Hay, banyak juga ternyata chapter di cerita ini
Selamat membaca
Hubungan Alaskar dan Cantika sudah terjalin lama. Mereka berdua terlihat serasi walau Alaskar masih menampakan wajah dinginnya.
Varel juga semakin menjadi orang yang pendiam. Di tambah lagi mereka sudah mulai dekat dengan ujian kelulusan.
"Rel, kantin yok" ajak Bima.
"Ga ah, Lo aja gue mau ke perpus bentar" ujar Varel sambil mengambil satu buku dan pena miliknya.
"Yakin? Kalo gitu gamau nitip sesuatu gitu?" Tanya Bima. Varel menggeleng kepalanya pelan. Bima mengerti lalu keluar kelas bersama Varel hingga akhirnya terpisah.
Varel berjalan santai menuju perpustakaan. Hingga tiba-tiba seseorang menepuk pundak nya.
"Hai Rel" ujar Brino. Varel lalu tersenyum melihat Brino.
"Mau kemana Rel?" Tanya Brino.
"Perpus" kata Varel. Brino mengangguk lalu berjalan di samping Varel. Mereka berdua terus berjalan hingga melewati UKS.
Mata Varel tertuju pada dua orang siswa yang sedang berciuman. Itu adalah Alaskar dan Cantika. Varel menegang ditempat, mendekap erat bukunya. Brino yang bingung kenapa Varel melihat ke sana lalu ikut lihat ke sana. Dia membulatkan matanya. Lalu beralih cepat melihat Varel.
Dengan sigap Brino langsung menutup mata Varel menggunakan tangannya. Tubuhnya Varel yang lebih pendek darinya di di tarik ke belakang.
"Rel, Lo ga pa-pah kan?" Tanya Brino dengan wajah khawatir. Varel hanya diam hingga tetesan air mata jatuh membasahi pipinya.
Dia tidak tau kenapa dia menangis. Entahlah melihat mereka berdua membuat Varel sakit hati. Entah pada siapa rasa sakit ini di tujukan.
Brino jadi gelagapan sendiri. Dia tidak tau harus melakukan apa. Akhirnya dia menarik Varel pergi dari sana.
"Nih, minum dulu Rel" ujar Brino sambil memberikan botol air min*real kepada Varel yang tengah duduk. Matanya sedikit bengkak dan memerah karna menangis tadi.
"Thanks" Varel lalu mengambil dan meminum air itu pelan.
"Lo kenapa nangis tadi, yang ada di UKS itu cewe Lo ya?" Tanya Brino hati-hati. Varel diam lalu tak lama menggeleng kepalanya.
"Lalu yang cowo?" Tanya Brino. Varel diam memandang ke depan dengan perasaan hampa.
"Aneh ya?" Ujar Varel.
"Ga, menurut gue normal-normal aja sih" ujar Brino lalu duduk di sebelah Varel.
"Dia siapa Lo?" Tanya Brino lagi. "Sahaba- ah mungkin bukan sahabat" ujar Varel lalu menunduk. Varel belum yakin dengan apa yang dia rasakan. Dia tidak mau cepat mendeskripsikan perasaannya dulu.
Brino di sebelah hanya mengangguk tanpa ada niat terus bertanya. Kemudian tak lama Varel kembali menuju perpus sementara Brino pergi menemui kekasihnya.
.
.
"By, aku Nemu sesuatu" ujar Brino yang duduk di samping pacarnya. Reina.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlVa [end]
RomansaTinggal di lingkungan yang sama, tentangga dan orang tua yang saling bersahabat. Tapi tidak dengan anak mereka. Varel dan Alaskar tak pernah akur. Varel yang merupakan anak bandel di sekolah, sementara Alaskar yang merupakan siswa dingin si sekolah...