Setiap hari Xona terus menjaga Putri Agung, mengganti perban tangan Putri Agung serta memberikan obat penawar dari para Tabib.
Para Tabib rutin datang setiap 4 jam sekali ke kediaman Putri Agung untuk memeriksa keadaan Putri Agung yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Kadar Racun dalam tubuh Putri Agung perlahan menghilang. Tapi, perempuan itu masih belum sadar dari tidurnya.
Tentang dekret pernikahan, Xona sudah mendengarnya. Bahkan seluruh dunia sudah tau tentang pernikahan Putri Agung dan Pangeran niki kecuali Putri Agung sendiri.
Entah bagaimana respon Putri Agung mendapati informasi ini setelah bangun nanti.
Xona yang sudah selesai mengganti perban tangan Putri Agung pergi keluar dari kamar Putri Agung untuk membuang bekas perban dan juga mengambil obat dari Tabib.
Setelah kepergian Xona, jendela kamar Putri Agung perlahan terbuka. Bukan karena hembusan angin melainkan dorongan dari seseorang yang mencoba menerobos masuk.
"Tuan, apa anda tidak akan kena masalah?" Tanya salah satu pelayan yang tengah membantu tuannya untuk menerobos masuk kedalam kamar Putri Agung.
"Asal tidak salah ruangan itu tidak masalah"
Pelayan tersebut langsung membuat tumpuan kepada tuannya agar bisa naik ke atas jendela dan masuk kedalam kamar Putri Agung.
Dugh!
"Tuan! Anda tidak apa?" Tanya pelayan tersebut dari bawah saat melihat kepala tuannya terbentur ujung jendela.
" tidak papa,penglihatanku kurang bagus," jawabnya seraya masuk kedalam kamar Putri Agung perlahan-lahan.
Di dalam kamar, tangannya bergerak meraba setiap tempat yang ia lewati, memastikan ia tidak membuat sesuatu yang bising dan mengganggu ketenangan kediaman Putri Agung.
Sampai tangannya merasa menyentuh sebuah tirai yang menutupi tempat tidur Putri Agung. Dia membuka tirai tersebut dan mengikatnya.
Setelah itu ia merendahkan tingginya dan meraba pinggir kasur hingga tangannya menyentuh tangan Putri Agung yang baru saja di perban.
Tangan Putri Agung ia raih dan mengusapnya perlahan. Tangan halus Putri Agung tergantikan dengan alas perban yang cukup kasar dibagian luarnya.
"Lihatlah, aku hanya membawa masalah untukmu"
"Kini, tanganmu terluka sangat parah karena mengunjungiku. Harusnya kau tidak melakukan hal seperti ini"
" aku sudah mendengar kabar pernikahanmu, sepertinya Raja sangat senang hingga papan pengumuman di desa hingga barak adalah kabar pernikahanmu"
" perlakukan Pangeran Niki dengan baik, kurangi sikap bermainmu karena kau akan menjadi seorang pemimpin negara dengan tanggung jawab yang besar"
"Jangan khawatir, aku akan selalu ada untukmu. aku akan mengantarkan surat kemenangan setiap perang berlangung, mengirim kue kering buatan bunda untukmu serta melindungimu dengan kekuatanku walaupun tidak secara langsung"
" mataku memang tidak bisa melihat wajah cantikmu tetapi hatiku merasakan kebaikan hatimu"
" selamat atas pernikahanmu, Putri Agung Nanhe," ucap Komandan Yang mengakhiri sesi monolognya kepada Putri Agung.
Tapi, saat ia mau berdiri tubuhnya tertahan saat Putri Agung memeluknya. Tentu saja hal tersebut membuat Komandan Yang terkejut karena ia tidak menyangka jika Putri Agung akan memeluknya.
"Bukankah anda s-"
" pengecut! Kenapa hanya berani bicara saat aku sendiri tidak bisa mendengarmu? Apa dengan begini aku bisa mengerti?" Keluh Putri Agung yang sedari tadi mendengar Komandan Yang berbicara kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back for you [Yang Jungwon X You]
Fiksi Penggemar"Aku harap aku bisa melihat betapa cantiknya wajahmu." Seorang komandan jendral yang buta di tugaskan menjaga perbatasan oleh raja. Tanpa di sangka-sangka tuan putri semata wayang kerajaan yang suka kabur di istana tak sengaja selalu bertemu dengan...