Intimate 🌹

2.1K 156 20
                                    

Hai guys.. ini update lagi, selamat membaca jangan lupa vote ya aku minta tolong hehe.. sama ramein komennya 🙏

***

"Kenapa terus menatap saya seperti itu," gumam Metawin saat menyadari jika tatapan itu belum juga berpindah darinya sejak beberapa menit lalu

"Mata ini punya saya pribadi, jadi terserah saya mau menatap ke arah mana," kata Bright

Win mendesis, menatap Bright dengan tatapan sinisnya,"Wajah ini juga punya saya pribadi! Kenapa ditatap sedemikian lama? Saya tidak suka! Kak Bri harus membayar!"

"Atau, kemari.. biar saya tembak dengan ini!" gumam Metawin sambil menodongkan pistol yang ada di tangannya

Saat ini kedua orang berada di lapangan tembak, tempat anak buah Bright melatih kemampuan mereka

Bright tertawa, berjalan mendekati Metawin nya dengan tatapan mendominasi dan sontak membuat Metawin mundur karena merasa ngeri

Bright mengambil pistol yang ada di tangan kesayangannya itu. Belaian di lengannya membuat tubuh Win merinding, "Apa?" gumam Win saat Bright mulai mendekatkan wajah ke arahnya

Bright memeluk pinggang Win dan berkata dengan suara yang dibuat mendesah, "Kamu itu punya saya, jadi saya bebas menatap kamu selama yang saya mau." Bright berbisik ke arah telinga Win

"Siapa yang memberi kan kamu hak itu? Hah?" tanya Win dengan wajah menantang sambil mendong pelan tubuh Bright yang menempel pada tubuhnya

"Saya memberi hak kepada diri saya sendiri dan kamu juga, walaupun tidak mengatakannya dengan jelas. Tapi, kamu sudah menyerahkan dirimu pada saya.. benar kan?" tanya Bright

Metawin tersenyum, tapi matanya berkaca seketika rasa sedih hinggap di hatinya

"Saya mau makan puding susu," gumam Win sambil menundukkan wajahnya dan sontak membuat Bright merasa terkejut

"Apa saya mengatakan hal yang salah? Apa saya mengatakan hal yang membuat kamu sedih?" tanya Bright sambil membekap pipi Metawin nya dengan lembut

Win menggelengkan kepalanya perlahan, "Saya sudah memberikan dan menyerahkan semua hidup saya pada Kak Bri, jadi.. jangan pernah meninggalkan saya," gumam Win dengan mata yang semakin mendung

"Saya tidak mau sendirian lagi, Kak." Pertahan Win runtuh, tangisnya pecah juga

Bright sudah mulai terbiasa menghadapi perubahan ekstrim mood Win sejak dia mengandung, jadi Bright sudah tau harus melakukan apa saat seperti ini

"Ayo peluk saya," gumam Bright sambil menarik Win ke arahnya dan mulai memeluk tubuh itu

Bright mengelus punggung Win dengan penuh kelembutan, "Saya tidak bisa hidup tanpa kamu. Lantas, bagaimana saya bisa meninggalkan kamu," bisik Bright

"Jangan pernah berpikir, jika saya akan meninggalkan Buna dan Tiger.. karena untuk saya kalian berdua adalah hal yang paling penting dan utama," sambung Bright

Kata-kata manis itu benar-benar ampuh untuk meredam tangisan Win, tangisnya sudah mulai berhenti tapi tangannya masih melingkar erat di pinggang Bright dan membiarkan wajah cantiknya tenggelam di leher Bright sambil menyesap aroma yang begitu disukainya

"Sudah cukup latihan menembaknya untuk hari ini. Buna harus beristirahat," kata Bright

"Saya mau puding susu," kata Win sambil merengek dengan manja

"Baik lah, Lev.." gumam Bright sambil tersenyum mendapati betapa imut dan menggemaskannya Metawin

"Tapi puding susu yang ada di dekat SD ku dulu, Kak." Win melepaskan pelukannya sambil menatap Bright

Don't Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang