Way #4 | You're My Idol and I Like You!

19 2 0
                                    

Sebelum baca, alangkah lebih afdal kalo kalian klik dulu ☆ yang ada di bagian pojok kiri bawah supaya berubah jadi ★
Biar enggak kosong kayak hati(mu), hehe

Terima kasih😊

💘

KEDUA tangan Nara terlipat di depan dada. Wajah perempuan muda itu terlihat kusut. Makin kusut ketika laki-laki yang duduk di kursi kemudi tak henti tertawa.

Nara berdecak kesal. Ia menengok kanan, menatap tajam Sakra. "Bisa berhenti, enggak?" sewotnya.

Sakra melirik Nara sekilas. Laki-laki itu hanya tersenyum kemudian.

Nara memalingkan pandang dari Sakra ke depan. Jujur, ia sangat malu saat ini karena salah satu momen absurd di masa lalunya tiba-tiba diungkit. Lazimnya, momen itu sudah dilupakan karena terjadi 15 tahun yang lalu. Akan tetapi, siapa yang tahu kapasitas daya ingat seseorang?

Mobil Sakra berhenti tepat di depan sebuah rumah minimalis dengan pagar kayu. Itulah rumah keluarga Nara.

"Makasih udah nganterin," ucap Nara sekenanya. Perempuan muda itu langsung keluar mobil, tanpa berpamitan terlebih dahulu.

Sakra cukup tercenung. Ia lantas bergegas menyusul Nara. Sepertinya, Nara marah padanya.

Nara hendak membuka pagar rumah, tetapi gerakannya ditahan cepat oleh tangan seseorang. Perempuan muda itu menoleh dan melihat Sakra yang berdiri di sampingnya. Tatapan mereka pun bertemu.

"Kamu marah?"

Nara tidak langsung menjawab. Ia menjauhkan tangan dari pagar dan beralih memasukkannya ke saku kardigan. "Enggak," jawabnya. "Aku enggak marah. Cuma ... enggak suka aja inget-inget kejadian itu."

Sakra merasa sedikit lega, tetapi tetap ada rasa bersalah yang terselip di hati karena telah mengungkit salah satu momen di masa lalu Nara sekaligus masa lalunya. Ia tidak tahu kalau hal itu akan mengusik Nara.

"Lagian, kamu nganggep kejadian itu serius, ya? Kok, sampe sekarang masih inget? Aku aja udah lupa." Lupa sedikit, sih, lanjut Nara dalam hati.

Kedua alis Sakra terangkat tinggi merespons pertanyaan Nara. Laki-laki itu refleks mengusap tengkuk. Entah mengapa, ia mendadak jadi ragu menjawab. Mungkinkah jika Sakra sedang dilanda gugup? Kalau begitu, sama halnya dengan Nara saat ini. Diamnya Sakra sukses membuat perempuan muda itu deg-degan. Khawatir saja jika nanti Sakra akan menjawab "ya" dan memunculkan kemungkinan bahwa selama 15 tahun ini, Sakra masih mengingat dirinya. Cinta pertamanya mengingat dirinya!


"Kalo itu, sebenernya---"

"Iya, hati-hati, ya, Bu. Sekali lagi makasih udah dianterin pulang. Nanti kita arisan lagi."

Ucapan Sakra terpotong oleh suara lain. Nara dan Sakra serempak menoleh ke sumber suara. Mereka melihat sebuah mobil hitam di seberang jalan. Beberapa detik kemudian, mobil tersebut berlalu dan menampakkan seorang wanita paruh baya yang masih tampak ayu. Wanita itu menatap mereka berdua. Ekspresinya seperti terkejut, tetapi hanya beberapa saat. Ia segera menguasai diri dan menyeberang jalan.

Nara membasahi bibir. Rasa gugupnya kian bertambah. Ia jadi memikirkan reaksi wanita paruh baya itu ketika bertemu Sakra. Kira-kira, Bunda masih inget, enggak, ya? batinnya.

Way of Love | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang