Way #5 | Pick You Up at 5 PM

33 1 0
                                    

Sebelum baca, alangkah lebih afdal kalo kalian klik dulu ☆ yang ada di bagian pojok kiri bawah supaya berubah jadi ★
Biar enggak kosong kayak hati(mu), hehe

Terima kasih😊


💘


"NARA, kamu kenapa, sih? Dari tadi bengong aja. Emang kerjaan udah selesai?"

Nara melirik Lata, teman kantornya yang menempati bilik sebelah kanan. "Udah selesai, kok. Makanya, aku puas bengong."

Lata tertawa kecil menanggapi jawaban Nara. "Bisa aja kamu. Omong-omong, kamu bengong karena apa, sih? Boleh kali, cerita sama temen kantormu yang cantik dan unyu ini."

"Halah, unyu kayak kunyuk aja bangga!"

Nara dan Lata serempak menoleh ke sumber suara. Pandangan mereka kini terpusat pada laki-laki berkemeja biru muda yang baru saja muncul dan kini tengah bersandar pada bilik Nara.

"Dih, main nyamber aja kamu, tuh, Sep! Pake ngatain segala kalo aku unyu kayak binatang kunyuk. Sejak kapan kunyuk itu unyu, ha?" sewot Lata.

"Panggil nama orang, tuh, yang bener! Sapta, tuh, namanya udah bagus, enggak usah pleset-plesetin jadi Asep. Lagian, kunyuk itu emang unyu, kok. Apalagi, kalo lagi nyengir lebar. Ceria banget keliatannya."

"Ih, Asep, mah! Nara, marahin Asep, dong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ih, Asep, mah! Nara, marahin Asep, dong. Masa aku disama-samain kayak kunyuk," rengek Lata dengan wajah memelas.

Bukannya memberi tanggapan, Nara justru diam dengan tatapan kosong. Lata dan Sapta baru sadar keadaan temannya itu. Mereka saling lirik, seolah bertanya. Akan tetapi, berakhir saling angkat bahu, tanda tak tahu.

"Nara, kok, bengong lagi? Kamu kenapa, sih, sebenernya? Lagi ada masalah, ya?"

"Dari tadi dia bengong?"

Lata mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Sapta.

"Ra, kamu kenapa?" Sapta ikut bertanya.

Nara tersentak dari lamunan setelah merasakan guncangan pelan dari pundak. Ia menengok kanan dan bertemu pandang dengan Lata. Ia juga melirik Sapta sekilas. "Eh, maaf, maaf," ucapnya. "Lagi kurang konsentrasi, nih."

"Ada yang lagi kamu pikirin, Ra?" Lata bertanya penasaran. "Kalo kamu mau cerita, kita berdua siap, kok, dengerin. Iya, 'kan, Sep?"

Sapta sebenarnya ingin memarahi Lata terlebih dahulu karena kembali memanggilnya 'Asep', tetapi ia rasa perihal Nara lebih penting sekarang. Laki-laki itu mengangguk, lalu berkata sambil menatap Nara, "Bener, Ra. Kalo mau cerita, cerita aja. Tapi, kalo enggak mau, ya ... kita enggak maksa juga, kok. Senyaman kamu aja gimana."

Way of Love | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang