Way #16 | Meghana

8 0 0
                                    

Sebelum baca, alangkah lebih afdal kalo kalian klik dulu ☆ yang ada di bagian pojok kiri bawah supaya berubah jadi ★Biar enggak kosong kayak hati(mu), hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca, alangkah lebih afdal kalo kalian klik dulu ☆ yang ada di bagian pojok kiri bawah supaya berubah jadi ★
Biar enggak kosong kayak hati(mu), hehe

Terima kasih😊


💘


MUNGKINKAH dia jatuh hati
Seperti apa yang kurasa
Mungkinkah dia jatuh cinta
Seperti apa yang ku damba

Lagu "Andai Dia Tahu" milik Kahitna mengalun lembut melalui earphone yang menyumpal kedua telinga Nara. Lagu tersebut menjadi teman Nara sembari menunggu kedatangan Sakra, sang pujaan hati. Sesuai janji, Sakra akan menjemput Nara dan mengantar pulang ke rumah. Laki-laki itu juga sudah mengabari Nara kalau akan tiba beberapa menit lagi.

Semenjak menjadi pacar resmi Sakra beberapa hari lalu, Nara merasakan perubahan. Perubahan dalam artian positif. Ia merasa diperhatikan dan juga disayang, walaupun ia sudah mendapatkan dua hal itu dari keluarga. Namun, perhatian dan kasih sayang Sakra rasanya berbeda. Mungkin klise, tetapi Nara merasa seperti ada kupu-kupu yang beterbangan di perut, membuatnya geli dan melambung. Nara bahagia bisa menjalin hubungan dengan Sakra. Seolah-olah, ia adalah wanita paling bahagia yang bisa menjalin hubungan dengan laki-laki itu.

Menjalin hubungan pacaran dengan Sakra tentu di luar ekspektasi Nara. Pertemuan kembali setelah 15 tahun lamanya juga tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Lagi pula, siapa yang mengira jika Dipta---guru les Rayi---adalah Sakra, teman sebangku Nara saat SD sekaligus cinta pertama perempuan itu?

Tin! Tin!

Nara tersentak akibat suara tersebut. Tubuhnya seperti baru saja tersetrum listrik. Perempuan muda itu menoleh ke sumber suara dan menemukan sebuah mobil sedan berwarna hitam yang melaju pelan ke arahnya. Nara langsung tersenyum. Ia tahu siapa pemilik mobil sedan tersebut. Akhirnya, pangeran berkudaku dateng juga, batinnya dengan cukup hiperbolis.

Suara pintu yang dibuka, lalu ditutup menyadarkan Nara dari keterpanaan sesaat. Seorang laki-laki berjalan menghampirinya dengan senyum terbaik.

"Lama, ya, nunggunya?"

Nara secara otomatis menggeleng. Kedua sudut bibirnya masih tertarik ke atas. Matanya pun memandang Sakra terlampau lekat.

Sakra yang menyadari ekspresi Nara jadi merasa heran. "Kamu kenapa, Na? Enggak kesurupan, 'kan?"

Senyum Nara seketika lenyap begitu mendengar pertanyaan Sakra. Perempuan itu langsung meninju pelan bahu laki-laki di hadapan. Korban tinjuan pelan itu refleks mengaduh, padahal sakitnya tidak seberapa. Tidak yang perempuan, tidak yang laki-laki, sama saja hiperbolis.

"Enggak lucu, ah, pertanyaannya," sungut Nara dengan bibir mengerucut.

Sakra tertawa kecil melihat ekspresi Nara. Ia lantas membalas, "Emang siapa yang lagi ngelucu coba? Aku, kan, tanya aja. Memastikan."

Way of Love | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang