17. Rencana Pernikahan Kerajaan

601 153 8
                                    

Sesampainya di tebing air terjun Putri Agung langsung turun dari kudanya di bantu tuan muda Huang. Air terjun yang sangat indah membuat Putri Agung sangat senang walaupun hanya menyaksikannya.

Putri Agung langsung duduk di atas batu benar-benar menikmati keindahan air terjun di hadapannya yang sangat indah.

Berbdea dengan tuan muda Huang yang masih sibuk menancapkan kayu untuk mengaitkan tali Xuxu agar tidak kabur.

Setelah selesai menancapkan kayu tuan muda Huang langsung menghampiri Putri Agung dan duduk si sebelahnya menikmati air terjun juga.

" Renjun, kamu benar-benar tidak ingin memperjuangkan Xona lagi?" Tanya Putri Agung yang benar-benar tidak percaya jika tuan muda Huang akan begitu cepat menyerah dengan Xona.

Tuan muda Huang menghela nafasnya panjang setelah mendengar pertanyaan dari Putri Agung.

" kamu dengar dekret yang di berikan ayahmu? Sudah jelas tertera disana bahwa aku akan tinggal di utara selama Putri Ximen masih melangsungkan pernikahan. Sekalipun aku memperjuangkan Xona hubunganku dengannya juga tidak akan berjalan dengan baik," ujar tuan muda Huang yang membuat Putri Agung mengangguk kecil mendengarnya.

" bagaimana rasanya jatuh cinta? Aku tidak pernah merasakannya," ucap Putri Agung.

Tuan muda Huang langsung menoleh ke arah Putri Agung sembari tertawa kecil mendengar ucapan polos yang keluar dari mulut Putri Agung.

" seorang Putri Agung tidak perlu jatuh cinta untuk mencari laki-laki, Raja akan memberikan laki-laki terbaik untukmu," ujar tuan muda Huang yang langsung membuat Putri Agung mendecih kesal mendengarnya.

"Mendengar itu entah aku harus bersyukur atau tidak,"ujar Putri Agung.

"Manusia memiliki kelebihan dan kekurangan mereka. Saat kamu menjadi rakyat biasa, kamu akan berpikir apakah kamu bisa menjadi seorang bangsawan? Dan saat menjadi seorang bangsawan,kamu akan berpikir apakah kamu bisa menjadi seseorang dari keluarga kerajaan? Dan saat kamu lahir di keluarga kerajaan juga berpikir apakah kamu bisa sebebas rakyat biasa? Tidak ada yang sempurna dalam hidup kita kecuali kita bersyukur atas hidup kita sendiri," jelas tuan muda Huang.

Dari dalam bajunya tuan muda Huang mengambil satu bungkus kue kering yang ia ambil dari dapur kerajaan secara diam-diam dan menyodorkan kue tersebut ke hadapan Putri Agung.

" hidup kita tergantung diri kita sendiri. Kalau kamu mau mengubahnya, kamu harus berusaha dan yakin bahwa kamu bisa mengubah hidupmu," lanjut tuan muda Huang.

"Bagaimana dengan hidupmu? Akan pergi bersama dengan Putri Ximen sebentar lagi, tidak ingin mengubahnya?" Tanya Putri Agung yang masih penasaran alasan Tuan muda Huang begitu cepat menyerah kepada Xona.

" kalau itu, sudah kubilang aku sudah menyerah duluan."

Dia langsung melahap habis satu kue kering di tangannya ke dalam mulutnya. Setelah itu dia berdiri dari duduknya dan berjalan mendekat ke tepi tebing.

" jika memang berjodoh, sejauh apapun aku berpisah dengannya, sebuah dekret kecil tidak akan bisa memisahkan kami."

■■■■

Kasim Eun masih mendampingi Raja di perpustakaan kerajaan. Raja yang sibuk membaca dokumen kerajaan menyadari bahwa Kasim Eun sedari tadi menatap ke arahnya.

"Apa yang mau kau katakan Kasim Eun?" Tanya Raja menolehkan pandangannya ke arah Kasum Eun.

"Penasihat perang memberi kabar bahwa perbatasan barat kerajaan sedang kritis dan but-"

" kirim pasukan komandan Yang sekarang, suruh dia untuk pergi ke perbatasan malam ini juga!" Potong Raja yang langsung mengambil keputusan begitu mendengar Kasim Eun berbicara.

"Baik Yang Mulia," ucap Kasim Eun dan langsung undur diri dari perpustakaan Kerajaan.

"Yang Mulia, Kasim Eun datang menemui anda," teriak pengawal kerajaan dari luar perpustakaan.

"Suruh dia masuk," titah Raja tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas kerajaan.

Pria paruh baya yang masuk dengan jubah Kasim tersebut langsung membungkuk hormat menyapa Raja yang masih sibuk duduk di kursinya.

"Ada apa?" Tanya Raja kepada Kasim Tan.

" Kerajaan di Timur menginginkan Kabar Putri Agung Nanhe, Yang Mulia."

Perkataan dari Kasim Tan membuat Raja langsung berhenti membaca dokumen kerajaan di depannya. Perlahan tangannya menutup dokumen tersebut dan menatap ke arah Kasim Tan.

" mereka mengirim surat ancaman Yang Mulia, jika dalam 3 bulan ini anda tidak membalasnya, mereka akan menerobos masuk di gerbang timur dan menghancurkan seisi kota," jelas Kasim Tan seraja berlutut di hadapan Raja takut akan murka Raja kepadanya.

Terdengar helaan nafas panjang dari Raja yang membuat Kasim Tan langsung mengerutkan keningnya bingung dan melirik kecil ke arah Wajah Raja yang terlibat biasa saja.

Itu tidak seperti biasanya.

Karena setiap surat ancaman ataupun surat lainnya dari istana timu akan selalu di tolak bahkan Raja sendiri tidak memperdulikan amukan dari kerajaan Timur sendiri.

" aku akan mengirim balasannya, pergilah mengurus kediaman Putri Agung Nanhe," titah Raja kepada Kasim Tan.

" baik Yang Mulia," ucap Kasim Tan.

Kasim Tan langsung berdiri dan keluar dari perpustakaan kerajaan dengan perasaan penasarannya. Karena untuk pertama kalinya Raja tidak marah saat seseorang membahas pernikahan Putri semata wayangnya.

" Kasim Tan, Pengawal kediaman Putri Agung mencari anda," ujar salah satu pengawal Raja yang baru saja datang menghampiri Kasim Tan.

" ada apa?"

" katanya Putri Agung kabur lagi," jelas pengawal tersebut sembari menunduk karena takut terkena amukan Kasim Tan.

" sejak kapan?" Tanya Kasim Tan.

" sejak sidang tadi, dia pergi bersama dengan Tuan Muda Huang," jawab pengawal tersebut.

Kasim Tan mengangguk kecil lalu menepuk bahu pengawal tersebut pelan, "selagi jam malam istana belum berbunyi, Putri Agung boleh berbuat sesukanya. Jangan sampai orang lain tahu Putri Agung pergi dari kediamannya atau aku akan memenggal kepalamu."

Setelah berbicara seperti itu Kasim Tan langsung lewat begitu saja dihadapan Pengawal Raja yang terlihat ketakutan dengan ucapannya.

Saat keluar dari perpustakaan, Kasim Tan di suguhi pemandangan Hujan yang cukup deras turun dari langit membasahi hamparan kebun istana yang bersebrangan dengan perpustakaan istana.

Tak sengaja Kasim Tan melihat seseorang yang berjalan di bawah hujan dengan tongkat kayu di tangan kanannya dan payung di tangan kirinya. Sudah sangat jelas bahwa dia adalah Komandan Yang.

Tuk!

Tak sengaja tongkat kayu tersebut mengenai sepatu Kasim Tan yang membuat Jungwon langsung berhenti melangkah dan segera membungkuk hormat.

" maafkan saya,suara hujan membuat konsentrasi saya sedikit goyah" ujar Jungwon.

Terdengar tawa kecil dari Kasim Tan mendengar permintaan Jungwon," tak apa."

Jungwon langsung menghela nafasnya lega mengetahui bahwa dihadapannya sekarang adalah Kasum Tan.

"Anda mau menemui Raja,Kasim Tan?" Tanya Jungwon.

" tidak, aku hanya menyampaikan kabar dari Kerajaan timur saja," ujar Kasim Tan.

"Kerajaan Timur? Memangnya ada apa? Setau saya Raja meminta saya untuk menghadapi konflik di perbatasan Barat, apa keadaan disana juga kritis?" Tanya Jungwon bertubi-tubi.

"Tentu tidak Komandan Yang. Aku hanya menyampaikan surat lamaran," ujar Kasim Tan sembari tertawa kecil.

"Lamaran?"

"Iya, sepertinya tahun ini Kerajaan akan menggelar 2 pernikahan sekaligus dalam waktu dekat. Beberapa hari lagi Putri Ximen dan mungkin saja beberapa bulan ke depan, Putri Agung Nanhe akan menyusul."

■■■■
Haii
Apa kabar?
Semoga baikkk yaa♡♡
Jangan lupa untuk vote dan comment uri readers nim♡♡
Di tunggu kelanjutannya ya♡

Back for you  [Yang Jungwon X You]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang