Hallo, chapter sebelas nih
Vote dulu sebelum baca
Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sinar matahari pagi, menembus melalui ventilasi kamar. Varel terganggu dan tak lama, mulai membuka matanya pelan. Di lihatnya, langit-langit kamar yang berwarna biru dengan bintik putih. Sepertinya itu sengaja di jiprat asal.
"Huh? Ini kamar siapa?" Batin Varel lalu mengucek matanya. Varel bangun dan bersandar di kepala kasur.
"Perasaan kamar gue, cat nya warna hitam deh. Kok jadi biru laut gini?" Tanya Varel dengan wajah yang masih mengantuk. Matanya bengkak dan merah, karna nangis semalam.
"Eh? Ini bukannya kamar si Alaskanjing ya?" Kaget Varel saat melihat foto Alaskar dan kedua orangtuanya.
Varel langsung bangun dari kasur. Melihat apakah ada Alaskar di sana atau tidak. Namun, naasnya Alaskar tidak ada. Varel bernafas lega.
Varel kembali duduk di atas kasur. Tiba-tiba pintu kamar terbuka.
"Udah bangun Lo? Cepetan turun bunda manggil" ujar Alaskar lalu pergi meninggalkan Varel yang masih ngebug.
"Hah?"
Tak menunggu lama, Varel lalu bangkit dari kasur. Turun ke bawah, menyapa Tea dan Doni. Hari ini hari Sabtu. Sekolah libur, begitu juga dengan pekerjaan di kantor.
Sesampainya di bawah, Varel melihat Tea yang sedang menyiapkan sarapan.
Varel lalu berlari kecil menyapa Tea.
"Pagi bunda" sapa Varel sambil tersenyum.
"Eh, Arel udah bangun?" Tanya Tea dan di balas anggukan oleh Varel.
"Udah enakan?" Tanya Tea lagi. "Udah bunda. Makasih ya, dan maaf udah ngerepotin Bunda" ujar Varel sambil menunduk.
"Ga pa-pah kok, bunda ga pernah ngerasain Varel repotin bunda" ujar Tea lalu menyubit pangkal hidung Varel, membuat sang empu tersenyum.
"Ngerepotin gue Lo" ujar Alaskar sambil meminum air. Varel langsung menatap sinis Alaskar.
"Sama bunda aja nih? Ayah ngak?" Tanya Doni yang sedang duduk di sofa.
"Sama ayah juga dong" ujar Varel sambil tersenyum. Varel lalu membantu menyiapkan sarapan untuk mereka sarapan.
Setelah sarapan, Varel lalu duduk di sofa.
"Varel, di rumah dulu ya. Bunda sama ayah mau pergi belanja buat Minggu depan" ujar Tea dan di angguki Varel.
"Sekalian ngedate, pas lagi weekend gini" goda Varel. Tea tersenyum malu lalu mengelus puncuk kepala Varel.
Tak lama, Doni dan Tea langsung pergi. Alaskar semenjak sarapan selesai, dia kembali ke kamarnya.
Varel duduk menonton televisi dengan asik sambil memakan beberapa kue kering.
Alaskar turun dari kamarnya, ingin mengambil paku pompa, namun malah melihat Varel yang tengah duduk.
"Ga pulang Lo?" Tanya Alaskar.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlVa [end]
RomanceTinggal di lingkungan yang sama, tentangga dan orang tua yang saling bersahabat. Tapi tidak dengan anak mereka. Varel dan Alaskar tak pernah akur. Varel yang merupakan anak bandel di sekolah, sementara Alaskar yang merupakan siswa dingin si sekolah...