tiga puluh tiga | kebenaran

40K 4.6K 1.3K
                                    

Hay, jam berapa kalian baca chapter ini?

Double up karna tidak mau di marahin ayang-ayang semua 😏

Selamat membaca








Setelah kata-kata yang cukup menyakitkan di lontarkan oleh Alaskar untuk Varel, tak membuat Varel berhenti. Varel memang keras kepala.

Bahkan saat Alaskar menolak pemberiannya, dia tetap tersenyum.

Varel berjalan menuju kantin. Dirinya lalu di hadang oleh seorang gadis.

"Gue ga lagi bikin masalah loh Re" ujar Varel. Gadis itu adalah Reina. Gadis itu menatap Varel dengan pandangan berbinar.

"Lo, Suka sama Alaskar kan?" Tanya Reina. Varel membulatkan matanya dan langsung menarik Reina pergi dari sana menuju belakang sekolah.

"Lo tau dari mana?" Ujar Varel saat mereka berdua sudah berada di belakang sekolah.

"Dari pacar gue" ujar Reina santai.

"Wait? Gue ga pernah tuh kasih tau Brino. Kenapa dia bisa tau" tanya Varel. Reina lalu tersenyum.

"Lo ga boleh ngeraguin pengamatan pacar gue" ujar Reina sambil tersenyum lebar. "Jadi, gimana?" Tanya Reina sambil mencolek dagu Varel.

"Apanya?" Ujar Varel sambil menyembunyikan wajahnya yang sedikit memerah. Apa sekelihatan itu di mukanya? Sampe-sampe Brino tau.

"Hubungan Lo sama Alaskar" ujar Reina. Varel menggeleng kepalanya pelan.

"Maksudnya?" Tanya Reina kurang paham. "Yah, ga gimana-gimana. Lagian dia udah punya pacar, sayang banget malahan" ujar Varel lesu.

"Duh, jangan nyerah dong. Selama jalur kuning belum melengkung, tikung aja" ujar Reina mencoba menyemangati Varel. Ga asik ah, masa bru naik kapal udah karam.

"Ga baik Weh, apalagi cewenya juga temen masa kecil gue" ujar Varel sambil tersenyum kecut.

"Ga pa-pah deh, yang penting Lo ga sedih. Gue ga bisa liat Uke gue sedih" ujar Reina sambil memegang wajah Varel dengan kedua tangannya.

"Uke apaan?" Tanya Varel.

"Adalah pokoknya" ujar Reina sambil tersenyum.

"Re, Lo ga takut orang liat. Trus bilang ke pacar Lo, bisa-bisa gue di musuhin sama Brino" ujar Varel. Reina terkekeh pelan. Lucu banget, ukenya peduli.

"Pacar gue ga cemburuan, dia tau gimana cemburu di waktu yang emang bener-bener pas, bukan cemburuan ga tau tempat. Lagian, dia tau kok gue mau ketemu Lo. Dia juga tau gue ga mungkin ngelesbi" ujar Reina membuat Varel melotot tak percaya.

"Anjirr" ucap Varel. Namun kemudian dia tersenyum tipis.

"Beruntung banget kalian berdua" ujar Varel dengan nada sedih, namun wajahnya di paksa tersenyum.

Reina langsung memeluk Varel dan mengusap kepalanya pelan.

"Semangat" ujar Reina dan diangguki Varel.




AlVa [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang