra lalu saat kakinya akan melangkah pergi, Bima memanggilnya.

"Petra, Lo mau nanya siapa? Walkes gue hari ini ga masuk asal Lo tau" ujar Bima sambil tersenyum miring. Petra terdiam di tempat lalu balik menatap Bima.

"Kalo gitu Lo yang harus nganterin kita" ujar Petra.

"Ogah, mending gue pulang bogan(bobo ganteng)" ujar Bima lalu mulai berjalan menuju motornya. Petra lalu tersenyum miring menatap Bima.

AlVa [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang