Putri Agung langsung membungkuk hormat dan berjalan perlahan kehadapan sang Raja. Dia melipat sedikit gaunnya dan langsung berlutut dihadapan Raja.
Melihat hal tersebut Raja langsung menghela nafasnya kesal melihat kelakuan Putri Agung yang benar-benar sudah keterlaluan dan sangat tidak layak diberi gelar Putri Agung.
"(Y/n), kamu pergi kemana?" Tanya Ratu yang khawatir dengan keadaan Putri semata wayangnya itu.
Penampilan yang sangat berantakan dan tidak layak dihiasi cipratan darah dimana-mana membuat Putri Agung terlihat seperti seorang pembunuh.
" hanya bermain," jawab Putri Agung tak menjelaskan kemana tujuan aslinya kepada kedua orang tuanya.
"Bermain? Kau hanya tau bermain saja!" Tegas Raja yang langsung marah mendengar jawaban Putri Agung.
" pelayan! Berikan aku sebatang bambu," titah Raja yang sontak membuat seluruh orang didalam kediaman Putri Agung terkejut.
Raja berdiri dari duduknya menghampiri Putri Agung yang masih berlutut dan menunduk tak berani menatap wajah sang Ayah yang begitu marah.
"Angkat wajahmu, kamu harus diberi pelajaran," ujar Raja yang tidak lagi memberi ampun kepada Putri Agung.
Putri Agung langsung mendongak keatas menatap wajah sang Ayah dari bawah. Tangan Putri Agung langsung dijulurkan ke depan tanpa aba-aba saat melihat bambu yang di minta Raja sudah datang.
Plak!
Bambu tersebut melayang di kedua telapak tangan Putri Agung hingga telapak tangannya memerah akibat pukulan kencang dari Raja.
"Seorang Putri Agung tidak dilahirkan untuk memegang pedang! Tidak membunuh! Dan memiliki etika yang baik sebagai seorang perempuan"
Plak!
Pukulan kedua kembali mendarat di tangan Putri Agung hingga memerah. Tanpa suara ringisan apapun Putri Agung hanya termenung mengabaikan semua perkataan Raja dan bergulat dengan pikirannya sendiri.
"Seorang Putri Agung dilahirkan untuk membawa negara ini menjadi lebih baik lagi. Bukan malah bermain seperti anak kecil! Tanggung jawabmu besar (y/n)!"
Plak!
Pukulan ketiga yang lebih kencang mendarat di telapak tangan Putri Agung. Melihat putri semata wayangnya di pukul membuat Ratu menangis khawatir.
Tapi dia tidak bisa melakukan apapun.
" berkuda? Para Putri Bangsawan diharuskan menaiki kereta kuda bukan menunggangi kuda! Dimana keanggunanmu Kyung (y/n)!"
Plak!
Plak!
Plak!
Raja terus memukul telapak tangan Putri Agung hingga telapak tangan perempuan itu bercucuran darah. Bahkan Ratu sudah tidak kuat melihat siksaan yang diberikan raja kepada putrinya sendiri.
Pangeran Niki yang melihat hal itu hanya bisa berdiam diri. Menatap khawatir keadaan Putri Agung yang benar-benar tidak memperdulikan pukulan tersebut.
Berbeda dengan Xona yang sudah menangis dalam diam sembari menunduk. Tak sanggup melihat Putri Agung dihukum seperti itu.
Plak!
Pukulan kesepuluh. Pukulan terakhir yang diberikan Raja mengakhiri sesi hukuman tersebut.
Ctak!
Raja langsung memotong bambu tersebut menjadi dua dan membuangnya asal. Bahkan Raja sendiri tak sanggup melihat luka tangan Putrinya akibat pukulan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back for you [Yang Jungwon X You]
Fanfiction"Aku harap aku bisa melihat betapa cantiknya wajahmu." Seorang komandan jendral yang buta di tugaskan menjaga perbatasan oleh raja. Tanpa di sangka-sangka tuan putri semata wayang kerajaan yang suka kabur di istana tak sengaja selalu bertemu dengan...