Keputusan

2.3K 169 7
                                    

Hai guys.. ayok jangan lupa di vote sama minta tolong diramein komennya 🙏🙏

***

"Buna kenapa?" tanya Bright yang baru saja  terbangun dari tidurnya saat melihat Win yang menatapnya

"Kak, Nona Jessi bagaimana?" tanya Metawin sambil mengelap sisi mata Bright

"Mmm.." Bright kembali memejamkan matanya

"Nanti kita bahas lagi ya.. ini masih terlalu pagi, Sayang. Ayo tidur lagi sekitar setengah jam," kata Bright sambil menarik Win agar lebih dekat dengannya

"Saya merasa tidak enak pada Nona Jessi. Tapi jika Kakak ingin menikahinya, saya tidak masalah," gumam Win dengan suara yang sangat kecil

"Tidak!" gumam Bright

"Ayo berhenti bicara omong kosong dan tidur lah lagi! Kenapa memikirkan hal yang tidak-tidak di pagi hari," sambung Bright

"Kak," gumam Win lagi

"Iya, Sayang? Apa, Sayang? Ada apa?" tanya Bright dengan nada lesu karena belum mendapat kesadaran sepenuhnya

"Kalau diajak bicara tolong diperhatikan!" gumam Win yang mood nya tiba-tiba saja menjadi buruk

Bright langsung bangun dari tidurnya dan duduk sambil bersandar di kepala ranjang

"Jadi gimana?" tanya Bright sambil mengelus rambut Win

Win menatap ke atas, karena posisinya masih berbaring sedangkan Bright duduk di sampingnya

"Win, takut." Metawin mengatakan itu sambil memeluk pinggang Bright

"Apa? Apa yang kamu takutkan?" tanya Bright

"Kakak tidak akan pernah meninggalkan Win kan?" tanya Metawin dan tentu membuat Bright terperanjat

"Kenapa aku harus meninggalkan kamu? Saya tidak mungkin meninggalkan kamu. Mana sanggup saya melakukan itu, Metawin." Bright menatap mata yang terlihat sangat khawatir itu

Win ikut mendudukkan dirinya, menyandarkan kepalanya ke bahu Bright

"Kak, apa sekarang saya bisa menyandarkan dan menggantungkan hidup saya ke Kakak?" tanya Win

Bright segera meraup ke dua pipi cabi Win sambil memberi kesayangannya itu tatapan dalam, "Tentu saja, kamu memang harus melakukan itu. Kamu harus bergantung dan bersandar pada saya," kata Bright

"Kenapa, Sayang? Apa ada yang menganggu pikiran mu?" tanya Bright

"Saya cuma takut, Kak. Saya takut akan kecewa lagi," gumam Metawin dengan nada sedih

"Kecewa? Kecewa kenapa?" tanya Bright sambil menggenggam tangan Win

"Saya sudah pernah dikecewakan oleh kehidupan dan rasanya sangat luar biasa. Saya hidup tapi seperti mati, sangat menyiksa."

"Selama Ayah dan Ibu masih ada, semuanya berjalan dengan baik dan bahagia. Aku hidup dengan damai bersama Ayah dan Ibu." Win bercerita sambil memeluk Bright bergerak beberapa kali untuk mencari posisi paling nyaman

"Tapi semesta merenggut Ayah dan Ibu ku, selama itu aku hidup dalam kegelapan. Paman dan Bibi memperlakukan aku dengan sangat buruk," kata Win

"Sampai aku tidak percaya dengan orang lain, karena mereka yang aku anggap orang paling dekat malah menyakiti aku dengan sedemikian parah."

Bright hanya diam mendengarkan kisah pilu dari kekasihnya itu, memeluk tubuh rapuh itu dengan penuh kehangatan

"Dan sekarang saya memutuskan untuk percaya lagi, saya memutuskan untuk percaya pada, Kakak. Menggantungkan hidup pada, Kakak."

Don't Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang