part 52

1.7K 35 2
                                    

  Setelah pulang dari acara kumpul keluarga besar di rumah alvaro kini pasangan suami-istri muda ini tengah sibuk dengan beberapa buku dan juga menatap layar laptop dengan serius.

"Untung aja gue satu kelompok sama kalian yang otaknya lumayan jadi santai lah yaa"ucap leon dengan santai memakan cemilan dan memainkan ponselnya.

"Iya Lo untung lah gue buntung"ucap alvaro dengan kesal.

"Ini lo bagian print aja ya sama presentasi"ucap dara.

"Oke deh,udah selesai kan gue mau pulang nih"ucap leon dan segera bangkit dari duduknya.

"Udah mending cepet pulang gue kan mau  manja-manja sama istri gue"ucap alvaro membuat leon melemparkan minuman kaleng yang sudah kosong ke arah alvaro, lalu Leon lari karna tidak ingin terkena amukan alvaro.

"Sialan Lo!!"umpat alvaro dengan menegang dahinya.

"Aku capek kamu beresin ini ya soalnya aku mau siapain makan siang"ucap dara dan segera menutup laptopnya, lalu bangkit menuju ke dapur.

"Siap sayang"ucap alvaro lalu segera membereskan ruang tamu yang berantakan karna ulah leon bantal sofa yang sudah tidak tau di mana letaknya.

Dara menghidupkan kompor dan mulai memasak,namun saat akan memotong kentang ia merasa sangat pusing seperti berputar-putar dan membuat nya terjatuh dan gelap ia tak tahu apa yang terjadi setelahnya.

"Sayang udah beres semua"ucap alvaro dengan berjalan santai ke dapur.

"Kam--"

"Dara kamu kenapa!!"alvaro langsung berlari dan memangku kepala dara dan menepuk pipinya pelan.

"Sayang kamu kenapa bangunn!!"

Alvaro segera menghubungi Leon yang mungkin belum jauh dari sini unutk kembali lagi dan membawa mereka ke rumah sakit karna tidak mu mungkin dirinya membawa dara dengan motor karna mobilnya sedang di bengkel.

Setelah mematikan kompor alvaro segera membopong dara keruang tamu dan merebahkan dara di sofa dan terus menepuk pipi dara dia berharap dara sadar.

Sekitar 10 menit suara mobil Leon terdengar dan segera alvaro membawa dara keluar dari rumah dan masuk kedalam mobil Leon.

"Ini kenapa bisa kayak gini Al??"tanya Leon dengan panik.

"Udah gak usah banyak bacott cepet bawa ke rumah sakit terdekat"ucap alvaro.

Dengan menyalip beberapa pengendara yang berlalu lalang di jalan leon hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit sampai di rumah sakit.

"Suster tolong!!"teriak alvaro setelah sampai di depan rumah sakit dan segera suster membawa brankar dan segera memebawa dara ke IGD.

"Maaf anda tidak bisa masuk tunggu di luar"ucap suster tersebut dan menutup pintu.

"Gue mau liat istri gue"ucap alvaro dengan sedikit berteriak.

"Al tenang gue yakin dara gak kenapa-kenapa"ucap Leon dengan mengusap punggung alvaro.

"Gue gak bisa jagain dia makanya dia kayak gini Yon gue hiks ini salah guee"ucap alvaro dengan teriak.

"Gak ini bukan salah Lo,mungkin dara cuman kecapean aja"jelas Leon.

"Ini kenapa!?dara di mana Al dia kenapa!?"revan berlari dengan tergesa-gesa.

Leon lah yang menelfon Revan agar segera ke rumah sakit karna jika menelfon orang tua dara ataupun Alvaro takutnya mereka sedang sibuk.

"Dia pingsan gue gak tau dia kenapa,maafin gue bang gue lalai jagain dara"ucapnya.

Revan menepuk pundak alvaro,dia tak pernah melihat alvaro terlihat serapuh ini.

Karna Revan tidak ingin terlihat rapih ia menguatkan Alvaro"Lo tenang dara gak bakal kenapa-napa"

"Tapi bang di--"

"Dokter keluar membuat alvaro yang tengah duduk langsung berdiri"gimana keadaan isrti saya dok"tanya alvaro to the poin.

"Ohh anda suaminya!?"ucap dokter itu.

"Mari kita bicarakan di ruangan saya"ucap dokter itu dan segeralah Revan dan alvaro mengikuti dokter itu.

"Jadi gimana pak?"tanya revan yang juga khawatir dengan keadaan  adiknya itu.

"Jadi sekarang istri anda sedang berbadan dua"ucap dokter membuat alvaro dan Revan menuergitkan dahi berbadan dua?

"Jadi istri saya ketempelan gitu dok"tanya alvaro ia pikir istrinya ketempelan setan gituu.

"Hah!??dara ketempelan setan gitu ini mah harus di rukiyah al!?emang di rumah kalian banyak demitnya ya!?"tanya revan dengan heboh juga.

"Gue juga gak tau sih bang tapi bisa jadi sih nanti gue bakal panggil sandi buat cariin dukun"ujar alvaro dengan membuka ponselnya dan menelfon sandi.

"Jadi begini ini buk--"dokter baru akan menjelaskan kepada mereka berdua namun panggilan di ponsel alvaro sudah terhubung dengan sandi.

"Halo san!! Lo dimana gue butuh Lo sekarang"ucap alvaro dengan agak berteriak heboh.

"Hah!?lo kenapa kerampokan gue kesana sekarang"ucap sandi dengan nada khawatir.

"Bukan ini lebih parah lagi"

"Iya bangsat! Lo kenapa?"ucap sandi dengan kesal.

"Jadi dara berbadan dua dan gue butuh Lo"

"Apa!! Wah selamat ya broo sumpah gue gak nyangka kalian udah mantap-mantap"ucap sandi dengan heboh"gue bakalan jadi om dongg"lanjut sandi.

"Trus kenapa lo heboh banget sihh,minta tolong sama gue kenapa !??"tanya sandi dan malah kini Alvaro yang diam.

"Gue bakalan jadi om dongg"ucapan sandi terngiang-ngiang di kepala nya dan membuatnya melamun.

"Ini gimana sih,kan gue bilang dara ketempelan kok dia malah bilang bakalan jadi om sih"ucap alvaro dengan binggung.

"Emang si sandi oon tuh gak jelas,udah biar gue aja yang cari dukunnya"ucap Revan dengan bangun dari duduknya.

"Maaf disini saya belum menjelaskan semuanya"ucap dokter yang sedari tadi mereka abaikan.

"Maksudnya dok?"tanya alvaro.

"Jadi berbadan dua itu,dara sedang hamil"ucap dokter itu membuat alvaro menganga dan tak beda jauh dengan revan yang juga sudah membuka mulutnya dengan lebar.

"Apaa!!" Teriak mereka berdua bersamaan.

Alvaro langsung keluar dari ruangan dokter itu dan masuk kedalam ruangan dara di rawat dia merasa sangat senang namun di sisi lain juga dia khawatir karena di usia dara yang masih remaja harus mengandung dan dia juga belum siap menjadi seorang ayah nantinya.

Setelan membuka pintu Alvaro melihat dara yang masih berbaring dengan memijit kepala nya.

"Kepala aku sakit banget Al"ucap dara setelah melihat alvaro duduk di kursi dekat berankar nya.

"Maaf ya sayang ini gara-gara aku"ucapnya dengan mengengam tangan dara dan menangis entah lah dia sangat binggung sekarang bangaimana dengan sekolah mereka?bagaimana jika orang tua mereka tau apakah akan marah? Walaupun mereka sudah sah tapi mereka masih perlu untuk melanjutkan pendidikan mereka.

"Udah jangan nagis udah mau jadi ayah kok masih cengeng"ucap dara dengan mengusap lembut kepala Alvaro,dara juga sebenarnya binggung kalo dia hamil bagaimana sekolahnya?.

KARNA PERJODOHAN[on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang