Halo, chapter tujuh nih
Akhirnya author up🤗
Jangan lupa tinggalkan jejak
Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Tinggal bilang ga mau aja sih" ujar Bima yang lagi duduk di sebelah Varel. Sekarang mereka sedang duduk di dalam kelas menunggu guru masuk.
"Mau bilang ga mau juga, bokap gue ga bakalan mau. Lo tau kan sifatnya" ucap Varel dengan lesu sambil menaruh kepalanya di meja.
"Iya gue tau, bokap Lo emang nyeremin" ujar Bima sambil membayangkan saat pertama kali bokapnya Varel datang ke sekolah untuk pengambilan raport kelas 10.
"Huftt-" desis Varel lemas.
"Yang sabar ya, emang kakak Lo ga bisa ambil alih? Bukannya Lo punya kakak cowo juga ya?" Tanya Bima. Varel lalu mengangkat wajahnya melihat ke arah Bima.
"Kakak gue mau jadi dokter psikolog. Dengan adu mulut dan argumen dari bokap dan kakak, akhirnya kakak gue di ijinin. Dan yah, sekarang semuanya tergantung ke gue" jelas Varel. Bima yang prihatin langsung menepuk pelan pundak sang sahabat.
Guru pelajaran pun masuk, mereka berdua lalu kembali fokus pada pelajaran.
"Al"
Alaskar berbalik, mendapati Dian anak OSIS yang memanggilnya.
"Kenapa?" Tanya Alaskar. Dian lalu mendekat ke arah Alaskar.
"Gue mau ngasih Lo ini" ujar Dian lalu memberikan bungkus kotak. Entah apa isinya.
"Ini apa?" Tanya Alaskar sambil mengerutkan keningnya.
"Itu, hadiah buat lo" ujar Dian.
"Thanks, but gue ga suka coklat" ujar Alaskar to the poin.
Dian kaget, karna Alaskar tau isinya coklat.
"Kenapa Lo bisa tau?" Tanya Dian heran.
"Bau manisnya, menyengat. Makasih karna mau ngasih, tapi sebaiknya buat Lo aja" seusai berkata begitu, Alaskar langsung pergi meninggalkan Dian.
Dian berdiri diam memandangi punggung Alaskar yang menjauh.
Pelajaran matematika sedang berlangsung di kelas Varel. Mereka semua sedang sibuk mengerjakan tugas yang di berikan.
Bima dan Varel kerja bersama. Entahlah, mengerjakan sesuatu yang sulit bersama-sama rasanya lebih baik.
"Gue ga sanggup, udah otak gue mau meledak saking panasnya" jerah Varel yang langsung menaruh kepalanya di atas meja yang berisi tumpukan buku.
"Kalo Lo nyerah, kapan mau berjuang Lo?" Ujar Bima jerah pada sahabatnya itu.
"Gue ga bisa suer, rasanya tuh anjirr banget" ujar Varel malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlVa [end]
Любовные романыTinggal di lingkungan yang sama, tentangga dan orang tua yang saling bersahabat. Tapi tidak dengan anak mereka. Varel dan Alaskar tak pernah akur. Varel yang merupakan anak bandel di sekolah, sementara Alaskar yang merupakan siswa dingin si sekolah...