delapan belas | Varel sakit

44.2K 4.7K 339
                                    

Hallo, ini chapter delapan belas ( ◜‿◝ )♡

Selamat membaca





Matahari pagi, menembus masuk ke dalam kamar Varel. Alaskar yang terkena sinar matahari sontak perlahan membuka matanya.

Saat matanya sudah terbuka lebar, dia melihat ke sebelahnya. Tangannya terasa berat. Ternyata, tangannya di jadikan bantal oleh Varel. Varel masih setia tertidur pulas.

Alaskar tersenyum tipis sembari menatap punggung Varel lekat. Tapi, ada yang aneh, kenapa tubuhnya bergetar? Alaskar langsung bangun dan memposisikan dirinya duduk.

Alaskar dengan cepat membalik tubuh Varel dan melihat wajah Varel yang memerah. Alaskar langsung meraba dahi Varel. Sangat panas, Alaskar jadi gelagapan sendiri. Dia langsung segera memposisikan tubuh Varel dengan baik.

Alaskar lalu turun ke bawah dan segera megambil obat dan air dingin untuk mengompres dahi Varel.

Sesampainya di kamar Varel, Alaskar segera mendekati pria yang tengah menggigil itu. Ini pasti efek semalam. Dengan telaten, Alaskar mulai mengompres dahi Varel. Kemudian turun ke bawah menyiapkan bubur.

Jika kalian bertanya mengapa Alaskar terlihat seperti terbiasa? Karna alaskar pernah melakukan hal ini, sekali atau bahkan tiga kali. Namun, Varel tak pernah ingat hal itu. Alaskar juga tak pernah mempermasalahkan hal itu.

Setelah menaruh bubur di kompor, Alaskar naik lagi untuk mengecek suhu tubuh Varel. Karena seluruh badan Varel yang berkeringat membuat tubuhnya basah. Alaskar lalu membantu membuka baju Varel.

Setelah di buka, dia segera membersikan keringat Varel dengan handuk yang sudah di rendam di air dingin.

Varel yang merasa panas mulai keenakan. Namun, tanpa memenuhi keinginan pria itu, Alaskar segera berhenti dan memakaikan pakaian baru untuk Varel.

Setelah itu, Alaskar pergi mengambil bubur, merasa wajahnya kering Alaskar pergi berberes diri dulu, walaupun cuman cuci muka sama sikat gigi sih.

Alaskar membawa bubur ke kamar Varel. Varel yang sedang tidur di paksa bersandar di kepala kasur. Alaskar dengan lembut mulai menyuapi Varel.

Namun karena sakit, bubur terasa tawar sehingga hanya setengah dari bubur itu yang di habiskan.

Setelah meminum air, Alaskar lalu mengambil obat di dalam kotak obat. Setelah, sudah di ambil semua dia lalu memberi Varel minum.

"Ngh ga mau, pahit" ujar Varel sambil menggeleng kepalanya pelan. Matanya yang sayu dan wajah yang memerah karena demam.

"Kalo ga minum, nanti Arel ga sembuh" ujar Alaskar lembut sambil mengusap Surai hitam lekat milik Varel.

"Ga mauu~~~ pait" ujar Varel dengan suara bergetar. Bibirnya bergetar, air matanya seperti akan keluar. Dia terus menggeleng kepalanya berusaha agar obat itu tidak masuk ke mulutnya.

"Ga pait kok, ini manis" ucap Alaskar menenangkan Varel.

"Ga mauu~~" rengek Varel. Alaskar mengusap wajahnya. Inilah bagian yang membuat Alaskar kesusahan. Varel benar-benar tidak mau minum obat. Kalau ngak minum obat, gimana mau sembuh coba?

AlVa [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang