Hallo, chapter sembilan nih ( ╹▽╹ )
Absen hadir dulu 👉
Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Varel bangun dari tidurnya, ketika suara berisik dari alarmnya berbunyi. Dengan tidak elitnya mematikan alarm. Kepalanya sudah bergelantungan di bawah, sementara kakinya di atas kasur.
Baju yang terangkat memperlihatkan perut mulusnya dan yah, dia masih memakai Bokser.
Jika ada perampok yang masuk semalam, mungkin dia akan di ewe. Apalagi penampilan nya sudah seperti gadis perawan.
"VAREL!! MAU SAMPAI KAPAN KAMU TIDUR?" teriak Sinta menggelegar di seluruh ruangan di rumah.
Varel mengecap matanya berkali-kali agar pandangannya kembali normal. Dia kemudian duduk di atas kasur karena pusing. Kalian yang darah rendah pasti tau rasanya.
Setelah mengumpulkan nyawa hingga semuanya selesai. Setelah itu, dia tetap berada di atas kasur. Memasukan tangannya ke dalam baju sambil mengusap-usap dadanya.
Rambut Varel berantakan, beberapa urai rambut naik ke atas. Mukanya masih sangat ngantuk. Sekali-kali menguap.
Sinta masuk ke kamar Varel yang tak di kunci. Melihat anaknya itu masih setia duduk di atas kasur dengan mata yang terpejam.
Sinta mendekat dan langsung membuka gorden jendela, karna sinar matahari Varel langsung membuka matanya.
"Mami~~ ini udah jam berapa?" Tanya Varel sambil masih setia di atas kasur.
"Ini sudah jam 10 pagi Varel" ujar Sinta.
"oh jam 10 pagi," gumam Varel sabil terus duduk di atas kasur.
"HAH!! JAM SEPULUH PAGI!!" teriak Varel kaget. Dia langsung membuka matanya, lari menyambar handuk besar miliknya dan langsung lari ke kamar mandi.
"Kamu kenapa?" Tanya Sinta bingung.
"MAMI KENAPA GA BANGUNIN VAREL DARI TADI!!!!" kesal Varel sambil masuk ke kamar mandi dan mandi dengan cepat.
Setelah mandi, Varel langsung memakai seragam. Mengisi buku-bukunya ke dalam tas, langsung turun ke bawah sarapan.
"Sarapan dulu" ujar Sinta sambil mengolesi selai pada roti.
"Ga usah mi, Varel udah telat banget!" Ujar Varel tergesa-gesa.
"Masih jam 5 pagi, kenapa buru-buru" ujar Sinta dengan senyumnya.
"Hah?" Varel melihat Sinta dengan pandangan heran.
"Coba liat jam di dinding?" Pinta Sinta. Varel lalu melihat ke arah dinding. Jarum jam menunjukkan pukul lima lewat sepuluh menit. Yang artinya, Varel tidak terlambat. Bahkan ini terlalu awal. Sekolah mereka masuk jam 07:30.
"Mami!" Rengek Varel sementara Sinta hanya tertawa pelan, karna bisa mengerjai putra bungsunya itu.
"Duduk, sarapan dulu" ujar Sinta. Dengan wajah sebal, Varel duduk lalu meminum susu dan memakan Rotinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlVa [end]
RomanceTinggal di lingkungan yang sama, tentangga dan orang tua yang saling bersahabat. Tapi tidak dengan anak mereka. Varel dan Alaskar tak pernah akur. Varel yang merupakan anak bandel di sekolah, sementara Alaskar yang merupakan siswa dingin si sekolah...