Ancaman

1.8K 166 11
                                    

Hai guys.. huaaa sedih banget ceritanya sepi 🤏 tapi ya mau gimana.. pokonya tolong untuk share, vote dan ramein komennya ya guys 🙏

***

Mike terus menatap Metawin, memastikan bahwa Lev-nya itu berjalan dengan benar dan aman di tengah keramaian seperti sekarang ini

"Lev, jika terjadi sesuatu anda tau.. saya akan kehilangan kepala saya," kata Mike mengingatkan Win

Win tertawa sambil menoleh pada Mike, "Iya! Saya tau.. saya bosan mendengar kamu terus berkata seperti itu."

Metawin terus berjalan menyusuri keramaian mall dengan pengawasan Mike. Mereka baru saja menyelesaikan acara berbelanja mereka dan sekarang Win malah minta untuk berkeliling sebentar

Langkah riang itu terhenti saat matanya terpana dengan sepasang sepatu bayi lucu, perlahan Win meraba sepatu itu dan hasrat ingin memiliki sepatu itu kian memuncak

"Saya mau yang ini," kata Win memberikan sepatu itu pada pegawai toko

"Baiklah.. mari silahkan bayar ke kasir," kata pegawai itu

Raut wajah Metawin terlihat makin bahagia setelah membeli sepasang sepatu lucu tadi. Membayangkan bagaimana kaki mungil Tiger akan dibalut oleh sepatu lucu itu

"Lev!" Mike berteriak. Pria itu menghembuskan napasnya kasar, "Pelan-pelan bisa? Anda berjalan terlalu cepat!"

"Dasar lemah!" kata Win dengan wajah sebal, "Saya dengan perut ini saja bisa berjalan dengan cepat!" Sambungnya sambil menunjuk Mike

Mike memasang wajah datarnya sambil terus mempercepat langkah untuk mengejar Metawin

Tiba-tiba Win menghentikan langkahnya dan membuat Mike cepat-cepat menghampirinya, setelah Mike berada di sampingnya Win kembali berjalan tapi dengan langkah yang ragu

"Mike, ada yang mengikuti kita dari tadi." Metawin berbisik pada Mike

Melihat wajah panik Win, Mike tau jika Lev nya tidak sedang bercanda

"Di mana orang-orang itu?" tanya Mike

"Arah jam 9 dan satu lagi tepat di belakang kita," kata Win dengan suara gemetar karena takut, "Yang di arah jam 9 dilengkapi dengan senjata api." kata Win

Mike mulai melirik dan benar saja dia menemukan beberapa orang yang mencurigakan dan bodohnya dia tidak menyadari hal itu sedari awal

"Mereka orang-orang yang sama dengan orang-orang yang menyerang Kak Bri malam itu. Aku sangat ingat dengan wajah dan tato yang ada di pergelangan tangan mereka, Mike!" Win masih terus memberi keterangan sambil menenangkan dirinya

"Siaga! Merapat pada Lev. Ada musuh di sekitar kita. Di belakang Lev dan di arah jam 9." Mike bicara pada earpiece yang menghubungkannya dengan semua bodyguard yang mengawal Metawin

Hanya butuh beberapa detik hingga akhirnya lebih dari 10 orang mengerumuni Metawin

Mereka berjalan hingga sampai ke lobi dan di sana mereka sudah ditunggu supir

"Jangan buat keributan! Menghindar sebisanya," kata Mike memberi perintah

"Ayo, Lev. Masuk ke dalam," kata Mike

Mobil itu melaju dengan cukup kencang, membawa Win jauh dari sana

"Siapa mereka?" tanya Win pada Mike

"Kelompok lain yang bermusuhan dengan kelompok kita. Kita harus segera sampai ke mansion," kata Mike dengan wajah tegang melihat ke sekitar untuk memastikan sesuatu

Dorrrrrrrrr

Aaaaaaaa!

Terdengar suara teriak semua orang di mobil itu karena peluru panas yang entah dari mana asalnya mengenai ban mobil dan sontak membuat mobil oleng

Mike refleks mendekap tubuh Win

Kini mobil mereka sudah dikelilingi oleh mobil pengawal yang sudah siaga dengan senjata mereka

Tak lama terdengar suara baku tembak dan itu benar-benar membuat Win syok

Setelah beberapa waktu, keributan mereda dan itu dimanfaatkan mereka untuk mengamankan Metawin dan segera beranjak menuju mansion

Setelah sampai di mansion Win duduk dengan wajah datar, masih begitu syok

"Kelompok ini adalah kelompok yang berbeda dengan mereka yang menculik dan membekap saya beberapa bulan yang lalu?" tanya Win buka suara

"Iya Lev, mereka kelompok yang lain," kata Mike

Win menghela napasnya, beberapa bulan yang lalu saat Win belum lama bersama Bright, dia pernah diculik dan disekap oleh sekelompok musuh Bright

Selanjutnya dia juga pernah menjadi target pembunuhan dengan racun di dalam mansion

Dan hari ini dia juga hampir mati ditembak

Sekarang ini Bright sedang tidak berada di tempat. Sejak kemarin pimpinan itu pergi ke Taiwan untuk beberapa urusan

"Mike saya mau ke kamar dan beristirahat," kata Win

"Baik Lev, saya akan minta Ver untuk membawakan air," kata Mike

Win tersenyum, "Iya baik lah." Win menatap Mike, "Dan terima kasih karena sudah melindungi saya sampaikan terima kasih saya juga pada yang lain," kata Win

***

Bright berlari sekencang yang dia bisa untuk sampai di kamar

Dadanya naik turun degan cepat, rasa lega mulai mekar di hatinya saat melihat Metawin nya tertidur dengan tenang di atas ranjang

Saat mendengar kabar buruk dari Mike kemarin, Bright langsung memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan kembali untuk memastikan ke adaan Win

Dengan lembut Bright mengelus rambut Metawin nya, "Maaf, Sayang." Bright berbisik

"Sekali lagi saya menempatkan kamu dalam bahaya," sambung Bright dengan nada pilu, Bright mengecup kening Metawin nya dengan penuh cinta

Mata cantik milik Win mulai terbuka saat merasa ada sentuhan intens di wajahnya

"Kak," gumam Metawin

Satu, dua, tiga dan empat detik akhirnya Metawin memeluk erat kekasihnya itu. Menyalurkan semua kekhawatirannya di dada bidang Bright

"Mereka kembali lagi," lirih Win

Bright mengeratkan pelukannya, "Saya tidak akan membiarkan mereka menyentuh mu," bisik Bright

"Tidak perlu takut, Sayang. Saya di sini," sambung Bright

"Kak, maaf ya saya terus saja merepotkan Kakak," kata Win

"Apa yang kamu katakan? Kamu tidak pernah merepotkan. Sudah menjadi kewajiban ku untuk menjaga dan melindungi mu," sahut Bright

"Kak, saya sangat takut." Lirih Win sambil menatap wajah Bright

Bright mengecup ringan bibir Metawin, "Tidak.. jangan khawatir," bisik Bright

"Percaya pada saya." Bright menghapus jejak air mata yang ada di pipi Win

"Kak.. saya mohon, berhenti dari semua ini. Saya takut kehilangan Kak Bri, seperti ayah dan ibu dulu."

"Saya tidak mau sendiri lagi, Kak. Saya mohon ayo berhenti dari semuanya dan pergi dari sini. Berhenti melakukan hal bahaya seperti ini, Kak! Saya mohon." Tangis Win mulai histeris

"Saya takut.." sambungnya dengan tersedu karena menangis

"Ya.. suatu saat nanti kita akan pergi meninggalkan semua kegilaan ini dan hidup bahagia bersama, Metawin." Bright mengelus rambut Win

"Jangan pernah pergi sendiri lagi, Kak. Selalu bawa pengawal bersama mu. Kita tidak tau kapan mereka akan berusaha mencelakai, Kakak."

"Dan saya tidak akan bisa hidup lagi jika tanpa, Kak."

"Saya akan mati saja jika kehilangan, Kakak!" tukas Win dengan air mata kina deras

Bright menatap Win, lalu berkata, "Jangan takut, saya tidak akan meninggalkan Buna dan Tiger," bisik Bright

***

Yuhuuuu see you next part ya 🎉

Don't Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang