dua puluh empat | hasil yang memuaskan

32.4K 4.1K 118
                                    

Halo, dah up chapter dua puluh empat nih

Selamat membaca







Ujian kenaikan kelas hari ketiga, di mana akan ulangan matematika. Varel sudah siap dari pukul Lima. Bersiap dengan pakaian seragam nya.

"Varel, ayo sarapan dulu" ajak Sinta begitu melihat anaknya turun dari atas.

Varel mengangguk dan langsung duduk di meja makan.

Sinta lalu memberikan nasi goreng untuk Varel. Varel segera melahapnya dengan cepat.

Setelah selesai sarapan, Varel lalu segera bersiap dan berpamitan kepada Sinta dan langsung keluar dari rumah.

Sesampainya di garasi, varel segera menaiki motornya.

"Eh?" Varel merasa ada yang aneh, lalu turun melihat motornya.

"Lah?" Kaget Varel saat melihat ban belakang motornya yang kempes. Varel menggaruk kepalanya frustasi. Apakah ini tanda sial?

"Mana papi udah pergi kerja lagi. Bang Raven juga lagi di rumah temennya. Mau minta tolong mami, tapi ga mungkin" Varel membuang nafasnya berat.

Tiba-tiba suara klakson mobil mengagetkannya. Varel lalu segera berlari ke depan pagar rumah.

"Alaskar!" Panggil Varel. Alaskar yang akan memasuki mobil dengan Tea yang berada di sampingnya.

Varel lalu berlari ke sebelah Tea. "Pagi bunda" sapa Varel. Tea tersenyum membalas sapaan Varel.

"Kar, gue boleh numpang sama Lo ga Ke sekolah? Ban belakang motor gue kempes" mohon Varel. Alaskar masih melihat Varel dengan tatapan datar. Tak lama, Alaskar lalu mengangguk dan masuk ke mobil setelah salam kepada Tea.

Varel menyungging senyum nya lalu memberi salam pada Tea juga dan masuk ke mobil Alaskar.

"Hati-hati" peringat Tea. Alaskar membunyikan klakson mobilnya dan berlalu pergi meninggalkan area rumah mereka.

Tidak ada pembicaraan selama mereka menuju sekolah. Varel sibuk dengan kertas berisi rumus matematika sementara Alaskar sibuk menyetir.

"Jangan di hapal, bisa-bisa pas liat Soal hilang semua tu rumus dari otak Lo" ujar Alaskar tiba-tiba. Varel yang tengah membaca langsung menaruh kertas itu di ke bawah.

"Huftt- sumpah gue grogi. Udah kaya mau ngelamar anak orang aja gue" ujar Varel sambil terkekeh.

Setelah itu, tidak ada lagi yang bersuara hingga mereka sampai di area sekolah.

"Turunin gue di depan situ aja" ujar Varel. Alaskar lalu menepikan mobilnya di halte sebelum gerbang sekolah.

"Oke, thanks Kar" ucap Varel lalu menggendong tasnya dan membuka pintu mobil.

"Rel" panggil Alaskar.

"Hm? Kenapa?" Tanya Varel laku berbalik melihat Alaskar. Varel sudah berada di luar tapi belum menutup pintu.

Alaskar tidak langsung menjawab, namun melihat Varel beberapa lama. Varel juga tetap melihat ke arah Alaskar sambil mengerutkan keningnya.

AlVa [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang