Hallo, chapter tujuh belas nih
Selamat membaca
Semua anak-anak yang di berikan tugas untuk membagikan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan sudah di beri ijin untuk keluar 2 jam pelajaran.
Varel siap dengan motornya. Makanan di taruh di mobil Alaskar. Mereka semua sekitar 10 orang yang pergi.
Mulai membagikan makanan hingga kotak-kotak itu habis. Setelah membagikan makanan, mereka kembali ke sekolah untuk laporan dan mengikuti pelajaran selanjutnya.
"Panasss~~" ujar Varel sambil mengubas-ngibaskan tangannya di lehernya. Dia sedang berada di kantin, tadi ijin ke toilet malah nyasar di kantin.
"Bu, aq*ua botol yang dingin satu" ujar Varel lalu memberikan lima ribu kepada penjual kantin. Setelah itu, Varel lalu duduk di salah satu bangku di kantin.
"Bolos Lo?" Ujar Alaskar sambil berjalan mendekati Varel yang tengah duduk minum.
"Kaga, lagi belajar" ujar Varel lalu kembali meminum air nya.
"Bilang aja bolos" ucap Alaskar lalu duduk di bangku sebelah Varel.
Varel memutar bola matanya malas. "Udah tau ngapain nanya?" Varel.
Alaskar lalu pergi membeli minuman dan kembali duduk di bangku depan Varel. Varel menatap sinis Alaskar yang sedang meminum airnya.
"Ngapain masih di sini Lo?" Tanya Varel kesal. "Ini bukan kantin punya Lo" ujar Alaskar lalu kembali meminum air nya.
Varel memutar bola matanya malas. Kemudian, matanya tertuju pada leher milik Alaskar. Ada sesuatu yang menonjol dan naik turun saat Alaskar meneguk Air nya.
Itu adalah jakun.
"Ck" kesal Varel. Kenapa, jakunnya belum muncul juga? Padahal mereka seumuran, tapi kenapa Alaskar jauh lebih cepat tumbuhnya.
Alaskar menghentikan minumnya saat mendengar decikan dan wajah Varel yang di tekuk.
"Napa Lo?" Tanya Alaskar. Varel lalu melihat ke Alaskar dan kemudian membuang pandangannya. Varel lalu memegang botol airnya dan berdiri kemudian pergi meninggalkan Alaskar.
"Kenapa dah tu anak?" Gumam Alaskar lalu meneguk airnya sampai habis, dan kemudian keluar dari kantin.
"Dari mana saja kamu Varel? Ke toilet hampir 10 menit?" Tanya pak Oni saat Varel masuk ke kelas.
"Maaf pak, semalam saya makan seblak level 25, jadinya perut saya sakit deh" tentu saja Varel boong, ya kali makan seblak level 25.
"Alasan saja kamu" ujar pak Oni. "ayo duduk, dan kerjakan tugas yang saya berikan. Kalau tidak habis, kamu tidak boleh istirahat" lanjut pak Oni.
"Iya pak" jawab Varel lalu berjalan menuju tempat duduknya.
"Oh, satu lagi. BIMA, JANGAN KASIH VAREL JAWABAN" ujar pak Oni tegas, membuat rahang Varel hampir jatuh ke meja.
"Ck. Oke gue buktiin gue bisa walau tanpa bantuan Bima!" Batin Varel lalu mulai mengerjakan soal-soal matematika yang di berikan.
Bima yang melihat itu tersenyum senang, namun juga sedikit kasian karna melihat sahabatnya yang terlihat frustasi.
Bel istirahat berbunyi, semua siswa mengumpulkan tugas mereka. Begitu juga dengan Bima, dia sudah berjalan mengumpulkan tugasnya.
Varel masih setia dengan tugasnya. Dia terus bolak balik buku catatan mencari rumus dan mencoba mengerjakan soal-soal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlVa [end]
RomanceTinggal di lingkungan yang sama, tentangga dan orang tua yang saling bersahabat. Tapi tidak dengan anak mereka. Varel dan Alaskar tak pernah akur. Varel yang merupakan anak bandel di sekolah, sementara Alaskar yang merupakan siswa dingin si sekolah...