Secret

1.7K 167 30
                                    

Haiii guys update lagi nihhh.. Aku tuh suka kesel, suka sedih, mau marah tapi mau marah ke siapa, yang baca banyak, tapi yang vote gak ada, yang komen apa lagi. Come on lah! Please.. Wkwk

Oke deh selamat membaca jangan lupa vote dan ramein komen. Jangan jadi pembaca yang durhaka dan durjana, ntar kualat giginya sakit terus pipinya bengkak loh 🤣🤣

***

"Melihatmu, sudah cukup. Menatap wajah ceria yang dihiasi dengan senyum indah."

"Padamu yang tidak bisa saya sentuh sembarang, padamu yang tidak bisa saya tatap secara terang-tetangan, padamu yang begitu sempurna, padamu yang begitu mempersona, pesonamu begitu kuat hingga memporak porandakan semua lini pertahanan jiwa."

"Saya tak perlu menyentuhmu, saya juga bisa menyembunyikan tatapan penuh cinta ini, saya pun tidak pernah berharap rasa ini akan berbalas. Cukup berada di sekitarmu, memastikan kamu selalu dalam keadaan yang baik dan selalu berbahagia. Hanya itu, itu saja sudah cukup untukku."

"Bisa saya sebut kamu 'dewi' saya belum pernah menyaksikan kesempuraan sebelum menatap matamu malam itu. Malam itu sangat gelap, tapi matamu bersinar begitu cerah, suara halusmu berhasil menyita semua emosi."

"Duhai, Dewi.. tak pernah saya rasakan rasa sedalam ini, padahal kamu mustahil untuk saya gapai, padahal saya sadar dengan segenap jiwa, jika rasa ini mustahil adanya."

"Saya simpan rasa cinta mendalam ini dengan rapih, tidak akan saya biarkan seorang tau tetan rasa besar ini, tidak juga denganmu.. meski aku teramat cinta, aku juga tak mau kamu mengetahui ini."

"Biar saya jaga cinta ini dalam keheningan dan kebisuan."

***

"Hei!" Ver mengagetkan Mike yang terlihat termenung dari tadi

"Kau menganggetkan saya, Ver!" kata Mike

Ver menatap Mike dengan mata tajamnya, "Berhenti menatap 'Nyonya rumah' seperti tadi, atau orang-orang akan salah paham dengan tatapan itu," kata Ver

Mike tertawa, "Tatapan apa maksudmu, tokek belang?" gumam Mike menggoda Ver

"Tokek belang?" gumam Ver kesal. "Lihat dirimu! Kamu mirip sipanse! Cukur bulu di wajah jelekmu itu!" sambung Ver lalu pergi meninggalkan Mike dengan hati yang sangat kesal

"Mike!" suara itu berhasil membuat Mike menoleh

"Iya, Lev? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Mike pada Metawin

Metawin menggeleng, "Apa yang kamu lakukan sudah hampir lima belas menit kamu berdiri dia di situ, sekalinya bergerak kamu malah bertengkar dengan Ver," kata Win yang masih sibuk menggendong Tiger untuk berjemur sinar matahari pagi

Mike berjalan mendekat, "Saya tiba-tiba kehilangan kesadaran tadi," kata Mike. "Wah.. pipi Tiger sangat menggiurkan, mirip seperti roti kukus," kata Mike cekikikan

"Ya sudah, Lev. Saya permisi.." kata Mike lalu pergi daro sana meninggalkan Metawin.

***

"Kapan kamu akan mengunjungi Tiger lagi?" tanya Win sambil merapikan dasi yang ada di leher Bright

Bright tersenyum sambil mengelus lembut kepala Metawin, "Saya akan kembali secepatnya, Lev."

"Entah kenapa hati saya tidak tenang," gumam Win

Bright menarik Metawin nya kedalam pelukan, dikecupi punca kepala kesayangannya itu, sambil terus mengelus punggung Win sekedar untuk menenangkannya

Bright meraup kedua pipi Win, hingga wajah cantik Metawin mendongak ke arah Bright. "Ingat kata-kata saya, tanam di otak dan di hatimu, apa pun yang terjadi nanti, jangan pernah kamu meragukan cintaku padamu."

"Apa pun yang kamu lihat, yakin lah.. semua saya lakukan untukmu, tidak ada tujuan lagi, semuanya hanya untuk kebaikan dan kebahagiaanmu," sambung Bright

Win mengecup dada Bright, "Apa saya tidak punya hak bertanya?" suara Win begitu lirih

Bright mengangguk, "Saya tidak mengizinkan kamu bertanya, sampai saya bicara sendiri," sahut Bright

"Yang harus kamu lakukan hanya percaya padaku!" tukas Bright

"Kamu mengerti, Sayang?" tanya Bright sambil menatap mata Win dengan tatapan yang sangat dalam

"Semua yang saya lakukan demi masa depan kita. Kamu ingin saya meninggalkan dunia saya yang gila itu kan?" tanya Bright

Metawin mengangguk dengan mata yang berkaca-kaca

"Mmm.. karena itu kamu harus menunggu sejenak, kamu harus bersabar sejenak. Kuatkan hatimu dan berusaha lah untuk yakin padaku, meski kamu kesulitan. Bertahan lah bersamaku, meski rasanya sakit tercabik-cabik." Bright ingin Metawin menyiapkan dirinya untuk sesuatu yang besar

Win hanya mengangguk patuh, Bright mengecupi aliran air mata di pipi Win

"Sungguh saya tidak pantas mendapat air mata berharga ini, Lev. Ampuni semua salah saya terhadapmu." gumam Bright

Bright melepas pelukannya pada pinggang Win, lalu beralih pada putranya yang asik bermain sendiri

"Tiger, Daddy harus pergi sekarang. Daddy akan berusaha mengunjungi kamu dan Buna sesering mungkin. Kamu adalah anak yang baik dan pengertian, jangan buat Buna repot, jangan rewel, jangab buat Buna mu begadang ya.."

"Tiger di sini bersama Buna, Paman Mike dan Bibi Ver, Paman Nani juga akan sering menemani Tiger dan Buna di sini," kata Metawin

Entah kenapa Win merasa hal yang sangat besar akan terjadi, entah akan seberapa menyakitkan hal itu. Seperti yang dikatakan Bright, Metawin hanya perlu menyiapkan diri, sedikit bersabar dan yakin

Bright mencium putranya, lalu kembali memeluk Win. "Saya pergi sekarang," bisik Bright

Metawin mengatar Bright yang akan segera pergi meninggalkannya dan Tiget di pulau ini. Win menatap Bright yang mulai masuk ke dalam helikopter yang akan membawa pria itu pergi menjauh dari pulau ini

"Saya harap saya kuat menunggumu dan saya harap Tuhan memberi saya kesabaran yang banyak. Entah apa yang sedang kamu rencanakan," gumam Win sambil menatap helikopter yang sekarang sudah mulai mengudara

***

Ver tengah sibuk mendiamkan Tiger yang sedang menangis, sedangkan Win tengah sibuk menenangkan dirinya sendiri

Bagaimana tidak, dua hari setelah kepergiaan Bright dari pulau, pria itu tidak ada kabar sama sekali. Bahkan Nani dan Off juga tidak merespon panggilan Win, padahal Tiger sedang sakit sekarang, badannya panas dan tidak mau lepas dari gendongan Win

Dan pagi ini, seperti tersambar petir, Win mendapat berita jika kemarin Bright menikahi Natasha

"Apa ini yang kamu maksud? Kenapa begitu sakit?" gumam Win

Win tidak mau egois, dia segera menghapus air matanya dan mengambil alih Tiger yang masih saja rewel

Metawin memeluk anaknya itu dan akhirnya Metawin dan Tiger menangis bersama. Win menangis sambil memeluk tubuh Tiger yang panas

"Lev.." gumam Mike merasa khawatir

"Kamu juga tau tentang hal ini kan, Mike?" tanya Win sambil menyeka air matanya

Mike tidak menjawab, hanya terdiam sambil menunduk. Tidak mau melihat Metawin yang tengah menangis frustasi saat ini

"Diam mu itu sudah menjadi jawaban yang jelas, Mike." gumam Win

"Maaf," sahut Mike

Metawin berajak, menggendong Tiger untuk naik ke kamar mereka

"Tinggalkan aku dan Tiger. Jangan ada yang naik ke lantai atas," kata Win

"Tidak, Lev. Kami tidak akan membiarkan itu," kata Ver

"Saya  akan baik-baik saja, Ver." kata Metawin

Jreng

Jreng

Jreng

Jreng

Jreng

Jrenggggggggggg

Dah gitu aja dulu see you next part yaaa

Don't Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang