Hey, guys author dah up chapter tiga satu nih
Selamat membaca
"Jadi, bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya Sinta dengan raut wajah cemas. Dokter yang baru saja selesai memeriksa Varel yang sedang terbaring lemas di atas brangkar.
"Dia hanya kecapean. Sepertinya dia terlalu banyak memaksakan diri, atau seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat. Oh iya, apakah bapak ibu tau anak kalian mengonsumsi obat?" Ujar Sang dokter membuat Sinta menggeleng.
"Jadi, kalian tidak tau. Dia sepertinya sudah mengonsumsi obat selama tiga hari belakangan ini. Kalian harus lebih memperhatikan kondisinya, bukan hanya fisik namun juga mental. Jangan terlalu memaksakan dia menggunakan otaknya melebihi kemampuan. Kalian tau, jika terlalu berlebihan menggunakan otak melebihi kapasitas otak, maka itu bisa menyebabkan penyakit yang serius" jelas dokter. Sinta berada di sebelah dokter hanya syok, tak tau kalau Varel mengonsumsi obat. Jose dengan cepat menenangkan Istrinya itu.
"Pasien akan sadar mungkin sedikit lagi, atau nanti malam. Terganggu kestabilan kondisi tubuh. Dan lagi, pasien jarang tidur. Kalau begitu, saya permisi" usai berkata begitu dokter langsung keluar dari ruang Varel.
Sinta langsung datang menemui anaknya yang terbaring sambil menutup matanya. Bibirnya pucat, begitu juga wajahnya.
"Kamu kenapa Varel, kalo ada masalah cerita ke mami. Kamu jangan kaya gini" lirih Sinta sambil mengusap pelan puncuk kepala Varel.
Jose duduk di sebelah istrinya mencoba menenangkan sang istri. Wajahnya terlihat begitu khawatir dengan kondisi anaknya. Sementara Raven, sudah di suruh ke kampus oleh Sinta.
Di sekolah, Alaskar benar-benar tidak fokus. Materi yang di jelaskan seolah di tolak mentah-mentah oleh otaknya. Pikirannya saat ini hanya tertuju pada Varel.
Yang dia inginkan sekarang adalah, bel pulang. Astaga, baru juga masuk sekolah_-
Bel istirahat berbunyi, Alaskar di tarik paksa oleh kedua sahabatnya untuk pergi ke kantin. Kalau tidak di paksa ni anak ga bakal mau pergi.
"Alaskar, Bulan, Asep" panggil Petra. Mereka bertiga lalu menuju tempat di mana Petra dan yang lainnya duduk.
"Varel ga masuk ya?" Tanya Bima pada Alaskar. Alaskar mengangkat wajahnya melihat Bian lalu menggeleng pelan.
"Kenapa? Gue chat juga kaga online" ujar Bima.
"Dia sakit" ujar Alaskar. "HAH! sakit apa?" Tanya Bima.
"Jatoh dari tangga tadi pagi" ujar Alaskar yang membuat Petra, Bima dan Kenzio menatap kaget Alaskar.
"APA! terus keadaan Varel sekarang gimana?" Tanya Petra.
"Ga tau" mereka semua jadi sedih dan khawatir.
"Pulang kita jenguk dia" ujar Bima. Dan diangguki yang lain.
"Tapi, balik ke rumah dulu. Kasih tau orang tua trus makan dulu" ujar Kenzio dan diangguki yang lain.
"Nanti gue kasih nama rumah sakit nya" ujar Alaskar.
Mereka semua lalu makan hingga makanan habis dan kembali ke kelas masing-masing saat bel masuk berbunyi.
Bel pulang berbunyi, Alaskar dengan segera merapikan buku-buku nya dan bergegas keluar menuju parkiran. Sesampainya di sana, dia segera menaiki mobilnya dan menuju rumah sakit setelah Tea mengirim alamat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlVa [end]
Roman d'amourTinggal di lingkungan yang sama, tentangga dan orang tua yang saling bersahabat. Tapi tidak dengan anak mereka. Varel dan Alaskar tak pernah akur. Varel yang merupakan anak bandel di sekolah, sementara Alaskar yang merupakan siswa dingin si sekolah...